Jiminie Takut

10K 994 124
                                    

"Heh, gendut."

Jimin menoleh dengan alis menukik dan bibir mengerucut, wajahnya kesal ketika Yoongi memanggilnya seperti itu. Padahal Jimin lagi asik-asiknya menggambar pohon di kertas yang diberikan Jungkook tadi. Dan si kakek ini sedari tadi mencoba mencari perhatiannya.

"Mau ku beritahu sebuah cerita?" Yoongi bertanya ketika Jimin masih melayangkan tatapan kesalnya. Mereka di ruang keluarga hanya berdua, Jungkook tadi izin pergi ke toilet karena ingin buang air besar. Yoongi hanya tidak tau apa yang harus dilakukan dengan bocah ini, oh ayolah ia tak berpengalaman dengan 'anak' kecil.

Mendengar ucapan Yoongi, Jimin segera melepas crayonnya dan berjalan mendekati Yoongi. Kemudian menjulurkan tangannya yang kotor karena crayon, Yoongi kemudian menghembuskan napasnya dan meraih tisu basah untuk membersihkan tangan Jimin yang kotor. Kemudian Jimin meraih cookies untuk memakannya lalu duduk di pangkuan Yoongi, bersiap mendengarkan cerita yang Yoongi siapkan.

"Kau tau, Jiminie? Saat malam, di rumah ini akan menjadi sangat seram. Lampu akan dimatikan dan Seokjin juga yang lainnya akan tidur. Seorang anak kecil bernama Jiminie hanya dapat terdiam di ranjang dengan memeluk boneka beruangnya. Malam itu sangat gelap, dan sepi...," Yoongi menyeringai ketika Jimin berhenti memakan cookiesnya dan mendongak menatap serius pada Yoongi. Jimin perlahan membalikkan tubuhnya dan berupaya merapatkan tubuhnya dengan Yoongi. Terlihat sekali bahwa Jimin sedang ketakutan.

"...kemudian ada yang berbunyi di bawah ranjang Jiminie. Semakin keras hingga membuat Jiminie ketakutan. Jiminie sudah memanggil Appa berkali-kali namun tidak ada sahutan. Lalu tiba-tiba boneka beruang yang ada di tangannya berubah menjadi menyeramkan. Kemudian...."

"HUAAAA!"

Yoongi berubah panik ketika tiba-tiba saja Jimin menangis keras dan melempar boneka beruang yang tadi ada di tangannya. Jimin memeluk Yoongi erat dan makin mengeraskan tangisannya, membuat telinga Yoongi sakit saja. Yoongi mencoba menenangkan Jimin dengan mengelus punggungnya.

Tangisan Jimin agak mereda, namun tubuhnya masih bergetar dan tangannya memeluk leher Yoongi erat.

Hufft, jika saja Seokjin tahu hal ini maka habislah riwayat Yoongi.

"Jangan lanjutkan ceritanya, Jiminie takut. Huks.., huks..,"

Yoongi menyunggingkan senyum kecil, "baiklah. Tapi ada syaratnya, berhenti memanggilku kakek kura-kura. Panggil aku hyung." Yoongi berucap puas.

Jimin mengangguk pelan, "hiks..hiks.., o-okidoki, hyung."

Seokjin tiba-tiba datang, menatap Yoongi tajam. Dari mata Seokjin, dia bertanya apa yang terjadi pada Jimin. Seokjin sangat yakin bahwa ia mendengar tangisan Jimin tadi. Namun Yoongi menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara, menjawab bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi pada Jimin. Seokjin menatap ragu pada Yoongi, kemudian akhirnya ia kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.

Yoongi menghembuskan napasnya lega. "Hey, sudah jangan menangis. Anak laki-laki tidak ada yang menangis, hyung saat kecil juga tidak pernah menangis." Yoongi menenangkan Jimin dan mendudukan pantatnya di sofa. Jimin duduk di pangkuannya, masih menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yoongi. Masih terisak.

"Jiminie takut, hyung. Hyung sih bercerita cerita seram." Gumam Jimin merajuk yang dapat di dengar oleh Yoongi. Jimin memajukan bibirnya kesal.

"Jiminie harus jadi anak yang baik, supaya cerita hyung tadi tidak terjadi pada Jiminie." Yoongi berkata menenangkan Jimin. Jimin menganggukkan kepalanya. Yoongi mengelus punggung Jimin, kemudian pria pucat itu meraih dot Jimin juga cookies yang belum habis di makan Jimin. Jimin menolak menghabiskan cookies dan lebih memilih menyumpal mulutnya dengan dot. Yoongi mencoba meraih boneka beruang Jimin dan kemudian mengatakan bahwa boneka beruang Jimin tidak jahat seperti di cerita Yoongi, Jimin yang awalnya menolak boneka itu akhirnya luluh dan menggenggam tangan boneka itu dengan dot yang masih berada di mulutnya.

Jungkook tersenyum lebar melihat bagaimana 'ahlinya' Yoongi menenangkan Jimin. Jungkook sudah selesai dengan urusannya di kamar mandi dan kembali untuk menemui Yoongi juga Jimin.

Ini akan menjadi tontonan kesukaan Jungkook.

-----

"Sembunyikan wajah bodoh mu itu, Taehyung. Kau membuat ku tidak nafsu makan." Hoseok meraup wajah Taehyung yang memandangi Jimin dengan wajah bodohnya. Tentu saja, Taehyung terkejut karena kehadiran seonggok cimol di rumah ini. Taehyung merasa ia menjadi orang paling bodoh diantara enam orang bodoh lainnya. Dan ketika ia meminta penjelasan pada Seokjin, Seokjin justru melayangkan tatapan tajamnya yang mengatakan agar ia menghabiskan makan malam dulu baru meminta penjelasan. Ah, hyung tertua itu memang menyeramkan.

Disisi lain Seokjin sedang menyuapi Jimin yang justru menyemburkan makanannya dari mulut. Memainkan makanan karena memang sepertinya Jimin tak tertarik makan saat ini. Namjoon yang terpaksa harus diam selama makan malam berlangsung karena Seokjin takut Jimin akan menangis lagi. Jungkook yang makan sambil bercerita pada Jimin tentang kartun yang di tontonnya pagi tadi. Dan Yoongi yang makan dalam tenang.

"Kookie liat dia ngeluarin senjatanya terus ngelawan musuhnya. Musuhnya kalah, terus ditangkap polisi." Jungkook bercerita dengan antusias dan Jimin mendengarkan dengan bibir mengerucut karena penasaran ingin menonton kartun itu juga bersama Jungkook.

"Jiminie ingin nonton kartun itu juga, Kookie." Jimin berucap dan mengabaikan sendok berisi nasi yang Seokjin tempelkan di bibir Jimin agar Jimin makan. Jungkook menganggukkan kepalanya antusias dan mengatakan mereka akan menonton kartun bersama nanti besok pagi karena memang kartun yang dimaksud Jungkook tayang saat pagi.

"Jiminie harus makan dulu baru boleh menonton bersama Kookie, ya." Seokjin mencoba merayu Jimin agar memakan makan malam yang sudah dibuat Seokjin. Namun Jimin menggelengkan kepalanya.

"Jiminie ingin nonton kartun saja. Jiminie sudah kenyang, Appa." Tolak Jimin yang mampu membuat Hoseok terperangah, ia saja bahkan tidak berani menolak makanan buatan Seokjin seperti itu. Seokjin akan berubah mengerikan ketika makanan yang susah payah dibuatnya ditolak.

Seokjin menghela napasnya, "Jiminie baru makan sedikit. Nanti Appa sedih kalau Jiminie tidak makan." Yoongi ingin tertawa saja ketika Seokjin menyebut dirinya seperti itu. Astaga, hal konyol apa yang terjadi disini?

Jimin menggeleng kuat dan justru menggerakan tangannya menyingkirkan sendok di tangan Seokjin. Alhasil sendok itu jatuh dengan nasi yang berceceran di lantai, semua orang terdiam menunggu reaksi Seokjin. Hoseok bahkan menyiapkan telinganya.

"JIMIN!"

Seokjin sebenarnya bukanlah orang yang penyabar, apalagi jika menyangkut makanan. Dan Jimin, matanya itu mulai berair dan bibirnya bergetar. Jimin menatap takut pada Seokjin kemudian tangisnya pecah. "Kookie...hiks...hiks...Kookie" Jimin meminta Jungkook menggendongnya dengan tangannya yang merentang pada Jungkook.

Seokjin menghembuskan napasnya dan memilih untuk membersihkan nasi yang berhamburan di lantai. Kemudian menyelesaikan makan malamnya. Membiarkan Jungkook menenangkan Jimin. Jimin kini berada dalam pangkuan Jungkook, menyembunyikan tangisnya di leher Jungkook. Dan Jungkook hanya dapat mengelus punggung Jimin karena ia tak tau apa yang harus dilakukan.

"Appa tidak sayang Jiminie lagi." Seokjin bisa mendengar Jimin mengadu pada Jungkook. Hufft, Seokjin perlu waktu untuk meredakan emosinya.

Yoongi berdiri dari kursinya, ia telah menyelesaikan makan malamnya dan pria pucat itu berjalan mendekati Jimin. Ia menyodorkan dot berisi susu pada Jimin, Jimin menerimanya dengan masih sesegukan kemudian Yoongi mengambil alih Jimin dari Jungkook sehingga Jungkook dapat memakan malamnya. Lalu ia membawa Jimin ke ruang keluarga.

Dan mari kita melupakan Namjoon yang berusaha sebisa mungkin untuk tidak berlari dan mencubit pipi Jimin saking gemasnya. Juga Taehyung yang ingin sekali meninggalkan makan malamnya dan ikut menenangkan Jimin.

9 Juni 2018

JIMINIE (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang