Jimin memeluk boneka beruangnya erat, cerita Yoongi menghantui kepalanya sehingga dia tidak bisa tertidur lagi. Beberapa menit yang lalu ia bisa tidur karena Seokjin menemaninya sambil menyanyikan lagu tidur, Jimin pun sudah tertidur namun kembali terbangun. Perlahan bola mata Jimin beraur, ketakutan membuatnya perlahan menangis kemudian membuang boneka beruang di tangannya. "Appa..." Lirihnya sambil mengusap matanya yang berair.
Beberapa menit dia bertahan seperti itu, hingga akhirnya Jimin memutuskan untuk keluar kamarnya dengan terisak. Berjalan tak tentu arah hingga langkah kakinya membawanya ke sebuah ruangan yang sejak Jimin datang selalu terkunci rapat.
"Hhghh...aahh...mmghh...fashh...terhhh."
Jimin bertanya-tanya siapa yang ada di dalam sana. Terserahlah siapa yang ada disana, yang jelas mungkin orang yang ada disana bisa menemaninya untuk tidur kembali. Jimin mengetuk ganas pintu itu hingga terdengar bunyi seseorang berdecak kesal kemudian pintu terbuka kasar. Terlihat Yoongi menatap Jimin kesal, sedangkan Jimin segera memeluk leher Yoongi.
"Hyung..., Jiminie tidak bisa tidur." Jimin mengadu sambil terisak. Yoongi menghela napasnya, pasti karena ceritanya tadi. "Temani Jiminie tidur, hyung." Pinta Jimin sambil menenggelamkan wajahnya di leher Yoongi.
Yoongi kembali menghela napasnya, "nanti ya. Hyung menyelesaikan pekerjaan hyung dulu. Jiminie tunggu di sofa ya." Yoongi menuntun Jimin untuk duduk di sofa di dalam studionya. Jimin duduk dan Yoongi dengan tidak rela harus menyerahkan boneka kumamon kesayangannya agar Jimin tidak bosan dan rewel. Yoongi berjalan menuju komputernya, kemudian entah bagaimana layar komputer yang hitam itu kemudian menyala dan menampilkan sepasang kekasih sedang berada diatas ranjang.
"Hggh....ahhhh....mmh.."
Astaga.
Yoongi segera menghentikan video laknat itu dan menyingkirkannya, ia segera menoleh cepat ke arah Jimin yang melebarkan matanya dan berkedip. Jimin berpikir apakah suara aneh itu berasal dari komputer Yoongi? Yoongi mengumpat, semoga saja Jimin tidak menceritakan hal ini pada Seokjin.
Yoongi melanjutkan pekerjaanya seolah tak terjadi apapun dan mengabaikan juniornya yang sudah terbangun, padahal ia sudah ingin 'keluar' namun semua itu terhenti karena Jimin mengetuk pintunya dengan brutal. Yoongi lagi-lagi mengumpat karena ia tak fokus dengan apa yang dikerjakannya, apalagi Jimin sepertinya belum tertidur di sofa sehingga Yoongi tak bisa melanjutkan apa yang ia kerjakan dengan video penuh desahan itu. Yoongi memegang celana bagian tengahnya yang mengembung. Meruntuki kebodohannya tentang menonton film dewasa tanpa headset.
"Yoongi hyung sedang apa? Jiminie ingin membantu." Jimin secara tiba-tiba sudah berada di samping Yoongi. Yoongi terkejut dan otak kotornya langsung bekerja. Membantunya menenangkan juniornya, eh? Namun sepertinya Jimin ingin membantunya tentang apa yang dikerjakan Yoongi dengan komputernya. Yoongi menghembuskan napasnya, kemudian Jimin ingin duduk di pangkuannya.
Shit.
Jimin menduduki juniornya yang tegang dan refleks Yoongi mendorong Jimin. Jimin tersentak dan menatap Yoongi kesal. Sedangkan yang ditatap gelagapan, "Jiminie tidur sekarang saja ya. Hyung akan menemani, ayo ke kamar." Yoongi meraih tangan Jimin dan menariknya keluar dari studio. Jimin kemudian merengek bahwa ia ingin tidur ditemani susu kesukaannya yang biasa dibuatkan Seokjin. Dan kemudian Yoongi hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal ketika dia merasa bodoh hanya untuk membuatkan susu untuk bocah bantet ini.
"Jiminie, biasanya Seokjin membuat susu dengan sendok berapa takar?" Yoongi melirik Jimin yang tenang duduk di kursi sambil mengucek matanya yang mengantuk.
"Tidak tau, hyung. Jiminie tidak pernah memperhatikan ketika Appa membuatkan su-hoammm." Mata Jimin berair, pasti anak itu sudah menahan kantuknya.
Yoongi menghela napasnya, ia kemudian dengan insting 'keibuannya' yang sebenarnya tidak ada sama sekali mencoba membuatkan susu untuk Jimin, setelah selesai mereka berjalan menuju kamar Jimin yang sebelumnya merupakan kamar yang tidak ada pemiliknya. Jimin merebahkan tubuhnya, dan Yoongi menarik selimut hingga sebatas dada Jimin. Ia kemudian menyerahkan sebotol dot susu yang dibuatnya tadi pada Jimin, Jimin kemudian meminumnya perlahan dan tiba-tiba melemparnya. Untung saja isinya tidak tumpah.
"Tidak enak, hyung."
Yoongi memejamkan matanya rapat-rapat, tidak mungkin dia akan marah dan mengomel ditengah malam begini. "Kalau begitu hyung nyanyikan lagu saja ya?" Tawa Yoongi.
Bisa bayangkan bagaimana Yoongi menyanyi?
Sebenarnya itu bukanlah ide yang bagus, tapi Yoongi tidak punya solusi yang lain selain itu. Dan Jimin hanya menganggukkan kepalanya antusias, "Hyung berikan kecupan selamat tidur lalu elus kepala Jiminie." Pinta Jimin.
Yoongi mengernyitkan alisnya, "apa Seokjin hyung melakukan hal itu?" Tanya Yoongi dan Jimin lagi-lagi menganggukan kepalanya. Yoongi menghela napasnya, ia mendekatkan bibirnya di dahi Jimin dan mengecupnya singkat. Ini menggelikan, Jimin adalah seorang laki-laki sama seperti dirinya. Yoongi terdiam sebentar kemudian beralih mengusap rambut Jimin sambil menyanyikan lagu anak-anak yang ia tahu. Dan sialnya yang ia tahu hanya the tomato song yang sering berkeliaran di beranda youtubenya.
Yoongi tau betul itu bukan lagu yang pas untuk jadi lagu pengantar tidur, dan entah mungkin Jimin yang terlalu mengantuk sehingga si manis itu dengan mudah menyelam ke alam mimpinya. Mungkin jika Jimin sedang tidak mengantuk, ia akan menangis kencang karena ketakutan akibat mendengar suara Yoongi yang menyanyikan lagu Tomat dengan lirik yang asal-asalan.
Yoongi kembali menghela napasnya, ia memperhatikan Jimin yang bernapas teratur tenang dalam tidurnya. Sebenarnya..., Jimin tak semenyusahkan apa yang dipikirkan Yoongi. "Mimpi indah, Jiminie."
Heum🌚🌚🌚
1 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMINIE (Yoonmin)
Fiksi RemajaBagaimana kehidupan enam pria yang tinggal satu rumah ketika ada 'anak kecil' yang terdampar di rumah mereka? Dan bagaimana juga nasib tidur nyenyak Yoongi dengan kehadiran si berisik Jimin di hidupnya? TOP!YOONGI BOTTOM!JIMIN