22

1.3K 118 13
                                    

"Gue jemput lo ntar ya." Kata Daniel.

"Alamatnya smsin gue dong."

"Iya ntar sayang."

"Alay lo ngalus."

"Kan kita pacaran, gapapa dong." Katanya sambil senyum habis itu ngetik lagi di hape dia.

"Heleh." Balasku. Gue kok ngerasa gimana gitu ya?

"Udah, gue pergi ya. Ntar sms gue aja." Daniel nyentuh kepala gue, senyum dan pergi.

Hih lo kira gue apaan?

"Selamat datang." Yah habis itu gue masuklah.

.

Anda : Daniel gue udah di mobil ke sana. Lo mending tunggu aja di sana.

Dan Daniel jawab ok. Sebenernya dia gak cuma nukis itu, tapi inti dari 3 kalimat yang dia ketik itu 'oke'.

.

Daniel POV

"Daniel, kita udah lama gak ketemu. Lo apa kabar?" Tanya Momo.

"Loh, kok lo bisa ada di sini?!" Gue kaget anjir. Gimana bisa cewek masa lalu gue yang kelam bisa ada di sini?

"Lah kan bapak gue kerjasama bareng perusahaan papah lo. Oh iya, nanti kita bareng kuy?" Kata Momo lagi. Bareng apa njir?! Main gitu? Gue gak mau lagi.

"Gak, gue gamau. Gue ga bisa." Gue lepasin tangan dia yang ngerangkul lengan gue.

"Ih, kok lo gitu sih? Gue yang selama ini jadi tempat pencurahan lo."

"Gue gamau. Asal lo tau, Gue udah punya calon. Jadi jangan deket gue lagi. Minggir!" Gue pergi dari deretan minuman itu.

Gue jalan ke arah pintu masuk. Gue nunggu beberapa menit, sampe ada mobil yang agak lain. ya, Taxi.

Gue tau, ini pasti si Sihyeon.

Dan bener.

buk.. Dia nutup pintu taxinya.

"Makasih ya pak." Katanya sambil ngerapiin gaunnya. Gak ribet ribet amat sih, tapi lucu lihatnya.

Dan waktu dia noleh ke tangga, dia juga lihat gue.

I'm speechless.

Gue auto turun ke depan dia, dan ngejulurin tangan ke dia pake senyuman manis gue.

deg.. deg.. deg..

Dia nyengir, bikin dia tambah sempurna. Dia genggam tangan gue, dan kita naik tangga bareng.

Di depan pintu masuk, gue ngelepas genggamannya, dan nujukin siku tangan gue. Dia ngerti sama kode gue, dan ngerangkul lengan gue.

Kenapa

Gue

Deg degan?

"Hyeon, lo cantik banget malam ini."

"Udah tiap hari cantik kok." Balasnya, kami nyengir bareng.

Kami masuk dan banyak yang merhatiin. Gue ngelihat Sihyeon agak gak nyaman, ya gue ajak ke papah mamah gue aja. Lagian juga di situ ada geng gue.

"Pah Mah, Sihyeon udah dateng."  Kataku.

"Om, mah." Sihyeon nyamperin papah mamah gue yang lagi di sofa. Iya, mamah gue bela belain datang. Makanya Mamah dikerumunin sama perawat.

"Kamu cantik banget."  Kata mamah.

"Iya, ga salah Daniel milih kamu." Sujelas Papae.

"Mah pah, Kami ke sana yah, sama geng Daniel." Gue ngajak Sihyeon ke geng.

Sihyeon POV

"Coy." Kata Daniel sambil nyamperin geng.

"Woe." Balas mereka.

"Beuh, cantik banget lo Hyeon." Kata Jihoon.

"Buset, Gue gebetin noh lama lama." Kata Ong.

"Hahaha, serah lo!" Balas gue.

"Eh, anjir lo beneran kece badai" Kata Ong.

"Woi jangan dong, cewek gue nih."

"Palak lo." Ya, kami masih gila kalo bareng. Pastinya cuma di tempat kami.

"Niel, lo ajak Sihyeon ambil minum gih."

"Lah gue bisa sendiri njir." Kataku.

"Hyeon lo tuh cewek, dan lo tuh cantik dan malam ini pake banget. Jadi kalo lo sendirian, bisa bisa diambil orang." Jelas Ong.

"Serah lu aelah." Kataku.

"Gue temenin aja. Gue juga mau ambil." Kata Guanlin.

"Kuy." Kataku. Tapi gue bingung, kok Daniel ga bising sih?

"Gue pinjem yah niel." Kata Ong terus kita pergi.

"Lin,"

"hmm?" Dia noleh.

"Kok Daniel ga bising sih tadi?"

"Eee ciee.. Dah perhatian yah." Lah gue diledek.

"Eh gaklah, kan cuma aneh aja, nih anak mah."

"Ya mana gue tau. Uh, cantik cantik bego. Lo kan pacarnya, nanya kek. Jangan gengsi mulu."

"Ih, pacar dari jonggol. Bukan gengsi, emang ga ada spesialnya." Kataku sambil nyamperin meja minumannya.

"Eh, Hyeon." Gue noleh ke Guanlin.

"apaan?"

"lo liat yang cewek baju merah itu gak?"

"Yang cantik itu?"

"Mungkin, lo juga cantik kok."

"Yang bener lah nyet."

"Lo harus hati hati sama dia."

"Kenapa? Dia cemburu gue cantik?"

"Yang bener lah nyet (2). Lebih dari itu. Dia cewek bahaya. Jadi apapun yang terjadi jangan berurusan sama dia." Katanya.

Eh, anjir ceweknya liat gue, ya gue senyumin lah.

"Tau ah, ayo kita balik." Kataku, terus kami pergi.

"Hyeon, duduk sini." Jihoon nepuk sofa sebelah dia.

"Ena ena lo aja. Punyaku." Kata Daniel sewot.

"Lah dia aja gak nganggap lo kok."

"Dia tuh udah cinta bener ama gue." Bales Daniel.

"Lah kan gue yang pertama ngajak dia." Kata Jihoon lagi.

"Gaboleh, lo tuh pendek."

"Apasih? Udah, Gue duduk sama Ong aja. LEBIH TAMPAN LAGI DIA." Guepun duduk sebelah Ong.

"Jahat lo Hyeon." Daniel pamer muka manyun. Gue nyengir.

✔ BRENGSEK! [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang