Keinginan

109 14 13
                                    

Dua orang gadis cantik berhijab sedang berdiskusi sesuatu yang begitu penting hingga mereka tak menyadari bahwa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Ahya, sekarang udah jam 11 malam sementara aku belum juga mengerti materi yang akan kita ujiankan untuk esok." Keluh gadis cantik berkulit putih tersebut.

"(Nama Kamu) aku sudah mengajarkanmu berkali-kali materi ini tapi kau tak fokus karena pikiranmu hanya tertuju untuk Harris aja. Please (Nama Kamu), fokus." Ahya memberi nasehat kepada sang sahabat.

"Ahya, nggak lama lagi Harris akan ultah yang ke 21, aku ingin perayaan ultahnya aku berada di London bersamanya." Ujar gadis itu begitu polos.

"Omg (Nama Kamu), kau menghayal terlalu ketinggian. Hati-hati lho kalau nggak kesampean kau bisa jadi gila. Jujur, aku juga seorang jjs tapi aku nggak sefanatik sepertimu apalagi berharap bisa merayakan ultahnya bersama di London." Gadis cantik itu berkata begitu lembut.

"Tap..

"Sttt, sekarang kamu fokus aja di kuliah. Ingat lho kita baru semester 3 perjalanan kita masih jauh. Kamu setengah mati mikirin sih Harris ehh Harrisnya nggak ada mikirin kamu. Ckck mengidolakan seadanya aja (Nama Kamu) jangan berlebihan, ok." Ahya menatap lekat wajah sang sahabat sembari tersenyum.

(Nama Kamu) tak merespon perkataan sang sahabat, ia hanya fokus menatap layar ponselnya. Tak ia sadari bulir-bulir bening berhasil keluar dari pelupuk matanya saat melihat foto sang idola.

"Aku sangat mengidolakanmu Ris. Aku ingin kita bersama-sama merayakan ultahmu yang ke 21 ini dan aku ingin kau bisa mengenalku lebih dalam lagi. Aku, (Nama Kamu) Ayana Aluna Putri, seorang mahasiswi kedokteran yang sangat mengidolakan sosok dirimu, kau mampu membuatku bertahan di fandom ini selama 3 tahun lamanya, thanks for everything Ris." Batin (Nama Kamu) bersedih.

Ahya yang melihat sang sahabat bersedih, ia memberanikan diri mendekati (Nama Kamu) kemudian ia merangkulnya penuh kehangatan.

"Jika Allah berkhendak InshaAllah kita berdua bisa ke London dan merayakan ultah idola kita yaitu Harris J." Ujar Ahya menenangkan.

"Tapi bagaimana caranya? Alamatnya saja kita tak tahu dan biaya pun kita tak punya." Tanya (Nama Kamu) memasang wajah penuh kebingungan.

"(Nama Kamu) listen, maksud dari perkataanku itu kita bisa merayakannya mungkin kalau bukan tahun ini yah InshaAllah tahun depan, rencana Allah kan nggak ada yang tahu." Ujar Ahya lembut kepada sang sahabat.

"Hmm.. Iya bener juga sih perkataanmu, rencana Allah memang nggak ada yang tahu. Mungkin aja nanti ada keajaiban kita bisa ke London bersama-sama dan bisa bertemu dengan Harris atau nggak dia yang akan berkunjung ke kota kita, aku yakin rencana Allah itu memang indah, Ay." Gadis mungil itu tersenyum begitu tulus.

Ahya hanya membalas seutas senyuman indah saat mendengar perkataan yang terlontar dari mulut sang sahabat kemudian ia melanjutkan mempelajari materi yang akan diujiankan untuk esok hari.

**
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di London, Chelsea seorang pria tampan berlesung pipi itu sedang asyik  bermain dengan ponselnya, jari-jarinya begitu lihai menjelajahi akun instagramnya, ia tersenyum simpul melihat para jjsnya begitu antusias untuk menyambut ultahnya yang ke 21. Ia tak menyangka usianya sudah berkepala 2, saat ini dia bukan lagi seorang anak-anak tapi ia sudah menjadi seorang pria dewasa. Pria yang harus lebih bertanggung jawab atas segala sesuatu yang akan ia perbuat.

"Umurku tak lama lagi akan menginjak 21 tahun, abi dan ummi sudah semakin tua, sementara aku belum bisa memberikan mereka cucu. Aku hanya fokus di karirku saja tanpa memikirkan keinginan mereka yang ingin secepatnya mendapatkan seorang cucu." Ujar pria tampan itu tertunduk lusuh.

Yusha mengetuk pintu kamar Harris berkali-kali sembari memanggil nama sang pemilik namun pria tampan itu tak meresponnya. Karena geram sang kakak tak meresponnya akhirnya pria bertubuh jangkung itu membuka kamar dengan wajah yang penuh kekesalan.

"Kak Harris, kenapa kau tak meresponku?" Teriak Yusha.

Harris masih terdiam. Tak ia sadari bulir-bulir bening berhasil keluar dari pelupuk matanya.

"Kak kenapa kau menangis?" Yusha memberanikan diri mendekati sang kakak.

"Aku ingin secepatnya memberikan ummi dan abi cucu Yush, mereka sudah semakin tua tapi aku sebagai anak tertua di keluarga ini belum sama sekali memberikan mereka seorang cucu." Harris menatap lekat ke arah sang adik.

Yusha tersentuh dengan perkataan Harris, sontak saja ia langsung memeluk sang kakak penuh dengan kehangatan.

"Kak, turunlah ke bawah. Ada seseorang yang ingin abi dan ummi kenalkan kepadamu." Ujar pria itu lembut.

"Siapa? Apa mereka ingin menjodohkanku lagi." Harris langsung berdiri menjauhi Yusha.

Happy Birthday My IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang