MARRIED #1

17.7K 542 47
                                    

REVISI
Enjoooyyyy....!!!


Pelayan itu menyingkap gorden yang ada di kamar putra Atmadja dengan pelan, pakaian seragam yang biasa digunakan terlihat begitu rapi. Tidak kalah dengan pelajar yang masuk pada hari pertama bersekolah, rambutnya tertata kebelakang. Ketika sinar mulai masuk tanpa izin melalui lubang kecil yang ada, mata jernih ditempat tidur terus mendesah tidak terima. Cahaya dari dinding kaca terus bertambah menimbulkan rasa perih saat pria tampan mengusap kelopak mata. Pelayan telah pergi, meninggalkan satu set alat minum beserta air mineral seperti biasa.

Khaical menyenderkan punggung, menuangkan air ke gelas lalu meminumnya. Rambut semicoklat berantakan saat ia beranjak untuk meregangkan tubuh. Diujung sana, ternyata matahari sudah muncul dengan pelan, Khaical mengambil kaos yang semalam ia lepas ketika hendak tidur. Belum membersihkan tubuh, ia memilih turun ke bawah untuk sarapan terlebih dulu.

"Pagi," Sapa Lisa tersenyum menghangatkan. Seperti sinar matahari dipagi hari, dia juga seperti itu sebagai seorang ibu. Khaical hanya bergumam dengan tangan bersidekap melihat Lisa menyelesaikan penampilan pada meja makan. Putranya itu bersender pada pinggiran kursi tanpa berniat membuka suara.

Sosok pria berumur itu datang, tak lupa membawa jas serta tas hitam kantornya. Mengecup dahi Lisa sebelum duduk. Khaical memundurkan badanya agar bisa duduk dikursi. Saat makan berlangsung tidak ada yang membuka percakapan, memang seharusnya seperti itu. Setelah selesai, pelayan meminta izin untuk membereskan meja makan. Membawa peralatan beserta makanan yang tersisa ke belakang.

Rendi membenarkan dasi tanpa mengalihkan pandangan dari istrinya yang membuat sekali melihat ke arah Khaical yang terus diam.

"Aku akan ke kamar." Khaical mengundurkan kursi, mulai berdiri untuk membuat ruang bagi mereka berdua. Kakinya melangkah cepat sebelum suara berat ayahnya menghentikan.

"Nanti kau bisa datang ke cafe skandivian. Ada hal penting yang harus kita selesaikan." Rendi juga berdiri. Lisa berdiri disampingnya ikut tersenyum. Khaichal menyimpan kedua tangan disaku jeans, tidak ingin memperdulikan perintah barusan.

"Temanku akan mengajak keluar." Jawab Khaical enteng. Ia lebih tahu apa yang akan dibahas kalau bukan soal pengahilan kepemilikan tempat tersebut beserta beberapa aset yang lain. Juga ada satu yang membuat seorang Khaical Julian sudah tidak berminat mematuhi ucapan ayahnya, akan terselip kata 'pernikahan' terselebung didalam perencanaan tersebut. Rendi dengan kekeuhnya menjadikan itu alat agar anaknya sadar atas umurnya yang sudah matang untuk berumah tangga.

"Masa depan atau kau akan mlarat nantinya?" Nadanya tidak terdenger seperti pertanyaan ditelinga Khaical. Lebih kepada ancaman. Pria yang memiliki hak waris itu memang terkenal dengan sikapnya yang acuh, tidak pandang tempat dimana dirinya berada.

"Nak.." Suara Lisa begitu terdengar lembut. Membuat hati Khaical sedikit melunak atas hal tersebut. Sudah beda lagi jika ibunya yang menguasai jalannya. Sosok lemah lembut yang bisa membawa pada suatu kesepakatan yang komensalisme. Mengusap ringan lengan kekar putranya itu dengan penuh harap, mengerti kalau keadaan tidak akan selalu baik. "Kau pahamkan apa yang papa sampaikan tadi?"

"Aku selalu paham untuk itu, apasih yang nggak buat papa." Khaical menekan kata terakhir berharap orang disebrang menelaah ucapannya. Khaical membuang muka saat Rendi menatapnya tak kalah sengit. Seakan satu gelas susu hangat tidak menyejukan dirinya dipagi hari. Pembawaan tegas Rendi terlihat dimata Khaical sebagai sosok yang suka marah, mengatur, serta apapun keinginannya harus terpenuhi tanpa terkecuali.

"Siangan." Selepas mengatakan itu Khaical menaiki tangga dengan perasan dongkol. Bagaimana tidak, sudah membela dengan alasan akan pergi tidak membantunya sama sekali. Rendi tersenyum berjalan menyusul Lisa. Sebelum keluar rumah, istrinya menyiapkan bekal untuk makan siang.

MARRIED [UNEXPECTED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang