FLASHBACK ON
RAMA POV"Marl adalah siswa peraih nilai ujian nasional tertinggi untuk tahun ini. Kami ucapkan selamat kepada Marl. Dan untuk orang tua dimohon untuk naik keatas panggung." Ucap Ibu Rita selaku ketua kesiswaan di sekolahku.
"Itu siapa?" Ucapku pada Bayu.
"Ohh, itu Marl. Kelas IX. I. Dia peraih nilai tertinggi tahun ini." Jelasnya.
"Tampan." Balasku singkat.
"Kamu suka?" Tanyanya.
"Kurasa." Balasku.
"Mending kamu mundur. Dia cukup populer di tahun ini. Kak Nita yang berdada besar saja ditolak. Apalagi kamu yang mempunyai kelamin sama."
"Ya karna dia tidak suka payudara besar makanya dia tolak Kak Nita. Dia sukanya dada bidang." Ucapku asal.
"Memangnya kamu bidang? Dia bahkan lebih tinggi darimu. Sebentar lagi dia juga akan lulus. Sementara kamu masih dua tahun lagi disini. Mumpung masih belum terlambat, kubur saja perasaanmu."
"Akan kukejar."
Tanpa sadar, Sejak saat itu aku mulai menaruh harapan kepadanya.
Hanya karna pertemuan yang tidak disengaja itu, dia bisa membuatku mengejarnya selama bertahun-tahun.Tidak ada alasan tertentu kenapa bisa aku terpaku.
Tidak ada alasan tertentu kenapa aku rela bertahan.
Yang kutau ini ketidaksengajaan yang begitu menyenangkan.Singkat cerita saat SMA aku satu sekolah lagi dengannya. Dan ia tumbuh menjadi pria yang semakin memikat.
Sudah 3 tahun aku menyukainya. Walaupun selama itu aku sempat berpacaran dengan orang lain. Tapi dia selalu mempunyai ruang tersendiri dalam hatiku.
Melihatnya di penghujung tahun seperti ini, sedikit membuatku cemas. Lagi dan lagi aku harus kehilangannya.
Sementara aku yang masih menyukainya, dia terlihat sama sekali tak mengenalku. Dia hanya menganggapku sebagai adik kelasnya, seperti yang lainnya.
Entah ini takdir atau apa, yang jelas aku memiliki project dengannya. Ini kesempatan emas bagiku. Aku sedikit memiliki celah untuk mendekatinya.
Dan tadi sore adalah kali pertamaku berbicara dengannya. Itu sangat mendebarkan. Aku tak bisa berkutik dibuatnya. Matanya sangat dalam. Aku takut tenggelam jika melihatnya lebih lama lagi.
Selama perjalanan pulang ke rumah, aku hanya mengingat perbincangan kami. Terus kungiangkan dalam pikiranku. Berkutat dan memutarnya berulang-ulang kali.
Ini tidak cukup. Harus ada tindakan nyata bagiku. Aku tidak mau kehilangannya untuk kedua kalinya. Selama tiga tahun aku hanya memantaunya dengan akun palsuku di media sosial. Kali ini harus ada sesuatu yang bisa menggiringku bersamanya.
Tapi apa? Mengaku di depannya terlalu nekat. Aku harus membuat sesuatu yang kecil-kecilan terlebih dahulu.
Sembari memikirnya, aku mengganti pakaianku. Mengubah pakaian formal menjadi pakaian santai.
Setelah itu aku merebahkan tubuhku diatas kasur dan Menatap langit-langit kamarku. Yang kutau dia sangat suka makan. Isi snapgramnya hanya makanan. Tapi makanan, tidak ada kesan romantisnya sama sekali.
Aku terus memutar otakku. Mengingat semua kesukannya.Tak sengaja aku melihat satu-satunya tanaman di kamarku.
Bunga!
Dia pernah memasang snapgram di kamarnya. Dan kulihat banyak bunga astor disana. Kupikir dia menyukai bunga atau semacamnya.
Kalian bisa menganggap hal ini kebetulan lagi. Aku adalah seorang penjual bunga. Aku melanjutkan usaha orang tuaku dulu.
Aku terus menatap tanaman di kamarku. Apa aku harus mengambilnya? Apa ini saatnya?
Aku mendekatinya. Mempertimbangkan konsekuensinya.
"Ibu, Ayah, aku izin untuk memotongnya. Ini orang yang spesial dalam hidupku. Aku ingin memberikan sesuatu yang spesial dalam hidupku pula. Dan kurasa bunga yang tumbuh diatas kalianlah yang sangat spesial. Aku juga meminta restu pada kalian, aku akan mengambil langkah serius dengannya. Maafkan anakmu. Anakmu bukan seperti yang lainnya. Tapi, ibu dan Ayah tentu tau orang yang begitu kusukai saat ini. Perasaanku tak bisa berbohong kalau aku menyukai seorang pria."
Dengan berat hati aku mengambil gunting dan memotong beberapa helai bunga. Bunga yang tumbuh subur diatas abu orang tuaku.
"Terima kasih Ibu, ayah. Aku menyayangi kalian." Ucapku kembali pada beberapa tangkai bunga yang masih tersisa di depanku.
Aku merangkai bunganya dengan teliti. Ini harus menjadi rangkaian bunga terbaikku.
FLASHBACK OFF