Authors POV
Pukul 4 sore, Aku masih berkutat bersama kertas kalkir. Karena Adara meminta untuk tidak menjemput jadi apalah daya, aku hanya bisa berduaan dengan Macbook ku yang sedang menampakkan gambaran proyek gedung yang masih setengah di Autocad.
"Permisi" Ucap Sekretaris Mr Ratjendra alias Direktur.
"Iya, ada apa?" Tanya ku yang masih menatap Macbook.
"Ibu dipanggil Pak Ratjendra" Ucap gadis itu.
"Iya siap" Ucap ku seadanya.
Setelah sekretaris pak boss pergi, aku langsung berjalan menuju ruangannya.
"Permisi" Teriak ku pada Pak Ratjendra yang sedang berbincang dengan teman nya.
"Alessa ini kantor bukan hutan" Teriak Ratjendra kesal, membuat ku memberikan cengiran dan langsung duduk di sofa.
Pak Ratjendra asik berbincang dengan teman temannya, membuat aku sebal sendiri. Aku langsung membuka kulkas didekatku dan meminum sekaleng soda dengan kesal, anggep aja ruangan sendiri.
"Mr. Ratjendra, saya ngapain sih disuruh kesini" Rengek ku yang sudah tak betah berada diruangan ini tanpa HANDPHONE.
"Ih yaudah, balik aja sana keruangan kamu" Ucap Pak Ratjendra santai sambil melirik aku sekilas.
"Jadi ngapain disuruh kesini?" Tanya ku kesal dengan suara pelan nyaris tak terdengar.
Aku keluar ruangan itu sambil menghentak hentakan kaki. Aku langsung duduk di meja kebesaran ku, lalu menatap jendela. Dibawah sana, terlihat kendaraan yang bersusun memadati jalan raya.
Drtttt.. Drttt...
'Halo apaan sih Jo' Omel aku tiba tiba.
'Iyaudah makasih udah ingetin'
'Hmm'
Aku langsung memutuskan panggilan, membuang waktu. Hanya untuk mengingatkan dead line, tanpa basa basi aku langsung mengerjakan pekerjaan ku yang sempat tertunda.
Tok.. Tok..
"Masuk" Ucap ku tanpa menatap pintu.
"KAKAK" Teriak Adara kencang.
"Berisik bocah" Ucap ku kesal sambil menatap Adara, Aaliyah dan.. Jeng jeng.. Cogan itu lagi.
"Mau ngapain?" Ucap ku sambil membawa minuman untuk mereka.
"Aku mau liat kantor arsitek, aku pengen jadi arsitek tapi gak suka gambar" Ucap Aaliyah, sedangkan Gavin hanya terdiam.
Aku hanya tertawa menanggapi ucapan Aaliyah, yang menurut ku sangat labil. Setelah 2 jam berbincang bincang, tepat nya hanya aku, Adara dan Aaliyah sedangkan Gavin hanya sesekali tersenyum menanggapi lelucon yang kami buat.
"Yuk pulang" Ucap Aaliyah.
"Siap siap ada yang lembur lagi nih" Sindir Adara, aku hanya memutar bola mata sebal.
"Diem bocah" Ucap ku kesal.
"Kita cuma beda setahun ya, sok tua banget lo" Ucap Adara nyolot.
"Ih nyolot sama yang lebih tua" cibir Aaliyah.
"udah udah, Yang paling tua disini diem aja" Ucap ku sambil melirik Gavin yang memainkan ponselnya.
Gavin yang merasa ditatap oleh tiga gadis labil dihadapannya ini langsung mengangkat kepalanya.
"Saya gak setua yang kamu kira" Ucap Gavin sambil menepuk pundak ku, Aku langsung mengerucutkan bibir.
"Dih Abang SKSD banget sih sama kak Alessa, mentang mentang cantik" Ucap Aaliyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilot With Architect (COMPLETED)
No FicciónBagi Alessa menolong Supir Kopaja ralat Supir Pesawat yang gantengnya sampe DNA, semata mata hanyalah ketidak sengajaan yang menyeret dirinya untuk melangkah semakin jauh dan lebih dekat menuju Kutub Utara. Ya katakan saja begitu, dia begitu dingin...