1. Monolog

693 49 2
                                    

1. Monolog

Dari jendela kamar, aku memandangi pesawat yang terbang di langit sore. Rasanya seperti pesawat itu kecil sekali dari tempatku duduk. Kupicingkan sebelah mataku dan kuletakkan jempolku untuk membandingkannya dengan pesawat yang sedang terbang tadi.

Kecil. Kecil sekali tapi kenapa bangsa ini sulit sekali memproduksi pesawat sendiri?

Aku tersenyum memandang senja ini. Kulihat wajahku di cermin: ah, kerennya! Siapa itu yang lagi bercermin?

Kadang-kadang, aku sering tidak kenal diri sendiri jika bercermin, silau rasanya lihat wajah sendiri. Dan ujungnya, pasti aku jadi senyum-senyum penuh percaya diri. Kata orang, aku ini tampan. Bagiku mereka salah besar. Aku sangat tampan.

Hahaha!

Barusan aku tertawa, tapi jika kalian ada di hadapanku, kalian pasti tak dengar tawa itu. Itu karena sudah dua tahun ini aku bersahabat dengan penyakitku: ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). Penyakit saraf yang menyerang otot-otot vital dalam tubuh. Dan bulan lalu, aku kehilangan pita suaraku, ia tak lagi berfungsi. Sedangkan sudah setahun belakangan ini, aku tak bisa berjalan lagi.

Maka, selagi jari-jariku masih bisa berfungsi, aku ingin berbagi kisah kepada kalian dengan mengetik sebuah cerita panjang. Sebelum waktuku habis.

Namaku Zidan Pratama, umurku 28 tahun. Akan kuceritakan pada kalian masa-masa remajaku, mari kita memutar waktu ke sebelas tahun lalu.

Your Secret DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang