☆Part 2☆

46.4K 1.4K 7
                                    

⚠️⚠️⚠️

ATTENTION :
TINGGALKAN JIKA KAU TAK SUKA, AKU TAK PERNAH MEMAKSAMU UNTUK MEMBACA CERITAKU. JIKA KAU MASIH MENGGULIR PART SELANJUTNYA, DAN KAU PUNYA PROBLEM ABOUT MY STORY. INGAT, AKU SUDAH BERITAHU UNTUK TINGGALKAN DI AWAL. KOMENMU, MENCERMINKAN KELASMU.”

⚠️⚠️⚠️

“Jatuhkanlah orang lain, jika kau sudah merasa sempurna.”
-DellaDellaZura

●○●○●○●○

Tidak membuang waktu lagi, saat malam sudah mengepung kota mereka, gadis itu  mengendap-endap keluar dari ruangan tempatnya menetap dengan hanya membawa satu harapan pada jepit rambut yang ia sangkutkan di rambut yang ia gelung menjadi satu. Ia tahu pintu itu pastinya akan terkunci, memangnya penjahat macam apa yang membiarkan mangsanya keluar dari kandang?

Saat itu terasa sangat lama pada perubahan waktu, keringat dingin bercucuran dari pori-pori kulitnya dan degupan jantung yang tidak bisa di ajak kompromi menambah sensasi tersendiri yang luar biasa untuknya.

Ia menyipitkan mata, memfokuskan penglihatannya dan tersenyum lebar setelah mendapati apa yang ia cari.

*Krek Krek,... Tak!*

"Oh shit! Ini hal yang paling bodoh, dengan alat kecil ini aku bisa membuka pintu besi? Aku tidak akan menonton sinetron lagi." Ia bergumam pelan sambil melempar alat itu ke sembarang arah. Ia menggepalkan tangannya tanda muak.

Aku tahu ini sulit, tapi apakah akan berhenti setengah jalan? No! Kuatkan dirimu, Casy.

Ia menyemangati dirinya sendiri dalam hati. Jika dalam masalah sebesar apapun kau tidak melakukan apa-apa, percayalah keberuntungan tidak datang tanpa usaha.

"Apa aku harus mengambil sesuatu yang keras? Tapi itu akan membuat suara ribut. Huft.." Pandangannya mulai menjelajah melihat sekeliling, berharap ada sebuah keajaiban yang datang menghampirinya.

Oh, iya. Aku ambil saja kuncinya dari pada mengharapkan alat kecil tidak berguna itu.

Dengan secepat kilat, Casy mengendap-endap sekeras mungkin tidak membuat suara hentakan kaki dari satu kamar ke kamar yang lain. Ia hampir putus asa sampai ia melihat cahaya harapan dari salah satu kamar.

Sekian lama mencari sekitar kurang lebih 30 menit akhirnya ia menemukan ruangan yang berisi sekitar 8 orang kurang lebih berbadan besar dan juga kekar yang bekerja di sana. Itu menakutkan! Gadis itu sangat berhati-hati untuk menelusuri ruangan itu dengan rasa takut yang cukup kuat untuk ia lawan seorang diri, pandangannya jatuh pada benda kecil berbaring di meja cokelat persegi empat sekitar 20 langkah kaki dari tempatnya berdiri berpijak, dengan badan yang bergetar hebat ia perlahan-lahan mengangkat kaki dan mengambil langkah satu persatu.

*Bruk*

"Sia-pa di sa-na? Kau semut ke-cil yang ingin menge-lab-ui kami ya?" Ucap salah satu penjaga tarbata-bata yang baru membuka matanya melihat Casy jatuh tersungkur karena tempat licin itu sebab cairan alkohol tumpah di mana-mana. Dengan secepat kilat pria itu menarik lengan kanan Casy, mata biru lautnya sudah berkaca-kaca.

Ia memperhatikan dari atas sampai bawah kemudian tersenyum menjijikan. "Ternyata kau cantik juga ya.. H-hei teman-teman sekarang giliran dia yang akan menemani malam kita hari ini." Pria itu berteriak membangunkan teman-temannya.

"Tu-tunggu apa maksud mu?" Hanya kalimat pendek itu yang bisa ia keluarkan dari bibir kecilnya untuk melawan rasa takut sekaligus ngeri yang menghadang. Lidahnya seakan kelu untuk bisa digerakan.

You Play My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang