Prolog

2.6K 180 109
                                    

Matahari di senja yang terang menyinari kota dengan sangat indah.

Para manusia sibuk yang berjalan ditrotoar memulas wajah lelah mereka dengan sedikit senyuman. Mereka ingin sampai dirumah dengan keadaan yang baik-baik saja didepan keluarga. Walau sebenarnya tubuh mereka terasa pegal dan sakit karena seharian bekerja.

Diantara mereka, ada 4 siswa berseragam sekolahnya yang terlihat senang karena ujian sekolah telah selesai. dan hal terpenting yang sekarang mereka pikirkan adalah beberapa hari lagi libur panjang akan datang!

"Aiko, jangan ngelamun." tegur seseorang sambil menyenggol pelan lengan gadis yang dipanggilnya.

Jihyo, gadis berambut coklat panjang dan bergelombang ini mengangkat sedikit kepalanya yang tertunduk dan menggeleng.

"Hayo, lagi mikirin apa?" tanyanya dengan tatapan menggoda,

"Kebebasan kita sudah didepan mata dan kau masih saja melamun gak jelas." lanjutnya tersenyum penuh semangat sambil mengangkat kedua tangannya.

"Mungkin dia sedang memikirkan cara untuk mempercepat cicilan utang makanan dikantin. Sebentar lagi kan kita libur panjang." saut John nyeleneh.

"Hey, Aku sudah melunasinya kemarin!" kesal Aiko. Dua temannya ini memang mulutnya pantas untuk dipukul.

Sekarang dia bisa melihat Jihyo dan John tertawa puas. Dan seperti biasa, Guanlin hanya tersenyum sebentar dan diam kembali menatap jalan. Pria yang satu ini memang agak unik.

Unik-unik begini juga teman Ive sejak kecil. Hanya saja Aiko lupa dengan kenangan masa kecilnya. Benar-benar lupa seperti orang amnesia. Aiko selalu bertanya-tanya, 'kenapa ya? Apa aku benar-benar amnesia? Tapi ayah tidak pernah cerita padaku sebelumnya.'

Beberapa saat mengobrol, mereka berempat sudah sampai diperempatan dimana mereka biasa berpisah karena arah jalan menuju rumah yang berbeda, "Aku duluan ya, Hati-hati dijalan!" ucap Aiko melambai keteman-temannya.

"Sampai jumpa!" balas Jihyo dan John barengan kemudian melanjutkan jalan mereka bersama Guanlin juga.

Oh, bagaimana Aiko bisa lupa kalau Rumah Guanlin paling jauh? Biasanya dia menitip salam untuk kedua orang tua Guanlin sebelum mereka berpisah disini.

"Lin, jangan sampai tiba dirumah terlalu malam! Dan juga sampaikan salamku untuk Tante,  Paman, dan Kak Hwa ya!"

Guanlin berbalik menatap Aiko sesaat dan kemudian mengangkat tangannya sebentar menandakan ia mengerti.

Aiko tersenyum dan melanjutkan langkahnya kembali ke rumah.

Ia merasa nyaman bersama Guanlin selama ini. Nyaman dengan sikap Guan yang selalu mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri. Nyaman dengan keluarganya dan juga nyaman berada disampingnya saat sedang kesepian.

Selama ini yang selalu dibutuhkan Aiko adalah Guanlin. Untuk saat ini masih Guanlin.

🌃

Kompleks elite, di dekat kota adalah tempat tinggal Aiko bersama dengan ayahnya, Yaori.

Tapi kali ini, Aiko tinggal sendiri dirumah karena Yaori bekerja diluar negri sejak 2 tahun lalu.

Ibunya? Sudah tiada sejak Aiko kecil. Dia tidak tau detailnya. Lagi-lagi itu kembali ke pertanyaan yang selalu menghantui pikirannya. Apa dia benar-benar amnesia?

The Originals (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang