FLASHBACK

6.7K 648 23
                                    

"Menma lihat! Ini Putri kita." Naruko tersenyum lebar saat suaminya masuk ke kamar inap untuk menjenguknya yang baru beberapa jam melahirkan.

"Perempuan? Kau bilang anakku laki-laki." Menma sama sekali tidak melirik bayi yang ada di dalam gendongan Naruko.

"T-tapi tetap saja ini anak kita." cicit Naruko, dan ia semakin mengeratkan pelukannya pada bayi yang diberi nama Naruto itu.

"Aku butuh penerus! Maka itu aku menikah dengamu!" bentak Menma, bayi yang ada di dalam gendongan Naruko menggeliat pelan.

Bayi yang baru saja dilahirkan tidak akan bisa mendengar, dan melihat. Dia hanya bisa merasakan tangan yang menyentuhnya, jika seseorang itu memiliki kehangatan maka bayi akan merasa nyaman.

"Aku bisa melahirkan lagi jika itu maumu! Tapi tetap saja Naruto Putri kita." ujar Naruko dengan suara lirih, ia tidak mau Menma membawa anaknya pergi.

"Aku akan menyuruh orang lain menjaga anak itu! Kau fokus saja dengan kesembuhanmu! Kau harus melahirkan bayi laki-laki untukku! Mengerti!" kata-kata Menma benar-benar membuat Naruko merasa terluka.

Salahkan ia melahirkan bayi perempuan? Apa dosa bayinya, apa yang akan ia hadapi jika tidak ada putrinya.

..
..

Selepas keluar dari rumah sakit Naruko mau tak mau menyerahkan bayinya pada seorang pria yang bernama Iruka. Naruko hanya bisa menangis tanpa suara hatinya sakit ketika Naruto diserahkan pada Iruka.

Menma yang tidak jauh dari mereka hanya memerhati, manik biru miliknya menatap tajam kearah Naruko. Naruko hanya menundukan kepalanya lalu menghampiri Menma.

Ia tidak mau sang suami semakin marah menoleh sebentar kearah Iruka lalu tersenyum lemah, Naruko tidak bisa mengutarakan perasaannya sebaliknya hanya senyuman yang ia bisa berikan.

Naruko sudah pulih sepenuhnya tanpa ampun Menma menyerang, dan menyemburkan penerus Namikaze ke dalam rahimnya. Naruko hanya pasrah ia tidak bisa berbuat banyak. Mendesah hanya itu yang ia lakukan.

Semakin bertambah usia Naruto. Naruko sudah melupakan putrinya karena ia sudah hamil lagi kali ini lahirlah putra yang diinginkan Menma.

Namikaze Haruto. Ya itulah bayi mereka tapi beberapa jam melahirkan Naruko menghembuskan nafas terakhirnya, dengan napas tersengal-sengal ia menyebut nama Naruto, Putri yang sudah ia lupakan.

Haruto dijaga oleh Minato, dan Kushina tidak ada seorangpun yang tau. Menma menyembunyikan anaknya dari dunia luar karena ia takut musuh akan membunuh penerus keluarga Namikaze.

..
..

Hidup Menma baik-baik saja terkadang ia akan berkunjung ke mansion utama Namikaze, bermain bersama Haruto. Hari-hari yang Menma lalui sangat damai tanpa mengetahui Iruka sudah menyerahkan putrinya bersama Naruko kepada pasangan suami-istri muda Uchiha.

..
..

"Aku mohon Uchiha-san! Jaga Naruto, sayangi dia seperti Putri kandung kalian! Naruto haus akan kasih sayang! Ayahnya sama sekali tidak menerimanya sementara ibunya meninggal dunia selepas melahirkan adiknya!" Iruka terbatuk hebat hingga mengeluarkan darah.

"Iruka-san!" Sakura khawatir dengan kondisi kesehatan Iruka, manik zamrud miliknya menatap Sasuke. "Baik kami akan menjaga Naruto!" tanpa persetujuan Sasuke, Sakura membuat keputusan sepihak.

Selama empat tahun pernikahan mereka sampai sekarang belum ada tanda-tanda kehamilan. Mungkin di benak Sakura mengadopsi Naruto jalan yang terbaik.

"Terimakasih Uchiha-san! Ini data-data tentang Naruto, semuanya ada tertulis di dalamnya baiklah saya titip Naruto pada kalian." Iruka melirik gadis kecil yang berusia lima tahun tidak jauh dari mereka.
"Naruto-chan." Iruka melambaikan tangannya agar Naruto mendekat. "Sekarang mereka orang tuamu! Pergilah bersama mereka maka kau akan disayangi." ujar Iruka.

"Benarkah? Baik Naru mau!"

Iruka tersenyum kecil lalu mendorong tubuh kecil Naruto pada Sakura.

"Jaga dia." Iruka berbalik lalu melangkah memasuki mansion.

Naruto pergi tanpa membawa apapun bahkan akta kelahiran tidak ada karena Menma tidak mau menanggap Naruto sebagai anaknya.

"Nah! Kami orang tuamu sayang panggil aku Kaa-chan, dan dia Tou-chan." Naruto tersenyum lembar, dan bergandengan tangan dengan Sakura.

Ia pergi tanpa penyesalan.

..
..

TBc

Maaf ngawur sebentar oke votemeent aja yah...

CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang