rumah baru

22.7K 176 8
                                    

Dihari bahagiaku ini berjalan dengan lancar. Hatiku begitu gembira karena sekarang aku sudah menjadi seorang istri. Sekarang, aku dengan Rafa sedang berada dimobil Rafa yang akan membawaku dan Rafa tentunya ke Apartemen Rafa.

"Pakaianmu sudah berada di apartemen Vin. Hanya setengah saja besok kita ambil lagi yaa"

"Iya Raf"

Setelah sampai didepan apartemen Rafa menggandeng tanganku menuju kamarnya oh tidak sekarang kamar itu telah menjadi milikku juga. Segera aku menuju kamar mandi untuk membersihkan badan ku sekarang juga. Rasanya badanku lengket sekali.

"Astaga aku tidak bisa membuka gaun ku ini. Bagaimana ini? Masa aku minta tolong Rafa sih enggak ahh maluu. Tapi kalau aku tidak minta tolong Rafa aku tidak akan keluar kamar mandi"

"Ra Raf Rafaaaa" teriak ku dari dalam kamar mandi.

"Iya sayang?"

"Tolong buka kan gaun ku ini. Tangan ku tidak sampai" ku nyembul kan kepala ku melihat keberadaan Rafa. Dia masih tiduran di tempat tidurnya itu.

"Wah? Apa kau ingin ku mandi kan sayang?" Rafa mendekat.

"Tidak tidak. aku hanya ingin kau membuka gaun bagian belakang ini. Cepatlah"

"Iya iya sayangg kau sungguh tidak sabar ingin ku mandikan ya? Haha" tawanya menggelegar.

"Kebiasaan deh pasti kalo disuruh bully aku pasti dia jago nya."

"Mana yang harus dibuka?"

"Yang ini" tunjukku.

"Oke sudah. Tapi apa kau tidak mau ku mandikan? pasti seru sekali jika kita mandi bersama" tangan nya merengkuh pinggangku agar mendekat dengannya.

"Tidak tidak aku ingin kau keluar sekarang. Cepat keluar" aku melepas pelukannya dan mendorongnya keluar kamar mandi.
***

Setelah Rafa dan aku mandi sekarang aku sedang duduk dimeja rias menata rambutku agar rapi.

"Rafa aku ingin membuka kado-kado itu" rengekku kepadanya sambil menunjuk sebuah kado-kado tertata rapi dipojok kamar.

"Oke kita buka. Kau mau membuka yang mana dulu?" aku dan Rafa menuju ke tempat kado-kado itu

"Aku ingin membuka yang warna pink itu"

"Oke kita buka yaa. apa ya isinya kenapa besar sekali" Setelah dibukaa...

"Wahh boneka panda besar sekalii. Lucunya" rampasku dari tangan Rafa dan memeluk boneka panda itu.

"Apa kamu sangat suka boneka panda Vina sayang?" Rafa melihatku gemas sendiri.

"Iyaa aku sangat sukaa pasti ini dari Ifaa. Terimakasih Ifaa terimakasih"

"Lalu kita buka yang warna... Emm buka yang mana yaa?" Rafa berpikir

"Kita buka yang warna ungu saja. Pasti isinya bagus" Semangat ku.

"Kitaa buka yaa" lalu dia membukanya dan yang membuatku terkejut adalah...

"Lingerie? dari siapa itu? Kenapa dia memberi kita itu? Ahh ada-ada saja. ayo kita tidur aku sudah ngantuk" elak ku agar aku tidak dibully Rafa terus-terusan malam ini.

"Ahh sayang. Apa kau tidak ingin memakai lingerie ini sayang? pakai lah" rengeknya menghampiriku menuju kasur.

"Tidak aku tidak mau" pura-pura tidur.

"Ayolah kau harus mau memakainya sayang. kau harus menghormati yang sudah membelikannya untuk mu. Ini adalah permintaan suami jika kau tidak me.." ucapannya terpotong karena aku merebut barang sialan itu.

"Iyaa iya cerewet" lalu aku pergi kekamar mandi untuk mengganti pakaian ku.

Tidak lama kemudian aku keluar dengan memakai lingerie berwarna ungu ini. Sedikit risih karena sangat pendek dan tipis sekali.

"Wahh kamu cantik sekali memakai itu sayang" pujinya.

"Terserah kau saja. Aku ingin tidur" lalu diriku membelakangi nya. Tetapi Rafa malah memelukku dari belakang dan membalikkan tubuhku menghadapnya.

"Apa!?" aku melotot.

"Aku ingin tidur dengan memelukmu sayang" Mengeratkan pelukannya.

"Tapi tidak seerat ini. Aku tidak bisa bernapas" Aku mendorong tubuhnya sedikit menjauh. Tetapi tangan Rafa tidak sengaja menyenggol payudara ku sehingga membuatnya sedikit bergoyang.

"Apa kau tidak memakai bra mu Vina?" kalian jangan salah Rafa bukannya marah tetapi dia malah menunjukan senyum jahil nya. Oh tuhan apa yang akan dilakukan Rafa kali inii...

"Tid tidak, memang kenapa?" sambil menutupi payudaraku dengan tangan dan gugup.

"Tidak apa tapi aku ingin satu permintaan darimu, boleh?" Rafa tersenyum lagi, jahil tentunya.

"Apa? Jangan aneh-aneh" kataku lebih menjauh tapi Rafa menahan ku.

"Aku ingin tidur tapi kau tidak usah pakai baju. Aku ingin memainkan payudara tembam mu itu" Astagaa apa yang dia lakukan. Apa dia sudah gila? Kenapa aku bisa menikahi orang seperti dia? Oh tuhan tolonglah aku.

"Tidak tidak. Kau gila aku tidak mau" elak ku.

"Ayolah sayang. Kau harus menuruti apa kata suamimu jika tidak kau akan menjadi istri ya.." lagi-lagi ucapan Rafa ku potong.

"Iya-iya kau mau aku ngapain sekarang?" tanyaku malu

"Aku ingin kau buka lingerie mu sayang" sambil mengelus payudaraku membuat diriku menjadi deg-deg an.

"hanya kubuka yaa tidak ku lepas. Oke?" cobaan apa lagi inii.

"Iya tak apa. Yang penting aku bisa tidur melihat payudara mu yang tembam itu" Ingin ku tampar saja wajahnya yang mulus itu.

Lalu kubuka lingerie sialan itu. Bibir Rafa tersenyum jahil, aku tidak tau apa yang ada di pikiran nya. Lalu segera saja Rafa merengkuh badanku ke pelukan nya tapi tunggu? Kenapa kepala Rafa merosot menjadi didepan payudaraku? Astagaa apa yang dilakukan anak ini?.

"Aku ingin tidur dengan kau mengelus kepalaku dan aku akan menghisap payudaramu ini" sambil menoel payudaraku. Sumpah aku malu sekarang. Walaupun dia suamiku aku pasti malu.

"iy iyaa tapi kalau menghisap jangan kencang kencang nanti sakit" rengekku seperti bayi.

"Oke. Tapi kau harus mengelus kepalaku yaa" aku mengangguk dan dia memulai aksinya.

Dia menghisap payudaraku dengan lembut. Katakan aku munafik. Aku menikmatinya sungguh aku tidak bohong. Aku semakin mengelus kepalanya pelan. Dia masih tidak berhenti untuk menghisap payudaraku. Mungkin dia keenakann hihi. Rafa masih setia dibawah sana menjilat, menghisap, meremas payudaraku yang satunya tidak ada perlakuan kasar darinya lembut sekali. Sampai aku dan Rafa tertidur.
***

Aku terbangun karena merasakan ada yang perih dibagian tubuhku. Aku melihat Rafa masih tidur seperti tadi malam. Dia masih menghisap putingku, astagaa ini sakit sekali.

"Rafa bangun... Sudah pagi. Aku harus memasak untuk sarapan" kutepuk pundaknya tapi tak bangun-bangun lalu aku telintas ide jahil yaitu menekan hidungnya agar dia tidak bisa napas tetapi malah dia memelukku dan lebih menghisap puting ku lagi. Lalu kucubit saja dia terserah dia mau berkata apa.

"Awshh sakitt Vinn" dia mengaduh

"Salahmu sendiri tidak bangun-bangun" aku beranjak dari tempat tidur tetapi ditahan oleh Rafa.

"Morning kiss dulu" lalu dia melumat bibirku lembut aku membalasnya. Kami larut dalam ciuman ini Rafa mulai tak sadar sama denganku diriku juga sudah dalam alam bawah sadar. Rafa mencium ku rakus meremas payudaraku tubuhnya mulai menaiki ku lalu bibirnya mulai turun ke leher lalu ke payudara ku...
****

Voment euyy~
-hargai saya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pasutri 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang