c h a p O 1 .
-
b e r t e m u
________________Dentuman musik mengalun dengan kerasnya diiringi lampu-lampu pesta berwarna-warni di dalam ruangan temaram. Bau pekat alkohol menguar di seluruh penjuru ruangan yang riuh. Orang-orang dengan sibuk berdansa dan bercumbu bebas di sana sini.
Kelab. Sudah jelas bahwa tempat ini kelab bukan? Sekali lagi, aku menghela napas dengan cukup keras. Sebuah gelas bir masih tergenggam di dalam genggamanku.
Sebenarnya tempat ini benar-benar terlarang untuk orang sepertiku, tapi masa bodoh aku sedang ingin melepas rasa stresku sejenak di sini.
"berapa kali sudah kuperingatkan untuk tidak menginjakkan kakimu kemari bukan tuan lai?" suara lembut namun menuntut itu menyapa pendengaranku. Suara yang sudah sangat kuhafal di luar kepala. Suara wanita cerewet yang hobinya hanya menceramahiku, zhou jieqong.
"oh ayolah nuna, aku janji ini yang terakhir. Lagi pula aku hanya sebentar di sini, setelah ini pun aku akan langsung pulang" jieqong hanya berkacak pinggang mendengar penjelasanku.
"pintar sekali tuan lai ini. Hei sialan, bahkan dua hari yang lalu kau mengucapkan hal yang sama persis seperti yang kau ucapkan barusan!"
"aakh nuna ayolah" aku merengek meminta kelonggaran dari wanita itu.
"cepat pergi atau aku panggil polisi"
"memang apa salahku sampai memanggil polisi?!"
"kau itu bodoh atau sok polos sih?!" jieqong mengurut pelipisnya sejenak, "masuk ke kelab pada usia 17 tahun, pemalsuan identitas, menyogok orang untuk memalsukan identitasmu agar bisa keluar masuk kelab tanpa dicurigai dengan sesuka hati. Apa itu kurang?"
"kau belum menyebutkan aku minum minuman beralkohol di usia muda dan sesekali merokok" aku tersenyum menatap wanita berdarah tionghoa yang tengah menahan amarahnya itu.
"yeoksi hebat sekali lai guanlin kita ini, bahkan di usiamu yang masih muda kau sudah menjadi seorang kriminal kecil, aku tersanjung sekali" jieqong melipat kedua tangannya di depan dada, sepertinya dia sudah benar-benar ingin meledakkan amarahnya karena saking kesalnya padaku.
"satu menit belum beranjak dari sini, pihak yang berwajib akan benar-benar datang menahanmu" jieqong berkata final sembari melirikku dengan tatapan tajam. Kalau sudah begini aku bisa apalagi selain menurutinya bukan?
Dengan cepat aku beranjak dari bar menuju pintu keluar kelab, udara sejuk malam mulai menerpa wajahku. Aku melirik jam di pergelangan tanganku, pukul 23. 48 KST.
Bahkan untuk orang dewasa ini sudah cukup malam, mungkin anak seusiaku sekarang sedang terlelap di kasur mereka dengan damai.
Aku berjalan santai menuju sisi trotoar. Tidak mungkin masih ada bis, maka dari itu aku ingin menyetop sebuah taksi. Sampai gerakanku terhenti oleh sebuah suara lirih yang terdengar oleh indra pendengaranku.
"toloong~" sial, suara apa itu? Mungkin boleh saja kalian menilai diriku jantan, tapi untuk hal seperti ini, aku benar-benar penakut. Aku mengatur napasku berusaha sebaik mungkin untuk tetap tenang.
"toloong~" suara itu kembali terdengar. Akh, harusnya hantu itu sudah tidak ada! Ini adalah jaman modern, mana mungkin sih masih ada hal-hal gaib seperti hantu?
"teruslah meminta tolong, lagi pula tidak akan ada yang mau menolongmu manis" tunggu, tunggu, ada yang aneh. Tidak mungkin dua orang hantu akan saling mengobrol seperti ini bukan?
"t-toloong hiks-" entah setan apa yang merasukiku, tapi rasanya aku benar-benar tidak tega mendengar suara lirih penuh keputus asaan yang meminta tolong itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
dualism [panwink]
FanfictionGuanlin's pov. "Namanya park jihoon. Dan aku tidak pernah mengira bahwa wajahnya bisa semanis ini"