c h a p O 2 .
-
p e n g e c u t
_________________Aku seketika tersadar dari lamunanku saat bis yang kunaiki berhenti di halte dekat sekolahku. Anak-anak dengan baju yang persis sama dengan seragamku bergerak untuk turun dari bis, membuatku otomatis berdiri mengikuti mereka.
Baru saja aku turun, mata tajamku sudah menangkap 5 sosok yang sangat tidak ingin kutemui di sekolah. Sungguh aku benar-benar muak dengan mereka semua.
"YAK LEE DAEHWI!" langkahku seketika terhenti ketika satu dari lima orang itu berteriak menyerukan sebuah nama. Aku memutar tubuhku dan menatap seorang lelaki bertubuh lumayan mungil berjalan kaku dengan ketakutan ke arah 5 orang yang tengah berkumpul di salah satu celah sempit dan kecil dekat halte.
Bae jinyoung kelas 2-1, dia anak kepala sekolah dengan nilai rata-rata setiap semesternya yang selalu memuaskan. Ia berhasil menyabet seluruh penghargaan dan piala saat berpartisipasi mengikuti olimpiade atau lomba fisika dan matematika. Bisa dibilang otaknya sangat canggih. Dia tampan dan menjadi idola banyak orang, hanya satu kejelekannya. Sejak berkumpul bersama anak-anak berandalan itu, dia sering masuk ruang konseling karna rutin membuat masalah.
Samuel kim kelas 2-2, siapa yang tidak kenal padanya? Otaknya luar biasa, parasnya luar biasa, gombalnya pun luar biasa. Inggrisnya benar-benar patut diacungi jempol. Sebenarnya dia anak yang baik dan ramah, hanya saja malah terjerumus di kubangan pergaulan sialan itu.
Joo haknyeon kelas 2-2, tukang kerdus sekolah. Otaknya memang harus dipertanyakan keberadaannya, tetapi dia sangat berprestasi di bidang non akademik, khususnya dance. Ada yang bilang bahwa haknyeon itu anak dari ceo sebuah perusahaan ternak babi terbesar di kota ini. Dia memanglah jenis anak yang hyperaktif, tapi berterimakasihlah pada anak disebelahnya, karna berkat dia joo haknyeon jadi anak yang tidak benar.
Park woojin kelas 2-5, ya memang dia sudah menjadi berandal. Tapi dari dulu sudah sangat berprestasi di bagian dance sekolah dan olahraga. Orangnya cuek tapi entah kenapa banyak sekali siswi di sekolah yang suka dengannya. Dia itu sangat terkenal, sungguh. Bahkan banyak siswi sekolah sebelah yang berbondong-bondong datang ke sekolahku hanya untuk meneriakkan nama park woojin. Woojin itu teman karib jihoon, orang yang berada ditengah-tengah mereka.
Park jihoon kelas 2-5, gosip beredar bahwa dia adalah anak pemilik sekolah kami. Dia itu sangat memalukan. Sekolah seenaknya, bersikap seenaknya layaknya seisi bumi ini miliknya. Preman no. 1 sekolah. Permimpin dari geng sialan itu, biang dari semua keributan sekolah. Dia tawuran, dia minum-minum, dia merokok, dia bolos, dia menindas semua orang bahkan kakak kelas. Menurutku bahkan tidak ada yang bagus dari dirinya. Tidak ada yang mau berteman dengannya selain teman-temannya itu sendiri. Nilainya bahkan buruk, dan tak punya prestasi apa pun. Tapi kudengar, dia pemegang sabuk hitam taekwondo, dan sangat ahli berkelahi hingga lawannya dapat dipastikan selalu masuk klinik sekolah bahkan bisa saja sampai masuk IGD rumah sakit.
Hhh kepalaku sangat pusing memikirkan orang macam park jihoon itu. Ingin rasanya aku tidak peduli pada semuanya, tapi cukup. Ini sudah benar-benar keterlaluan. Apa mereka tak puas menyiksa lee daehwi setiap harinya?!
Saat daehwi, pria bertubuh mungil itu terlihat diseret oleh salah satu dari mereka, kakiku dengan cepat menghampiri anak-anak sialan itu.
"Apa kalian tak pernah puas untuk mengganggunya?" Kegiatan mereka terhenti kala suaraku terdengar.
"Wah wah siapa ini? Lai guanlin? Pfft sudah punya nyali kau rupanya?" Aku memutar bola mataku kesal.
Kutarik lengan milik daehwi agar lepas dari cengkraman mereka, dengan cepat kubawa ia menjauh. Terdengar sahutan seruan kasar di detik berikutnya yang dilontarkan 5 orang tadi. Dan kemudian terdengar suara langkah kaki yang mengejar.
KAMU SEDANG MEMBACA
dualism [panwink]
FanfictionGuanlin's pov. "Namanya park jihoon. Dan aku tidak pernah mengira bahwa wajahnya bisa semanis ini"