Natan mengeringkan rambutnya yang masih basah sambil duduk didepan cermin menatap dirinya sendiri dan sekali-sekali memperagakan muka absurd.
Seperti sekarang, natan memekarkan hidungnya beberapa kali dengan bibir yang dimajukan, entah apa pikirannya.
"Dedek, udah belum mandinya?
Cepet kebawah makan malam udah mama siapin nih!," teriak faiza dari bawah memanggil gadis semata wayangnya."Udah ma. Iya, tunggu bentarrr!" teriak natan tak mau kalah dengan mamanya.
Natan berjalan lambat kebawah dengan senyum lebar melewati beberapa anak tangga sambil melambaikan tangan dan memberi kiss bye sedangkan tangan kiri berpegangan besi tangga bergaya layaknya miss universe.
"Dedek, cepetan turun! Nggak usah banyak gaya dulu," kesal faiza melihat anaknya yang bergaya tidak jelas menurutnya.
"Wahh, gilakk bener. Pasti enak semua makanannya" takjub natan sambil mencium masakan mamanya yang pasti enak!
Karena pastinya masakan ibu sendiri itu lebih enak daripada masakan ibu-ibu yang lain.
Betul tidak?"Pemales iya, Sukanya cuma tidur, Mandi selalu Malem, bantuin beres rumah gak pernah, bantuin mama masak gak pernah, mau jadi apa dedek kamu ini!," Oceh faiza sambil menggelengkan kepala melihat tingkah laku putrinya.
"Cantik iyaa, pinter iyaa, banyak yang ngefans iyaa, ngerjain pr tepat waktu, rajin menabung pula. Anak siapa natan kamu ini!,"puji natan sendiri menirukan gaya mamanya.
"Nggak merasa tuh punya anak kayak gini," ucap alsof yang baru datang dari ruang tamu.
"Udah pulang tamunya mas? Yuk makan udah aku siapin semua" tanya faiza kepada suami tercintanya.
"Udah pulang tadi barusan. Emang pernah kamu melahiri anak kayak gini dek?" tanya alsof kepada faiza menyindir natan.
"Kayaknya nggak pernah tuh mas, cuma abang mifta aja tuh,"balas faiza enteng.
"Orang tua durhaka, kalo bisa anak sumpahin orang tua udah lama natan sumpahin," jawab natan tak terima.
"Sumpahin apa, hayoo?" tanya alsof meledek.
"Sumpahin, semoga Anaknya Bu Faiza ama Pak Alsof tambah cantik"
"Aamiin" jawab alsof dan faiza sambil menekukkan kedua tangannya seperti berdoa.
"Semoga tambah pintar,"
"Aamiin"
"Dapet jodoh yang mapan,tampan, baik sholehah, tanggung jawab, dan setia"
"Aamiin"
"Dan terakhir, orang tuanya nambahin uang jajan anaknya."
"Aamiin..." jawab mereka lagi dengan nada merendah sambil berfikir keganjalan dari sumpahan tersebut.
***
Natan baru sudah selesai makan malam dan pastinya menjadi bahan ledekan kedua orang tuanya. Ya begitulah, kedua orang tua natan sangat menyayangi natan dan abangnya. Mereka bisa membuat keadaan asik karena mereka bisa dibilang orang tua zaman now dan harus kalian ketahui lebih up to date dari anaknya sendiri.
Sedangkan abang natan, sekarang sedang kuliah di jawa sehingga natan menjadi satu-satunya pengacau dirumah.
Natan mencari ponselnya yang entah kemana, karena daritadi siang ia tidak menggunakan benda persegi panjang tersebut.
"Pasti kerjaan mereka nih," ucap natan dengan dirinya sendiri mengingat bahwa tadi siang sahabatnya berada dikamar natan.
Biasanya, jika mereka ber-enam kekamar natan pasti ada saja yang dijahili oleh mereka.
Pernah waktu itu, natan mengecek celana dalamnya dan seluruhnya sudah dipasang pembalut oleh mereka. Padahal natan sedang tidak datang bulan.
Pernah juga, mengambil alat tulis natan, mengganti sampul buku pelajaran natan sehingga natan sering tertukar pada saat disekolah dan masih banyak lagi...
Drttt.. Drtttt
Natan mendengar suara handphone nya yang bergetar, natan mencari seisi kamar dimana suara itu berada.
Dan benar, natan menemukan Hp nya berada di dalam celengannya.
"Gilaa, salut gue dari mana mereka tau kunci celengan gue. Wahh," takjub natan sendiri kepada sahabatnya.
Drttt.. Drttt....
Edol is calling...
"Edolll! Gilaaaa kemanaa aja lo selama ini gak ngabarin gue betah lo disana? sekalian aja nggak usah pulang-pulang?!!" sambar natan tanpa titik,koma.
"Cepetan keluar, gue udah nunggu didepan rumah lo. Hitungan sampe 3 gak muncul gue cabut nih!
Satu.." Ancam edho sahabat natan sedari kecil.Natan langsung mengambil seribu langkah keluar rumah untuk melihat edho. Dan benar saja, edho sudah berdiri didepan rumah natan dengan senyum merekah.
"Kejutan," ucap edho tersenyum lebar sambil membuka kedua tangannya
"Edhollllllllll," teriak natan langsung memeluk edho.
"Kayaknya ada yang kangen nih sama gue," ucap edho terkekeh.
Natan melepas pelukannya, dan langsung menjitak kepala edho. "Puas lo jalan-jalan hah?!" Tanya natan sinis.
"Yes, of course.." balas edho sombong.
"Yeee, baru jalan-jalan keluar negeri aja udah belagu lo ya," ejek natan ke edo.
"Emang kayak lo! Cuma bisa dirumah doang nggak pernah jalan-jalan! Pantes ajaa jombloo!!"teriak edho mengejek natan.
"Terserah lo deh, yang penting oleh-oleh buat gue adakan?" tanya natan sambil menaikkan kedua alisnya menyenggol bahu edho.
"Yoi, pastinya dong. Nih oleh-oleh buat sahabat gue tercinta atannn tan orangg utannnn!" balas edho sambil memberi kotak berwarna pink silver untuk natan.
"Wahhh, dari kotaknya mahal nih," puji natan
"Yaiyalah, mahal banget hampir 10 juta tuh," balas edo sombong.
"Wahh, nggak nyesel gue punya sahabat kayak lo! Makasih banyak edollnya atannnn!" senyum natan sambil memeluk edho lagi.
"Sama-sama gue juga gak nyesel kok," jawab edho membalas pelukan natan.
Gak nyesel ngasih lo oleh-oleh itu maksudnya, liat dulu lo isinya baru terimakasih haha -tambah edho lagi dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Rombongan 7
Teen Fiction"Kita dikalahkan ambisi. Kau egois dan aku gengsi." Natan kehilangan 2 peran dalam sosok hidupnya. Dan, kehilangan semuanya disebabkan keegoisan yang tak mau kalah. Cerita tentang sebuah persahabatan yang tak pernah kalian temui sebelumnya. Teman...