Ting tong
"Tunggu," Ucap Natan sambil menuruni anak tangga untuk membuka pintu rumahnya.Natan membuka pintu rumahnya, dan melihat kedatangan 6 sahabatnya yang datang tiba-tiba.
"Hampir lumutan kita nungguin lo bukain pintu," Jawab vioni meledek.
"Eh curut, biasanya aja kalian nyelonor aja masuk kerumah gue,sok-sokan tekan bel segala," sahut natan sinis. "udah yuk mas...,"
Belum Natan Selesai bicara, Mereka ber-enam langsung masuk kerumah natan dengan muka sepolos mungkin tanpa dosa.
"Orangtua lo mana tan?" tanya ica yang mungkin paling waras dari yang lain.
"Keluar kota ngurusin kuliah abang gue di Jawa"jelas natan dan dibalas anggukan dari ica.
"Yuk masuk, anggap aja rumah natan. Nggak usah sungkan-sungkan" Ajak meli dengan gaya seakan-akan si pemilik rumah.
"Cukup 6 aja punya sahabat gak tau diri" - batin natan.
****
Natan hanya menggelengkan kepala tanda tak percaya melihat 6 sahabatnya yang entah sejak kapan sudah berada dikamarnya sambil tidur-tiduran dikasur."Tan gue haus, gue mau minum jus jeruk ya" Pinta clara, "eh, jangan lupa gulanya dikit aja tan, gue udah manis nanti diabetes lagi" sambung clara.
"Gue mau air putih aja ya tan, kan gue putih suci tanpa noda" Sahut Salsa sambil mengedipkan sebelah mata ke natan.
"Gue terserah lo aja tan, mana menurut lo bagus buat gue. Gue yakin pilihan lo oke," jawab ica sambil mengangkat jempolnya ke natan.
"Es teh ajalah buatan Teteh geulis "Sambung may
Natan membuka mulutnya setengah, matanya melotot tanda tak percaya. Natan kembali menanyakan kembali pada dirinya "kok bisa gue tahan temenan ama yang kurang segaris gini"
"Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah Swt, Sini deh gue bisikin"
"Apa?"jawab mereka kompak.
"Sini deh!" mereka mendekat kearah natan penasaran.
Natan merangkul mereka ber-enam. "Mau gue buatin minum?" tanya natan, mereka mengangguk tanda setuju.
"Tangan masih berfungsi kan?" Mereka mengangguk lagi kompak.
"Kaki masih bisa berjalan kan?"
Mereka mengangguk mengiyakan."Otak masih dipakai kan?"mereka mengangguk membenarkan ucapan natan.
"TERUS KENAPA KALIAN MASIH NYURUH GUE HAH? EMANGNYA GUE BABU KALIANN??" pekik natan sontak membuat keenamnya sedikit menjauh sambil menutup telinga yang menggelegar sampai gendang telinga.
"Buset, itu suara apa toa mesjid? Gila bisa menggelegar gitu waahh" ucap meli takjub sambil memutar-mutarkan jari telunjuk di telinga mengecek telinganya masih berfungsi atau tidak.
Clara ikut angkat bicara "Kan lo tuan rumah, dan kita tamu, tamu adalah raja dan bawahan raja kalo gak babu ya... "
"Babi!" jawab mereka kompak.
Baru natan ingin menjawab ucapan mereka, tetapi kalah cepat dengan ucapan vioni.
"Eh sini deh gue li..."
"Nggak mau" potong meli. "Palingan lo mau teriakin kita lagi kayak tuh toa"sahut meli sambil melirik natan.
PLAKK
Meli mengusap tengkuknya yang dipukul oleh vioni dan natan bersamaan.
"Kejam banget, sumpah! Gak nyangka gue" ucap meli sengaja dimelas-melasin.
"Diem dulu" Ucap mereka semua kompak kepada meli.
Ica sedari tadi fokus dengan laptopnya, ia menunggu hasil seleksi pengumuman penerimaan murid baru jalur tes Sma Kusuma Jaya. Ya, Vioni, Meli, Clara, Salsa, adalah siswa yang ikut tes seleksi siswa baru Sma Kusuma Jaya, sedangkan natan dan ica mereka lulus melalui jalur undangan karena prestasinya. Kecuali May, yang baru menginjak kelas XI SMP.
"Apaan sih? Gue mau liat juga," Ucap meli heran.
Mereka semua diam tak menjawab pertanyaan meli dan menatapnya lirih.
"Napa liat-liat? Baru nyadar gue cantik,"sambung meli lagi.
"Biasa aja dong liatin gue! Kalian kenapa sih, aneh banget!,"Heran meli.
"Hm. Mell...." lirih Clara.
"Apa?!"
Tanpa disadar air mata Natan sudah jatuh membasahi pipinya.
"Eh lo kenapa tan? Lo sedih ya liat gue yang lebih cantik daripada lo?" tanya meli sambil menepuk pundak natan. "Cup,cup udah gakpapa gue tau gue cantik tapi jangan sampe ngehancurin pertemanan kita ya!!" ucap meli lagi percaya diri.
Vioni, Clara, Ica, may tidak bisa lagi menahan bendungan air mata di pelipisnya, mereka ikut menangis sambil tersenyum getir kepada meli.
"Woii, kalian kenapa sih? Ngiri juga dengan kecantikan gue!" dengus meli.
Mereka hanya diam tanpa menghiraukan pertanyaan meli. Mereka tidak sanggup jika memberitahu berita tersebut kepada meli.
Keadaan hening seketika, meli ikut terdiam. ia menatap sahabat-sahabatnya yang menangis secara diam tanpa ia tau sebabnya.
"Mel.." panggil vioni.
"Hm,"
"Kapanpun, kita tetep sahabatkan?" tanya vioni hati-hati.
"Yaiyalah, sampe kapanpun kalian sahabat gue gak bakal ter-gan-ti-kan." jawab meli mantap.
"Kalo seiring waktu kita berubah gimana?" tanya natan sekarang.
"Yah gak mungkin berubahlah, kita kan selalu bersama dimanapun dan sampaikapanpun" jawab meli lagi.
"Emang kenapa sih? Kalian kok tanya gitu seolah-olah kita mau pisah," tanya meli heran. "Kita gak akan pisah, kitakan bakal satu seko..."
Belum meli menyelesaikan perkataannya, ia tersadar akan sesuatu.
pengumuman hasil seleksi siswa baru Sma Kusuma jaya.Tanpa aba-aba, mereka ber-enam langsung memeluk meli dengan isakan tangisan yang semakin kencang.
Meli terdiam, badannya gemetar dan tanpa tersadar air matanya sudah ikut terjatuh dari pelipisnya.
****
First imperssion kalian apa tentang cerita ini😂😂
Ini baru pertama kali bikin cerita dan Insya Allah bakal dikelarin sampe abisss.Semoga kalian senang, dan jangan lupaa voteeee commenttt.
Makashh😊😊
Kritik saran? Bisa chat dari ig @amalianabatan @Rombongan7
Follow juga ya heheeSen, 28 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Rombongan 7
Teenfikce"Kita dikalahkan ambisi. Kau egois dan aku gengsi." Natan kehilangan 2 peran dalam sosok hidupnya. Dan, kehilangan semuanya disebabkan keegoisan yang tak mau kalah. Cerita tentang sebuah persahabatan yang tak pernah kalian temui sebelumnya. Teman...