Jungkook P.O.V
Jimin adalah kekasihku, kami sudah berpacaran selama setahun.
Aku menyukai Jimin dan segala sifat nya termasuk sifat clingy nya.
Saat dia kesal dia akan memeluk, saat dia marah atau sedih dia akan selalu memeluk, termasuk memeluk orang orang disekitarnya jadi Jeon Jungkook sebagai pacar yang baik harus siaga setiap Jimin butuh pelukan. Bukankah aku pacar yang sangat baik? Hehehe
Jadi inilah kisah cintaku dan Jimin dengan sifat clingy nya."Ayolah Jungkook aku ingin eskrim di kafe yang baru dibuka itu"
Jimin menatap ku dengan puppy eyes nya. Hhh siapa yang tahan dengan serangan macam itu.
"Ck baiklah, tapi hanya satu cup yaa"
Bibirnya melengkung kebawah.
"Tapi jiminie ingin rasa coklat dan vanilla"
"Yak! Kau bisa sakit nanti"
Jimin menggembungkan pipinya, oh tidak serangannya semakin kuat tahan Jungkookie tahan.
"1 atau tidak sama sekali" ujarku tegas.
"Baiklah Kookie" Jimin menjawab setengah ikhlas "tapi gendong aku sampai di kafe" sambungnya sambil berbinar binar. Aku pun menunduk tak lama kemudian Jimin menempel seperti koala di punggungku.
***
Sore itu aku seharusnya pulang bersama Jimin namun tiba-tiba wali kelasku memberikan jam belajar tambahan. Ahh sial sekali.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam saat aku keluar dan menemukan Jimin yang tertidur di pos satpam. Aku mendekatinya dan membelai pipi lucu nya dia menggeliat.
"Kook ah lama sekali" Jimin terbangun dan bertanya dengan suara seraknya.
"Maafkan aku chim tadi ada kelas tambahan dan hp ku mati"
"Tidak mau, jiminie marah" katanya sambil merengut lucu, Jimin duduk dan menatap Jungkook dengan tatapan anak kucing nya.
"Maafkan Jungkookie ya jiminie" ujarku memelas.
"Baiklah, sebagai balasannya Jungkook harus menggendongku dan menraktirku makan pizza" Jimin berseru semangat. Aku mendengus.
"Ck baiklah, Ayo naik ke punggungku"
Jimin melompat semangat ke punggungku.***
Terkadang sifat clingy Jimin bisa menjadi hal yang menjengkelkan bagiku. Bagaimana tidak? Jimin tau bahwa Taehyung menyukainya tapi Jimin tetap saja memeluk dan bersandar padanya.
Seperti siang ini aku melihat Jimin tengah bersandar di bahu Taehyung di kantin. Aku mendekatinya dia duduk tegak dan tersenyum cerah seperti tidak terjadi apa-apa. Aku hanya melirik nya sekilas lalu pergi. Katakan saja aku kekanakan tapi hei itu sudah keterlaluan aku tidak suka."Kookie tunggu aku" Jimin mengejarku tapi aku terus berjalan. Tapi Jimin berhasil mendahului ku dia berdiri di depanku sambil memasang wajah memelas seperti anak anjing minta dipungut.
"Kookie kenapa? Kookie sedang marah pada jiminie?" Bibirnya melengkung kebawah. Tidak aku tidak boleh terpengaruh aku harus memberikan pelajaran pada Jimin.
Aku berjalan memutar untuk memghindarinya. Jimin mengikutiku sampai ke kelas."Ck! Kenapa mengikutiku?! Pergilah berpelukan dengan Taehyung!" Aku menaikkan suaraku di depannya. Jimin tersentak dan memandang ku dengan mata berkaca-kaca.
"Tapi taetae kan sahabat ku. Jimin tidak boleh memeluk taetae?" Tanyanya polos, aku menghela nafas.
"Tidak boleh karena aku cemburu" ujarku tegas Jimin mengerutkan keningnya.
"Kenapa? Kau tidak suka? Baiklah lakukan sesukamu" aku meninggalkan Jimin.Sepulang sekolah aku melihat Jimin bersandar di tembok depan kelasku, aku berjalan tanpa menghiraukannya.
"Jungkook tunggu aku" Jimin mengikutiku dari belakang.
"Kookie maafkan jiminie yaa, jiminie tidak pernah mengerti perasaan Jungkookie. Maafkan jiminie" Jimin berbicara sambil mengikutiku, aku terus berjalan. Sampai aku merasa Jimin tak mengikutiku lagi, aku menoleh ke belakang dan mendapati Jimin yang sedang berjongkok dan memberikan tatapan memelasnya yang sempat membuat ku hampir lepas kendali dan berlari memeluknya.
"Kookie dengarkan aku dulu jangan berjalan terus aku capek, Kookie jalan nya cepat sekali" Jimin merengut lucu.
"Siapa yang menyuruh mu mengikutiku?" Ujarku malas lalu meninggalkan nya. Sekali-sekali aku ingin menghukumnya.
...
Terhitung sudah dua hari aku mendiamkan Jimin, aku tidak bermaksud untuk mengacuhkan nya selama itu tapi tugas ditambah kelas tambahan dan keorganisasian membuat ku tidak sempat bertemu dengannya. Ahh aku merindukannya. Aku mengecek hp dan melihat jadwalku. Seperti nya pulang sekolah aku bisa menemui Jimin.
Sepulang sekolah ternyata aku menemukan Jimin di depan kelasku. Jimin langsung menarik tanganku ke taman belakang sekolah.
Sesampainya di taman Jimin langsung memeluk ku sangat erat dan menyembunyikan wajahnya di dadaku sambil terisak."Jiminie sangat merindukan Kookie, hikss maafkan aku Kookie aku tidak akan memeluk orang lain lagi kecuali Appa dan Jungkookie" aku tersenyum hangat lalu membalas pelukan Jimin dan mengelus rambutnya.
"Aku sudah memaafkan mu dari kemarin, maaf tidak bisa menghubungimu aku sangat sibuk" Jimin mendongakan wajahnya, aku bisa melihat pipinya yang memerah dan matanya yang berkaca kaca dan jangan lupakan poutnya. Aku mengecup bibirnya sekilas. Jimin menangis kencang dan membuat ku gelagapan.
"Hei sayang kenapa menangis?" Aku memeluk nya dan mengelus punggungnya.
"Jiminie takut Jungkookie akan meninggalkan jiminie hiksss" dia terisak seketika perasaan bersalah langsung menghantamku.
"Maafkan aku yang kekanakan ini ya" ujarku lirih dia hanya mengangguk dipelukanku.
"Aku memaafkan mu. Oh Iya Jungkookie harus memeluk ku selama satu hari ini" aku mengernyit.
"Ayolah Kookie aku sudah puasa memeluk kookie selama 2 Hari jadi harus dibayar" tambahnya sambil membuat wajah bebek nya. Aku terkekeh gemas lalu menarik bibirnya."Baiklah kau bisa memeluk ku sepuasmu hari ini"
Jimin pun tersenyum cerah sampai semua giginya kelihatan.End
Holaaa aku kembali dengan cerita gajeku ini. Terimakasih buat yang mau membaca dan yang vote. ILY guysss💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot JiKook.
FanfictionHanya coretan iseng seorang pemula. Warning! BxB tidak suka jangan mendekat!