One two one two

320 49 15
                                    

Cast: Okamoto Keito, Nakajima Yuto & Inoo Kei

***

Di Jepang, menjadi seorang pelajar yang baik adalah hal yang sangat penting. Orangtua sering memberikan tekanan untuk anak-anaknya agar mereka belajar lebh keras dan dapat nilai bagus. Para siswa sering membayar guru privat sepulang sekolah, sementara lainnya bahkan kembali ke sekolah malam harinya untuk pelajaran tambahan.

Ini telah menjadi masalah yang serius disana karena pelajar sering tertidur dikelas setelah malam sebelumnya tidak beristirahat dengan cukup. Dibeberapa daerah bahkan telah berlaku larangan untuk belajar lewat dari jam 10 malam.

Pada suatu malam, seorang siswa bernama Inoo Kei masih berada di sekolah, saat itu sudah cukup larut dan ia sedang belajar diperpustakaan bersama Nakajima Yuto dan Okamoto Keito serta beberapa teman sekolahnya. Hanya lampu di perpustakaan yang masih menyala sementara bagian sekolah lainnya gelap gulita.

Beberapa saat kemudian, Inoo merasa ingin ke toilet, setelah memberi tahu Yuto dan Keito bahwa ia akan segera kembali, Inoo pergi keluar dari perpustakaan dan menyusuri koridor menuju toilet.

Beberapa menit telah berlalu diperpustakaan, Yuto dan Keito tiba-tiba mendengar suara ketukan pelan yang sepertinya datang dari arah jendela. Saat mereka menoleh kearahnya, mereka melihat seorang wanita kurus nan pucat sedang berdiri diluar. Wajahnya menekan kaca jendela dan matanya tertutup rapat. Jarinya yang panjang dan melengkung sedang mengetuk-ngetuk jendela. Mereka berdua bertanya-tanya, apa yang sedang wanita itu lakukan diluar sana semalam ini?.

Sejurus kemudian, wanita itu membuka matanya dan Keito dan Yuto kaget setengah mati. Wanita itu tidak memiliki mata, hanya ada dua lubang gelap dan dalam dimana mata seharusnya berada, ia mengangkat tangannya lalu menghantam kaca jendela hingga hancur berserakan.

Tiba-tiba semua lampu mati.

Dikamar mandi sekolah, semua menjadi gelap saat Inoo hendak mencuci tangan, keadaan begitu sunyi. Inoo sama sekali tak mendengar suara teriakan-teriakan Yuto dan Keito yang datang dari arah perpustakaan. Inoo tidak mengetahui semua kekacauan dan pembantaian yang terjadi beberapa ruang dari tempatnya berada. Ia melanjutkan membasuh tangannya di kegelapan, sama sekali tidak menyadari suara rintihan yang menggema sepanjang lorong.

Setelah ia selesai, keadaan sekolah tiba-tiba kembali sunyi seperti sedia kala.

Inoo membuka pintu kamar mandi dan berjalan menuju perpustakaan. Ketika ia sampai, ia menghentikan langkahnya.

Mayat Yuto dan Keito serta beberapa siswa dan siswi   pengunjung perpustakaan berserakan disekitar perpustakaan, mereka tergeletak dilantai, sementara penjaga perpustakaan terjepit diantara meja dan rak-rak buku. Inoo begitu ketakutan, ia tidak mengerti apa yaang baru saja terjadi. Ini seperti pembunuhan massal!.

Saat itulah, ia mendengar suara langkah kaki menuju arahnya.

Inoo segera membaringkan tubuhnya disamping salah satu mayat temannya dan tetap diam.

Dia mendengar sesuatu berjingkat masuk kedalam, Inoo menutup matanya dan berpura-pura mati. Ia gemetaran ketika mendengar barang-barang diperpustakaan terlempar kesana-kemari. Inoo tetap tidak bergerak dan mencoba untuk tidak bersuara.

Ia dapat mendengar sesuatu berbisik,
"Satu...dua...satu...dua...satu...dua."

Rasa penasaran mengalahkan rasa ketakutannya. Inoo membuka matanya sedikit dan mengintip.

Disana, ditengah ruangan, berdiri seorang wanita menyeramkan berpakaian serba putih.

Inoo kembali menutup matanya dan hampir saja berteriak. Inoo sempat melihat wanita itu mengelilingi seluruh sudut perpustakaan, memeriksa setiap mayat, sambil terus berkomat-kamit.

"Satu...dua...satu...dua...satu...dua."

Inoo menutup matanya lebih rapat, berdoa agar wanita itu segera pergi dari sana.

"Satu...dua...satu...dua...satu...dua."

Wanita mengerikan itu telah berpindah dari mayat satu ke mayat lainnya, makin dekat dan dekat.

"Satu...dua...satu...dua...satu...dua."

Inoo terus mendengarkan, ia berusaha  untuk tidak melakukan apapun yang menarik perhatian.

"Satu...dua...satu...dua...satu...dua."

Makhluk itu kian mendekat ke tempat Inoo.

"Satu...dua...satu...dua...satu...dua."

Wanita itu kini telah berada ditempat Inoo. Inoo menahan nafasnya.

Tiba-tiba hitungannya berhenti.

Inoo tidak mendengar apapun namun, ia masih terlalu takut untuk bergerak.

Tak ada suara sama sekali, perpustakaan tersebut benar-benar sunyi.

Setelah beberapa menit, Inoo yakin bahwa si wanita itu telah pergi.

Ia membuka matanya pelan-pelan.


Dan melihat bahwa wanita itu sedang berbaring dihadapan Inoo, menatap matanya lekat-lekat. Jarinya yang panjang dan kurus menunjuk tepat ke wajah Inoo yang sudah pucat pasi.

"Satu...dua." Desis wanita itu sambil mencongkel kedua mata Inoo.

END


Next?

Voment first

Creepypasta• Hey Say JumpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang