Library

371 40 19
                                    

Cast: Yamada Ryosuke&Arioka Daiki

***

Yamada menatap jam ditangannya sudah hampir pukul enam sore. Ia berdecak kesal sambil mengamati Daiki masih duduk berkelut dengan buku-buku dihadapannya.

"Daiki, ayo kita main game dirumahmu." Rengek yamada, Daiki tidak menghiraukan sahabatnya.

Dibanding murid-murid lainnya akhir-akhir ini Daiki lebih memilih menghabiskan waktu jam pulangnya diperpustakaan, dan itu membuat Yamada sedikit terabaikan.

"Kau ini berisik. Seharusnya kau juga belajar, sadarlah dengan otak ayammu itu." Cetus Daiki

"Kalau aku otak ayam, maka kau adalah otak serangga!." Balasnya tak terima.

"Baiklah aku memang otak serangga, tapi setidaknya aku tidak berada diperingkat akhir seperti otak ayam." Daiki yang tidak kalah membalasnya dengan sindiran skak mat.

Yamada hanya mendengus kesal, memikirkan kata-kata Daiki yang keterlaluan, tetapi itu adalah kenyataan yang dihadapinya. Bahwa Yamada tidak lebih dari Daiki dalam soal nilai. Tiba-tiba sepengkal ide muncul dalam otaknya. Yamada tersenyum sinis.

"Daiki, aku punya cerita seram."

Daiki yang fokus kemudian menatap penuh kearah Yamada. Yamada hanya tersenyum penuh kemenangan saat Daiki tidak konsen pada bukunya.

"A..apa maksudmu?."

"Ini mengenai urband legend disekolah ini."

"He..hey apa kau mencoba menakutiku?."

Yamada hanya mendengus tawa, menatapnya tajam dan memulai ceritanya.

"Dulu diperpustakaan ini telah terjadi pembunuhan. Tepatnya pada sore hari, saat sekolah mulai sepi hanya ada seorang murid yang terus belajar karena akan menghadapi ujian semester. Pada hari itu pula terdengar kabar bahwa seorang tahanan yang berbahaya kabur dari penjara. Kau tau kan?. Lokasi penjara tidak jauh dari tempat ini. Semua orang mulai mengamankan diri dan mengunci rumah mereka karna dikabarkan tahanan adalah seorang pembunuh berantai. Namun, tidak untuk si murid, karna tak ada hal lain yang dia pikirkan selain belajar. Dan kau tau?."

Yamada mulai membelalakkan matanya pada wajah Daiki yang mulai menegang.

"Ia sama sekali tidak menyadari bahwa si pembunuh tengah bersembunyi didalam sekolah, si pembunuh bersembunyi pada sudut perpustakaan yang gelap. Saat si murid menyelesaikan belajarnya dan bergegas pulang, si pembunuh diam-diam membekapnya dan menyeretnya. Si murid yang memberontak tidak bisa melakukan apapun lagi hingga si pembunuh menggantung kedua tangannya di langit-langit perpustakaan. Si pembunuh mengambil buku matematika. Dan menulis beberapa soal di papan, ia berkata si murid harus menyelesaikan tiga soal, satu soal seharga dengan satu anggota tubuh si murid. Jadi, jika salah menjawab maka si  murid akan kehilangan satu anggota tubuhnya. Dengan situasi yang menegangkan dipaksa menyelesaikan soal, namun si murid tidak bisa berpikir dan kehilangan kedua kakinya, dan karna si murid salah menjawab ketiga soal, maka sipembunuh menukarnya dengan nyawa. Ia mencabik perut si murid hingga hancur. Semenjak saat itu...arwah si murid selalu bergentayangan diperpustakaan ini, terkadang ia muncul ketika seseorang sedang sendiri diperpustakaan. Ia menyeret tubuhnya mendekat dan mengajak belajar bersama..."

Kisah Yamada sambil berusaha membuat suaranya mencekam. Daiki menatap malas dan melanjutkan kefokusannya pada buku.

"Aku sudah tau cerita itu."

"Hei! Kenapa kau tidak memberitahuku?. Aku sudah bercerita panjang lebar!." Kesal Yamada, sambil berupaya membuat Daiki meninggalkan konsentrasinya.

"Tapi sebenarnya tadi aku ingin memberitahumu!."

"Sudah terlambat!."

Yamada yang akhirnya badmood mencoba untuk kembali tidur namun, tangannya tak sengaja menjatuhkan beberapa buku pelajaran hingga berserakan kelantai.

"Hah..bodohnya." Gerutu Yamada sambil memungut buku-buku dibawah mejanya.

Sorot matanya tak sengaja menangkap sesuatu dihadapannya. Seketika keringat dingin mengalir ditubuhnya, darahnya langsung berdesit sesaat.

Yamada menyadari,

Daiki yang selama ini duduk dihadapannya tak memiliki kedua kaki. Ia hampir saja pingsan saat melihat isi perutnya yang keluar hampir menyentuh lantai.

Daiki menurunkan kepalanya kebawah meja dan menyeringai.

"Tadi aku ingin memberi tahumu



























































bahwa aku juga mengalami hal itu."

END

next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Creepypasta• Hey Say JumpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang