Chapter 5 : Mantan Buang Aja ke Laut!
Oceana melanjutkan desain yang sudah ia buat sebelum kepulangannya ke Indonesia. Tangannya yang lincah tampak lihai menggambar. Selama di Singapura pun, Oceana meluangkan waktunya untuk menemukan gaya fashionnya sendiri. Ia bahkan sudah membuat bermacam-macam rancangan yang tergambar di sketchbook biru muda miliknya. Saat menjadi asisten Madam Sandra, Oceana belajar satu hal. Madam pernah mengatakan padanya untuk jangan takut berbuat kesalahan. Menurutnya wajar saja jika banyak melakukan kesalahan karena ia masih pemula. Namun, yang harus ia lakukan adalah menyelesaikan masalahnya dengan cepat.
Oceana juga belajar agar tidak terlalu fokus pada satu project saja. Daripada hanya membuat satu desain pada satu waktu, Oceana memilih untuk mengerjakannya secara sedikit demi sedikit. Hal inilah yang memberikan ruang bagi Oceana untuk menguji ide-ide miliknya. Meskipun menjadi desainer terkenal di Singapura, tak membuat Madam Sandra pelit ilmu. Wanita itu mengajarkannya bagaimana cara menemukan ide-ide. Bahkan setiap Oceana jalan-jalan, kamera dan sketchbook miliknya tak pernah ketinggalan. Inspirasi memang tidak perlu datang dari desain orang lain ataupun desain terbaru saat ini namun inspirasi seringkali datang secara alami atau dari hal-hal yang terjadi dengan tidak sengaja sehingga membuat Oceana mengarsipkan kumpulan ide-idenya secara rutin.
Seperti rencana awalnya, Oceana akan bekerja sebagai asisten mamanya. Ia masih tahu diri bahwa kemampuannya masih rendah dan masih harus belajar lebih banyak lagi. Lagipula mamanya juga memperbolehkan dirinya untuk membuat rancangan sendiri dan menjualnya di toko butiknya. Oceana pun dengan senang hati melakukannya. Ia juga sesekali belajar menjahit di lantai atas tempat rancangan mamanya dibuat.
Oceana tersenyum ketika desainnya telah jadi. Memang semua rancangannya terbuat dari bahan-bahan murah yang mudah dibuat namun memiliki kualitas yang baik. Sasaran bisnisnya memang untuk menarik remaja, wanita karier dan orang tua. Pernah sekali, Oceana membuat pakaian laki-laki untuk papanya.
"Na," panggil mamanya membuat Oceana menghentikan kegiatan menggambarnya. Oceana keluar ruangan menuju ke tempat mamanya.
"Lintang?" kata Oceana terkejut tak menyangka kalau Lintang akan kemari. Oceana melirik jam dinding yang hampir menunjukkan enam sore. Ternyata bekerja membuat ia lupa waktu.
Seperti biasa Lintang tersenyum. "Mau ngapain?" tanya Oceana lagi.
"Jemput calon," kekeh Lintang. Oceana mengerutkan kening bingung.
"Tante, Oceana pulang sama saya, ya," izin Lintang pada Atiya yang masih berbicara dengan karyawannya. Atiya mengangkat jempol sebagai jawaban.
"Yuk," ajak Lintang menggandeng tangan Oceana.
"Bentar," ucap Oceana untuk mengambil tasnya.
Lintang mengangguk dan menunggu di luar butik. Sesekali matanya melirik ke kanan dan ke kiri memperhatikan kendaraan yang hilir mudik. Meski raganya berada di tengah keramaian, hatinya merasa sepi.
"Ayo," ujar Oceana yang langsung menyelonong pergi ke parkiran. Lintang mengikuti dari belakang.
"Temenin gue makan ya," ucap Lintang alasan agar Oceana mau diajak makan. Lintang tahu kalau ia menawarkan Oceana pasti menolak. Hanya saja Lintang ingin menghabiskan waktunya bersama Oceana lebih lama.
Gak ada makanan ya lo di rumah," ketus Oceana yang ingin cepat sampai rumah.
"Jutek banget."
"Bodo!" Lintang terkekeh. Sudah lama ia tidak melihat wanita ini yang kesal karena ulahnya.
Oceana memperhatikan Lintang yang makan dengan lahap. Oceana hanya memakan beberapa suapan dan ia sudah kenyang. Porsi makan di angkringan seperti ini memang banyak. Perutnya tak sanggup menampungnya. "Lapar banget ya lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to you, again!
RomanceSetelah lama pacaran,Oceana harus menelan pil pahit karena sang pacar yang telah berstatus mantan telah selingkuh dengan musuh bebuyutannya yang pernah mencuri desain miliknya. Waktunya di Singapura telah habis dan ia kembali menjejakkan kakinya di...