"Hari berganti hari, tahun berganti tahun, tapi tidak dengan diriku"
******************Aku menginjakkan kakiku lagi di sekolah elite ini untuk menuntut ilmu. Tapi kali ini ada yang berbeda dari hari-hari lainnya. Banyak siswa siswi yang berkerumun di depan madding, beberapa ada yang berteriak senang (mungkin). Aku pun penasaran ada apa yang terjadi, kebetulan aku melihat salah satu sahabatku yang baru saja keluar dari kerumunan itu. Aku menghampirinya dan bertanya kepadanya.
"Dav, ada apa sih dimading? Tumben banget pada kumpul di depan madding. Biasannya kan cuma buat ngeliat pembagian kelas." Tanyaku langsung saat Davina sudah berada di depanku
"Itu ada pengumuman calon-calon ketua OSIS yang baru."
"Yaelah, masa cuma gara-gara pengumuman calon-calon ketua OSIS sampe pada teriak-teriak gitu. Emang siapa aja yang jadi calonnya?" ucapku dengan menggeleng-gelengkan kepala.
"Gue saranin lu liat sendiri aja sana dimading, siapa tau lu juga ikut-ikutan teriak. Ngomong-ngomong gue liat PR matematika lu dong, semalem gue keasikan nonton drakor hehe" balas Davina sambil cengengesan.
"Nah kan kebiasaan deh, aturan sebelum nonton drakor kerjain PR dulu dong Dav. Lagipula kenapa gue harus ikutan teriak coba? Aneh lu. Nih, ambil sendiri buku gue di dalem tas." aku pun memutar tubuhku agar Davina mengambil bukuku di dalam tas.
"Ya kalau gue ngerti PRnya pasti gue kerjain kok, sayangnya gue bego mtk jadi gue males ngerjain. Yaudah kelas aja yuk kalau lu ga mau ngeliat madding."
"Ayo deh. Ogah banget gue desak-desakan begitu. Mending gue lanjut baca novel deh." Aku dan Davina pun berjalan menuju kelas.
Sesampainya aku di kelas, Davina langsung menyalin PR matematikaku. Aku melihat sekeliling kelas, pemandangannya sudah biasa aku lihat setiap hari. Aku pun langsung mengambil novel dan tidak lupa memasangkan telingaku dengan earphone. Kebiasaan burukku adalah kalau sudah larut dalam novel, aku tidak akan peduli dengan sekitarku. Saat aku sedang larut-larutnya dalam novel, aku merasa ada yang menendang-nendang kakiku. Dengan terpaksa aku mengangkat kepalaku dari novel yang ku baca dan aku pun melihat ada Griselda disana.
"Apa?" tanyaku. Tapi aku tidak mendengar Griselda membalas apa. Disaat yang bersamaan Nadezhda menarik sebelah earphoneku.
"Kalau ada yang ngomong earphonenya lepas dulu dong Sam. Gimana mau denger coba kalau ga dilepas." Ucap Nadezhda menatapku sebal.
"Ya maaf deh. Gue lupa hehe." Balasku cengengesan "Tadi lu ngomong apa Gris?"
"Tadi gue ngomong kalau gue mau liat PR mtk lu yang nomor 10. Boleh ga?"
"Oalah. Yaudah liat aja, tuh bukunya di Davina."
"Oh iya Sam, lu udah liat siapa aja yang jadi calon-calon ketos di madding?" Nadezhda menatapku.
"Belum. Tadi gue mau liat, tapi rame banget kayak pembagian sembako. Jadinya gue males deh. Emang calonnya siapa aja?" balasku sambal memasukkan novel dan earphonrku ke dalam tas.
"Nih lu liat sendiri aja. Itu akun IG OSIS sekolah kita." Nadezhda memberikan HPnya kepadaku
"Hai guys, kali ini kami ingin memperkenalkan calon-calon ketos baru SMA Gemilang Prestasi nih. Dari foto pertama sampai keempat.
Yang pertama ada 'Adelia Zahra' kelas XI MIPA 2. Pada periode OSIS sebelumnya Adel menjabat sebagai bendahara 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Very Late
Teen FictionAwalnya aku mengira pilihanku sudah yang terbaik, ternyata pilihanku tidak lebih dari cowok brengsek. Siapa sangka kalau cowok yang selama ini aku anggap brengsek dan sangat mengganggu, ternyata orang yang selalu melindungiku dari jauh dengan carany...