"Banyak kenangan yang kau miliki dan kamu simpan baik-baik. Dan aku berjanji akan membuatkanmu sebuah kenanga yang paling tidak bisa kau lupakan seumur hidupmu"
******************Kring…. Kring… kring…
Aku dan teman-temanku langsung bergegas menuju kantin. Sungguh aku sangat lapar karena ulangan matematika yang dilanjutkan dengan pelajaran fisika, dan juga aku tidak sempat sarapan.
Sesampai di kantin kami pun mencari meja yang kosong karena keadaan kantin sangat ramai. Davina dan Griselda bertugas membeli makanan, sedangkan aku dan Nadezhda menjaga tempat. Tidak lama kemudian, geng ‘DORITA’ memasuki kantin dan langsung menggabungkan diri di tempatku tanpa izin.“Ngapain lu duduk disini? Perasaan gue gak kasih izin deh.” Ketus Nadezhda
“Yaelah Nad, tempat yang lain udah penuh tau. Lagian lu siapa sampe-sampe harus izin sama lu? Ini kantin kan punya umum” balas Orlando
“Ya tapikan gue duluan yang nempatin, jadi lu harus minta izin dulu dong.”sahut Nadezhda
“Udah gini aja, gue perwakilan dari mereka semua minta maaf kalau ganggu lu sama Samara. Tapi boleh kan kita gabung disini? Soalnya meja yang lain udah penuh.” Ucap Kak Theo menengahi sambil tersenyum
“Iya boleh kok kak kalau mau gabung” balasku “Lu juga tau diri dikit dong, Lan. Jangan ngegas, disekolahin kok gak pinter-pinter.”
“Tau lu Lan kalau lu minta baik-baik kan enak jadinya” sarkas Nadezhda
“Ck, iya dah. Salah mulu gue perasaan” Orlando mencibir
“Lu hidup aja salah Lan” sahut Griselda tiba-tiba “Nih makanan lu berdua” Griselda memberikan pesananku dan Nadezhda
“Kita gabung nih sama mereka?” tanya Davina sembari duduk di sebelah Ivander
“Iya dong, Bebs. Kan gue mau deket sama lu.” Jawab Ivander dengan merangkul Davina
“Heh, tangan lu minta gue tabok, Van? Lepasin tangan lu dari kembaran gue” Davino memandang tajam ke tangan Ivander
“Wess sans bro. nih, gue lepasin tangan gue. Bebs, kembaran lu posessive banget sih?” tanya Ivander ke Davina
“Iyalah wajib, secara kalau gue lecet atau luka nanti dia yang kena marah sama bokap. Dan stop manggil gue ‘bebs’ karna gue bukan pacar lu.” Sarkas Davina
Brak... Tring…
Aku membanting garpu dan sendok yang sedang ku pegang berbarengan dengan Kak Alex yang menggebrak meja“BISA DIEM GAK SIH?” teriak kami berbarengan. Semua yang berada di meja kami dan seisi kantin melihat kami dalam diam.
“Gue mau makan aja susah kayaknya” ucapku
“Gue udah make earphone buat hafalan biologi aja masih ke ganggu” omel Kak Alex
“Yaudah jangan emosi Sam,Lex. Lu semua juga makan aja kenapa sih? Udah jangan ada yang berisik lagi.” Ucap Rafael
Setelah ucapan Rafael kami pun melanjutkan aktifitas kami denga tenang. Beberapa menit kemudian aku sudah selesai makan. Aku pun memulai percakapan agar suasana damai
“Kak Alex mau ikut olimpiade biologi lagi ya?” Tanyaku dengan menyenggol tangan Kak Alex
“Yoi. Mumpung tahun terakhir nih.” Jawab Kak Alex
“Gue denger bakal ada olimpiade matematika juga tuh, Sam. Lu gak ikut?” tanya Kak Theo
“Gak tau kak. Belum ada info dari Bu Damay. Mungkin hari sabtu pas kumpul baru diumumin.” Balasku
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Very Late
Fiksi RemajaAwalnya aku mengira pilihanku sudah yang terbaik, ternyata pilihanku tidak lebih dari cowok brengsek. Siapa sangka kalau cowok yang selama ini aku anggap brengsek dan sangat mengganggu, ternyata orang yang selalu melindungiku dari jauh dengan carany...