Sabtu pagi ini aku sudah berada diruang makan bersama keluargaku yang tidak lengkap. Ale dan Illee masih tidur, sedangkan Kak Darel berada di Palembang. Setiap hari sabtu sekolahku itu libur, yang ada hanya ekstrakulikuler. Hari ini aku akan berkumpul dengan anak-anak KIR (ekskulku) untuk persiapan olimpiade. Ya, kemarin aku dipanggil Bu Damay untuk membahas olimpiade dengan yang lain.
Seperti tahun kemarin, aku masuk kedalam tim olimpiade matematika untuk mewakili sekolahku. Tahun lalu aku dan timku berhasil mempertahankan gelar juara bertahan. Dan semoga tahun ini aku dan timku tetap bisa mempertahankan gelar itu lagi.
"Hari ini mom berangkat ke Singapore, ya" Ucap Mommy
"Mau ngurusin butik atau mau ngadain fashion show, mom?" tanya Kak Orlo
"Mau ngurusin butik, Lo. Mungkin 4 hari mom disana."
"Mom sendiri? Atau sama Dad?" tanyaku
"Sama Dad, Sam. Dad ada seminar di salah satu univ disana." sahut Daddy
"Berarti kita sendirian nih, Dad? Ale sama Ilee gimana?" tanya Kak Lexi
"Iya dad. Si kembar gimana? Aku kan selalu pulang malam, Lexi juga jarang dirumah, Sam juga bakalan sibuk buat olimpiade." jelas Kak Orlo
"Adikmu pulang sekolah dijemput sama Aunty Rizka. Nanti siapapun yang pulang duluan, jemput adik-adik kalian, ya." jawab Mom
"Mom sama Dad akan berangkat nanti malam, jangan sembarangan bawa orang ke rumah! Kalau mau kemana-mana izin dulu sama orang rumah." Dad memberi nasihat
"Siap mom dad" jawabku
"Dad, nanti aku sama temen-temenku mau kerja kelompok disini. Boleh kan?" tanya Lexi minta izin
"Boleh saja. Nanti Mom siapin snack buat kalian."
"Oh iya jangan lupa ya Lex, kalau ada yang mau ngerokok jangan didalam rumah!"
"Ok, Mom. Iya Dad, nanti aku kerja kelompok di halaman belakang." ucap Lexi
"Sam berangkat, ya." pamitku. Aku pun menyalimi tangan Mom dan Dad. Lalu mencium pipi kakak-kakakku.
"Hati-hati" ucap semuanya
---
Di sekolah aku melihat ada beberapa ekskul yang sedang berkegiatan. Aku melewati lapangan basket yang penuh dengan anak club basket. Sepertinya mereka sedang latihan. Aku melihat mereka latihan dari pinggir lapangan.
Tiba-tiba.....
"AWAS!!!" seru anak-anak basket memperingatkanku.
Bola basket melambung ke arahku. Aku menutup mataku karena takut bola itu mengenaiku.
Bugh... "sshhh" desis seseorang
Aku pun membuka mataku. Ternyata tubuhku dipeluk seseorang. Aku mendongak untuk melihat wajahnya. Ternyata yang memelukku adalah Davino.
"Lu gapapa kan, Sam?" tanya Davino cemas
"Iya gue gapapa. Tapi, lu sendiri gimana?pasti sakit kan kena bola basket." jawabku
"Cie... Khawatirin gue, jadi malu. Hehe" goda Davino
"Ihhh kok lu ngeselin sih." aku mencubit lengan Davino
"Aww... Ampun ampun, gak sakit kok, udah biasa gue mah kena bola basket." Davino meringis
"Serius?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Very Late
Fiksi RemajaAwalnya aku mengira pilihanku sudah yang terbaik, ternyata pilihanku tidak lebih dari cowok brengsek. Siapa sangka kalau cowok yang selama ini aku anggap brengsek dan sangat mengganggu, ternyata orang yang selalu melindungiku dari jauh dengan carany...