Invidious|7|

75 54 32
                                    

Aku menemukanmu lalu jatuh. Setelah itu menunggumu jatuh juga agar aku bisa menangkapmu.
.

..


Kalau ditanya apa keahlian Flora. Jujur, Flora tidak akan tahu jawabannya. Yang Flora tahu hanya ia punya keunggulan dalam angka karena malas melihat huruf bak rumah semut dalam buku. Selain tidak bertele-tele, angka juga lebih mudah dihafalkan. Sebab selain pusing, membaca juga bisa menimbulkan sakit perut, mual dan panas dalam bagi Flora.

Anggap saja Flora salah jurusan karena mengambil kelas IPS hanya karena malas kalau harus berkompetisi dengan saudaranya yang notabene lebih unggul.

Seperti tebakannya, Fiona menjadi siswi kebanggaan sekolah di kelas MIPA sampai sekarang.

Selama sekolah Flora hanya aktif dan mau mengerjakan tugas tanpa bantuan contekkan hanya pada pelajaran matematika atau akuntansi.

Mulutnya terus menggumam dengan mata sedikit terpejam untuk mengingat rumus yang tak pernah ia buka bukunya. Karena cara belajar Flora yang hanya mendengarkan saat pelajaran saja sering membuatnya kesulitan mengingat seperti sekarang.

Tangannya tak henti-hentinya bergerak menghitung sesuatu yang coba ia pecahkan. Tanganan kanannya menggenggam kencang pensil yang tinggal setengah.

"Jangan cuma matematika yang dikerjain. Percuma aja kalau mata pelajaran lain masih jeblok," celetuk Nita yang sedari tadi hanya memperhatikan Flora dibelakangnya.

Vina yang duduk disamping Nita menyahut, "Dia yang mau ngehitung aja masih dapat nilai pas-pasan, apa kabar elo yang baca Al-fatihah pas ulangan?"

Vina dan Flora tertawa terbahak-bahak.

"Eh, lo juga nggak jauh beda keles!" sentak Nita tak terima.

"Nggak. Orang gue baca surat Yasin." Vina sontak cekikikan sendiri.

"Lagian nih, ya. Bukannya mau sombong, nanti kalau gue pinter dipelajaran lain lo makin nggak bisa ngalahin kejeniusan gue." kata Flora percaya diri.

"Ya, ya. Terserah apa kata lo deh, yang punya gebetan," Nita mencibir.

"Eh, siapa? "

"Siapa lagi kalau bukan senior tercinta kita? Reno lah."

Flora segera menyahut dengan tingkah berlebihan. Begitu pun dengan suaranya yang setinggi genteng.

"Apasih. Enggak!"

"Masa? Tapi bukannya Reno deketnya sama Fiona, ya?"

Flora memutar mata jengah lalu menghembuskan nafas terlalu banyak.

"Ya berarti udah ketikung saudara sendiri." Nita tertawa jahat.

Panggilan ketua kelas diantara trio abal-abal tak lantas membuat mereka berhenti mengobrol sampai Si ketua kelas menyela dengan suara lantang.

"Oi. Merasa nggak ada wibawanya gue nih!" keluh ketua kelas yang merasa diacuhkan.

"Ada apa sih, berisik. " Nita sewot.

"Ini." Dion mengulurkan selembar kertas pada Flora.

"Ini apaan?" heran Flora.

"Gue nggak dikasih? " sahut Vina.

InvidiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang