Prolog

51 8 0
                                    

Gabriella PoV

"NON, mau bibi bantuin beres-beresnya?"

Ella menolehkan kepalanya ke depan pintu kamar. "Gak usah bi," tolak Ella halus. "Ini juga mau selesai kok," Sekarang Ella sedang menyusun novel-novel di rak buku yang ada dalam kamar.

"Yaudah kalo gitu, bibi masak untuk makan malam aja ya," pamit bi Murti.

"Kalo nanti non butuh bantuan, panggil aja bibi." Ella hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Bi Murti menutup pintu kamar Ella pelan,  membuat Ella langsung melanjutkan
menyusun novel yang masih berserakan.

Ella baru saja pindah ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya di sini. Ella memutuskan untuk tinggal di sini bersama orang tua dan juga kakaknya.

Kemarin, Ella tinggal di Luar negeri bersama nenek dan juga kakeknya.

Aku pindah kesini karena ingin mencari teman sejati. Teman sejati yang benar-benar menemaniku karena dari hati.

"Dek," panggil seseorang dari balik itu. "Kakak masuk ya" izinnya kepadaku.

Aku sangat mengenal suara itu. Dia kakak kandungku. Ahh, aku sangat merindukan nya, sudah lama aku tidak bertemu dengannya.

Aku tersenyum bahagia "Iya," ucapku seraya terkekeh pelan. "Masuk aja" aku menginkannya seraya bangkit dari dudukku.

Terdengar bunyi pintu yang terbuka, aku tersenyum manis, lalu menghambur kedalam pelukannya. "Ella, kangen banget sama kakak"

Aku mengeratkan pelukanku dan menenggelamkan wajahku didada bidangnya. "Kakak juga rindu banget sama adik kakak satu-satunya ini,"

"Gimana kabarnya? Baik-baik aja kan?"

"Baik kok kak"

Aku melepaskan pelukanku dan tersenyum lebar. "Besok Ella udah mulai masuk sekolah, satu sekolah sama kakak malah" ucapku girang.

"Bagus dong, kalo gitu kakak bisa ngawasin kamu"

Aku mengangguk lalu melanjutkan berberes lagi "Hoaammm, kakak numpang tempat tidur kamu dulu ya"

"Ihhh, apaan sih kak. Itu baru aja Ella beresin, nah kan jadi berantakan lagi. Ah, sana-sana kakak keluar aja. Jangan gangguin Ella"

Aku menarik-narik tangan kakakku agar menjauh dari tempat tidurku––yang mulai berantakan lagi.

Padahal aku sudah susah-susah ngerapiinnya. Dasar ya memang!

"Iya-iya, baru ketemu aja udah galak banget. Bukannya sayang-sayangan dulu, untuk melepas rindu setelah sekian lama tidak bertemu" cibir kakakku galak.

"Nah kan, gilanya kumat. Cepet sana keluar!" perintahku tegas.

"Ini juga udah keluar" ucap kakakku masam lalu menutup pintu dengan sangat keras.

Aku memejamkan mata karena bunyi yang dihasilkan sangat keras "KALO PINTU ELLA RUSAK, GANTI YANG LEBIH MAHAL" teriakku geram.

Emang kelakuannya dari dulu tidak berubah, selalu saja menjengkelkan. Jujur sih, walaupun kakakku itu ngeselin––aku sangat merindukannya waktu aku berada jauh dengannya.

Tapi melihat kelakuannya seperti itu, rasanya aku ingin memakannya hidup-hidup––sampai tak tersisa sedikitpun.

Besok aku akan memulai kehidupan disekolah baruku, disekolah yang mungkin, bisa buat aku menemukan sosok teman sejati––atau mungkin cinta sejati.

Entahlah, biarkan ini berjalan dengan sendirinya. Tapi apa yang harus kulakukan agar aku bisa menemukan teman sejati?

Aku tersenyum tipis, sebuah ide kemudian terlintas didalam benakku.

Sebuah penyamaran mungkin bisa membantukku.

***

Hallo semuanyaa!

Disini kami bawa karya kami berdua!!

Semoga kalian suka sama cerita pertama kami :)

Jangan lupa divote ya,

Salam,
AA2

DISGUISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang