Kamalea PoV
"Rian!" teriakku tak sadar
Aku tidak menyangka kalau dia... Seorang laki-laki yang sangat aku percayai tega mengkhianatiku dari belakang.
'Kenapa gue marah? Seharusnya aku bersyukur, bisa dijauhkan dari orang jahat seperti dia.
'Tapi gue gak rela lihat dia sama orang lain. Gue gak nyangka kalo dia ngekhianatin gue'
Banyak pertanyaan yang ada didalam benakku 'Apa gue salah?' 'Apa ini cuma kejutan?' 'Apa dia bosen sama gue?'.
Tapi tak ada satupun yang keluar dari mulutku, aku hanya bisa melongo tak percaya.
Jelas-jelas dihadapanku sekarang berdiri pacarku, atau lebih tepatnya mantan pacarku. Dengan seorang perempuan yang sedang bermesraan.
'Apa gue berhak untuk marah?'
"Hallo Lea" panggilnya santai kepadaku.
Dia berdiri dari tempat duduknya, lalu menghapiriku.
"Maksud lo apa?," aku membentakknya kasar. "Selingkuhin gue?" emosiku sudah mendidih dikepala.
"Masih nanya gue ngapain?," dia terkekeh pelan. "Ya gue selingkuh lah!," ucapnya tanpa dosa. "Mana ada cowok yang beneran suka sama cewek kayak lo, udah manja, cerewet, norak lagi"
Aku terdiam mendengar penuturannya.
"Gue pacaran sama lo itu karena, gue mau duit bokap lo aja," dia melipat tangannya didepan dada. "Lo tuh terlalu polos untuk ditipu Lea sayang" dia tersenyum
'Jujur, hati gue sakit denger penuturannya. Gue rapuh! Gue sakit! Gue Marah! Dia sangat tega!. Perasaanku bercapur aduk.'
"Lo tega! Tega! Tega!" teriakku kesal kepada Rian dengan air mata yang tak terasa sudah bercucuran entah dari kapan.
"Terserah Lo deh," dia mengangkat bahunya acuh. "Sekarang gue udah dapet Lolita yang jauh dari sifat lo. Dan yang pastinya dia lebih kaya dari Lo" dia tertawa sinis.
"Udah mending Lo pergi dari sini! Pergi!" bentakannya pada diriku.
"Dasar cowok brengsek!" teriakku ingin menjambak rambutnya.
Dia membalikkan badannya lalu tergagap melihat pacar barunya ada tepat didepannya.
"Lolita," panggilnya tergagap. "Gue bisa jelasin kok" dia mendekati Lolita pelan.
Plak.
Satu tamparan mulus mengenai wajah tampannya Rian. Didalam hatiku, sedang tertawa puas melihatnya.
"Jadi lo cuma mau duit gue doang? Iya?," dia membentak Rian ganas. "Mulai sekarang kita putus!" Lolita pergi meninggalkan Rian.
"Gue bisa jelasin!," teriak Rian, kepada Lolita yang sudah mulai menjauh. "Shit!" umpatnya kesal.
Dia lalu menoleh kearahku, dan tanpa tampang berdosanya. Dia, menggandeng tanganku.
Langsung saja, aku menghempaskan tangannya kasar.
"Lea," panggilnya lembut. "Gue janji, bakalan berubah"
Aku tersenyum sinis, lalu mendaratkan tanganku pada pipinya.
Dia menatapku tak percaya. "Mau nyoba nampar lo aja" aku berucap acuh.
Aku berjalan meninggalkannya, dia teriak-teriak tak jelas disana. Aku tak peduli.
'Gue bingung'
Mereka para lelaki, mempacariku hanya karena kekayaanku saja. Atau bahkan kecantikanku saja.
Sekarang aku harus bagaimana? Bagaiman caranya aku bisa mengetahui orang yang tulus padaku?
'Apa gue harus berubah jadi buruk rupa dulu? Supaya bisa mengetahui orang-orang yang tulus?'
Tiba-tiba terngiang dibenakku, 'Sebuah Penyamaran'.
Ya, itulah yang harus aku lakukan. Berubah menjadi buruk rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISGUISE
Teen FictionBagaimana jika sekolahmu kedatangan murid baru Nerd? Empat sekaligus? Kamu merasa nama sekolahmu tercemar karena adanya mereka? Atau kamu merasa ingin mempermalukan mereka? Tapi apakah mereka Real Nerd? Atau Fake Nerd? Ya, Sekolah Menengah Atas Luxu...