Aga menggeret kopernya sambil berusaha menghalau rambutnya yang memang sengaja ia panjangkan selama kuliah berlangsung.
"Nan, serius deh, lo jangan kebanyakan beli baju lagi."
Annan mengabaikan Aga, cowok itu sendiri masih sibuk menarik kopernya dan memastikan kalau tidak ada insiden tertukar seperti beberapa waktu lalu.
"Nggak kebanyakan. Lo tau sendiri gua udah agak gendutan, atau tinggian, ya? Jadi, baju-baju yang lama udah nggak muat," ucap Annan setelah yakin kalau koper yang digeretnya itu merupakan miliknya sendiri.
"Abis gini lo pulang, 'kan? Nggak pake ada acara gua pulang sendiri trus masuk rumah bawa tiga koper sendirian, ya!" dumel Annan kesal. Pasalnya, beberapa bulan lalu, waktu mereka pulang ke Jakarta, Aga langsung melesat ke rumah Kara dan menitipkan kopernya untuk dibawa pulang Annan.
"He, tau aja. Nitip dong. Masa ketemu Kara, tapi bawa-bawa koper?"
***
Aga menahan rambutnya dengan jari-jari, berusaha menjernihkan pikirannya karena lagi-lagi gagal menemui Kara.
Dia malah dapat sebuah kotak kayu bertuliskan 'Kalingga Mahavira' yang kelihatan sekali kalau dibentuk dengan cutter atau benda tajam lainnya.
Aga mengabaikan Annan yang bertanya apa dia mau mi atau tidak, dan langsung baik ke atas untuk melihat isi kotak itu.
Aga duduk di karpet beledu yang membentang menutupi semua lantai kamarnya.
Dia membuka kotak itu. Menemukan semua amplop putih yang sudah menguning di beberapa bagian.
Di yang paling atas, tertulis, 'Tanggal 7 Juni.'
Dengan tangan bergetar, Aga menarik kertas ukuran folio yang ditimpa tulisan tangan Kara persis di tengah-tengah.
Dengan perlahan, Aga membaca.
***
A/N:
Who missed Annan?
![](https://img.wattpad.com/cover/150806489-288-k455734.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
sincerely, yours
Storie brevi"Ditulis untuk Kalingga, Rasain tuh, bau busuknya toilet sekolah. Makanya, jadi orang tuh, lurus-lurus aja. Sincerely, Yours." ©2018 | cover by @worteloren