Dua puluh Juni, tahun berikutnya.
"Kar, bosen."
Kara menatap Aga seolah cowok itu baru saja bicara menggunakan bahasa Jepang yang tidak dimengerti oleh Kara.
"Terus? Urusan gua banget, ya?"
Kara memukul lengan Aga yang melingkari lehernya gemas. "Ya, jelas urusan lo!"
"Dih." Lalu, Kara kembali menekuni laptopnya.
"Kar, tanggepin gua dong. Kenapa lo sibuk sama laptop mulu sih?"
Kara menutup laptopnya, membuat Aga tersenyum lebar. "Ga, gua tuh, dikejar deadline."
"Deadline apa sih?" tanya Aga. "Jadi, sekarang deadline lebih penting daripada gua?"
Kara mengangguk.
"Oh aza."
Kara meraupkan telapak tangannya ke wajah menyebalkan Aga.
"Ya udah. Emang lo mau ngapain? Lagian salah sendiri 'kan, gua udah bilang kalo gua sibuk, tapi lo tetep aja mau main ke rumah."
"Ya udah, gua pulang nih."
Kara menatap Aga cukup lama. Cowok itu sering pura-pura mengancam supaya Kara mau menanggapinya, tapi nampaknya tidak untuk hari ini. "Terus, lo mau ngapain emangnya?"
"Jalan yuk."
"Emang mau ke mana?" tanya Kara sambil membuka lagi laptopnya.
Keheningan menyeruak. Aga kembali diam karena melihat Kara yang membuka laptopnya.
"Ngomong aja. Ini namanya multi tasking. Sambil nungguin lo mikir, sambil kerja. Biar dua-duanya bisa jalan," ujar Kara, sadar kalau sepertinya suasana hati Aga agak buruk karena cowok itu sedikit mudah baper dengan mulut tajam Kara.
"Bentar lagi, 'kan, gua ke Yogyakarta."
Jari-jari Kara berhenti di atas mouse. Dia menatap kosong ke arah laptopnya ketika mendengar kalimat pendek Aga tadi.
"Jadi, gimana kalo kita ngabisin waktu bareng. Everyday, sampe gua berangkat ke sana? Di-list gitu, Kar."
Kara mengembuskan napas pelan, berusaha agar Aga tak menyadarinya.
"Karaaaaa."
"Iya."
"Pasif banget sih. Sedih, ya, gua mau pergi?"
"Nggak. Ini gua nggak dapet inspirasi buat bikin brosurnya. Ya udah, ayo nge-list," ujar Kara, mematikan laptopnya dan mengambil kertas sembarang yang ada di meja.
"Lo pengin ke mana, Kar?" tanya Aga.
"Terserah lo."
Hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
sincerely, yours
Conto"Ditulis untuk Kalingga, Rasain tuh, bau busuknya toilet sekolah. Makanya, jadi orang tuh, lurus-lurus aja. Sincerely, Yours." ©2018 | cover by @worteloren