Je T'aime [END]

5.4K 806 89
                                    

Taehyung benar-benar frustasi. Ia benar-benar kehilangan jejak wanita itu, teori tentang Erik Erikson pun masih membawa pria itu menuju jalan buntu.

Ia menghela nafas frustasi, membuka kembali lembaran buku cetakan lama mengenai teori Erik Erikson. Dari tulisannya jelas sekali jika Erik Erikson memiliki teori yang selaras dengan Freud, pandangan yang sesuai dalam ajaran psikoanalisis Freud, pantas saja beliau disebut juga sebagai post-freudian atau neofreudian.

Tunggu...

Ia membuka kembali bio dan riwayat hidup Erik Erikson yang tercantum di halaman depan. Memiliki ayah berkebangsaan Jerman yang enggan mengakuinya saat dalam kandungan, dan ibu yang berkebangsaan Yahudi. Lahir di Frankurt, Jerman. Pindah ke Karlsruhe, Jerman Selatan.

Seseorang yang merubah marganya, menghilangkan nama tengah Homburger dari ayah tirinya. Menyebut dirinya sebagai ayah dari dirinya sendiri dan berakhir dengan nama Erik Erikson, kebanyakan teori yang ia kembangkan merupakan sebuah pemahaman berdasarkan ego dan tahapan perkembangan manusia.

Perkembangan manusia itu, ia terobsesi untuk menilik setiap pandangan sosial yang berbeda dari setiap sisi dan segala lapisan masyarakat.

Kali ini ia akan mencobanya, benar-benar kembali mencobanya.

Ini adalah hari ketujuh Taehyung kembali ke bar yang sama, mengambil tempat yang sama dengan malam itu. Setiap malam menantikan wanita itu kembali, setiap malam mencari jejak yang tertinggal akan sosoknya yang misterius.

Namun hasilnya nihil.

Emerald pria itu mengamati french champagne yang ia pesan, namun selalu gagal ia nikmati. Entah bagaimana sejak malam itu, malam dimana Taehyung menerima french champagne yang di pesan miss Lalice untuknya. Rasa manis di ujung lidahnya masih terasa, dan setiap ia mencoba meneguk champagne entah kenapa rasanya begitu berbeda.

Terasa hambar, seperti lidahnya telah mati rasa oleh racun yang disuntikkan wanita itu. Taehyung tahu ini gila dan konyol, tapi bahkan segelas champagne pun terasa berbeda. Wanita itu telah meninggalkan kesan yang amat mendalam padanya.

Ia mengetukkan jemarinya di atas meja bar, berusaha menemukan detail akan sosok wanita itu membuat Taehyung menjadi jauh lebih menyadari akan hal-hal kecil yang terjadi di sekitarnya. Termasuk sosok bartender muda yang selalu diam-diam mengamatinya, bartender yang sama yang mengisi meja bar ini sejak hari dimana keduanya bertemu.

Kim akui ia memiliki intuisi yang kuat, jadi kali ini ia akan mengandalkan peruntungan akan feeling nya.

"Hoi, bocah.. Kau bukan anak di bawah umur kan?"

Bartender itu menunjuk dirinya sendiri, ia terkekeh sembari menggeleng kemudian.

Pemuda bermata bulat itu masih menggosok gelasnya, sebelum beralih meramu cocktail untuk wanita paruh baya yang mengisi tempat berjarak lima kursi dari Taehyung. Ia mengawasi langkah si pemuda, saat bartender itu membawa sosoknya kembali ke hadapan Taehyung.

"Ada yang bisa saya bantu, sir?"

"Siapa namamu"

"Moi?"
(Saya?)

'French' batin Taehyung. Maniknya memicing, saat pemuda itu tersenyum lebar.

"Lucas. Lucas Messerschmidt sir..."

Gerakan jemari Taehyung yang berputar sensual di atas bibir gelas terhenti, ia melirik awas pemuda dihadapannya dengan penuh perhitungan. Pria itu tak dapat menahan segala hal yang merasuki benaknya, Taehyung menggigit bibirnya gemas.

♪ Livin' La Vida Loca [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang