Fallen Angel 4

1K 115 20
                                    

Napas Gariel memburu. Netra saga berpendar menakutkan, dengan tatapan yang mematikan. Gemeletuk gigi terdengar pelan. Perasaan ini... perasaan yang sudah lama tak ia rasakan. Perasaan dimana amarah dengan api hitam terkutuk menyentuh hati bekunya.

Sesuatu berdetak cepat. Terasa mencekik dan menyakitkan, menyesakkan dadanya yang kosong.

Gariel menyentuh dada bagian kirinya, dan sensasi itu kian terasa. Sensasi nyeri yang tak tertahankan dan hampir membuat pria itu berteriak kesakitan. Hampir saja ia membalikkan meja bila Caros tidak menahannya.

Poni Gariel menjulur menutupi sebagian wajah eloknya. Paras yang begitu sempurna dengan rahang yang juga sempurna. Tak berhenti disitu saja, bibir Gariel yang tipis dan berwarna merah alami semakin menampah pheromon pria berumur lebih dari satu milenium itu.

Makhluk yang dikaruniai keelokan yang hampir tak tercelahkan oleh sang Tuhan. Namun sayang... ia sudah tak punya hati lagi untuk merasakan apa namanya cinta. Cinta hanya akan membunuhmu secara perlahan. Cinta hanya akan menghabiskan seluruh waktumu yang berharga hanya untuk memikirkan orang yang belum tentu memikirkanmu juga. Cinta itu omong kosong yang nyata.

Gariel menarik napasnya tajam, memejamkan mata dengan pelan sebelum melakukan kegiatan menghirup dan membuang napas. Menekan segala rasa yang berkecamuk didada.

Caros yang melihat Tuannya yang begitu sengsara merasa tak berguna. Apalah daya, ia hanyalah pelayan tak berguna. Yang tak mampu mengurangi rasa sakit sang Tuan.

"Caros..."

"Saya disini Tuan."

"Bawa aku kesana."

"Baik Tuan."

*****

Mata Angela mengerjab, dengan kepala yang hampir saja membentur meja. Ia menatap sekeliling merasa bingung. Sebelumnya, ia belum pernah kesi-- tunggu! Mengapa ruangan ini tidak asing baginya?

"Apa acara melamunmu sudah selesai Nn. Angela?"

Pertanyaan sarkasme itu membuat Angela tersentak kaget. Ia memalingkan wajahnya ke arah sumber suara. Seorang lelaki, dengan tatapan tajam dari netra caramel terangnya memaksa si surai kelam menundukkan kepala gugup.

"A-aku tidak melamun Mr. Cheeser."

"Ouh..." Mr. Cheeser hanya menanggapai reaksi Angela datar. Kemudian pria berkacamata itu menduduki kursinya saat Angela hendak berdiri.

"Mengapa kau berdiri Nn. Angela? Bukankah kau kesini untuk membantuku?"  Angela memiringkan kepalanya bingung.

T-tunggu! Seingatnya ia baru saja berada di toilet bukan? Mengapa ia bisa sampai disini? Apakah ia tadi berlari menuju kesini karena ketakutan?

Angela memejamkan matanya, mencoba mengulangi kejadian yang baru saja ia lakukan. Ah ya, benar, ia tadi kabur dan tanpa sadar lari keruangan Mr. Cheeser. Dirinya benar-benar hebat untuk tidak pingsan.

"Nn. Angela?"

"Ah eh uhm ya Mr. Cheeser, kau benar aku kesini untuk membantumu menyusun nilai biologi" kilah Angela cepat, masih tak berani menatap langsung mata Mr. Cheeser yang mengagumkan sekaligus membius. Mata caramel yang menjadi mutiara Angela, gadis itu sangat bangga saat mengetahui hanya dialah --Stevani tidak masuk kira-- yang tahu bagaimana tampan dan mempesonanya Mr. Cheeser.

Mr. Cheeser mengangguk dan langsung menyuruh Angela menyusun nilai mareka untuk dimasukkan ke daftar nilai. Dia juga telah menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan muridnya itu. Penjelasan Mr. Cheeser yang mudah dipahami sungguh sangat membantu Angela, gurunya ini juga tak segan menjawab pertanyaan Angela ketika gadis itu bingung.

"Uhm Mr. Cheeser" panggil Angela pelan.

"Ya?"

Angela menelan ludahnya, ia gugup sekali. Namun rasa penasaran itu membuatnya tak bisa mundur.

"Kira-kira berapakah umur anda?" Tanya Angela tak sadar menatap gurunya itu penasaran.

Mr. Cheeser meletakkan pena-nya. Netra caramel itu menatap Angela dengan sangat sangat sangat tajam. Angela tidak bisa memalingkan pandangannya dari netra berwarna terang itu. Jantung Angela berdetak kencang dengan ribuan kupu-kupu imajiner berterbangan di dalam perutnya. Sensasi yang aneh namun sedikit  menyenangkan bila kau ingin mengetahuinya.

"Ada apa dengan umurku Nn. Angela?" Pertanyaan itu semakin membuat Angela gugup setengah mati.

"A-aku hanya penasaran" Angela menatap sekeliling, tangannya saling mengganggam erat, "Kau terlihat berwibawa Mr. Cheeser, m-mungkin saja kan kau telah memiliki umur yang matang kan?" Angela menelan ludahnya saat ia menangkap senyuman --yang lebih mirip seringai nakal Mr. Cheeser- yang Oh Tuhan! Seksi sekali!!.

"Mengapa udara disini panas sekali?" Rutuk Angela memegang pipinya yang merah padam.

"Menurutmu aku berumur berapa?"

"Eh?"

"Ya... Angela, menurutmu aku umur berapa?"

"Ya Tuhan... mengapa wajahnya dekat sekali!?" Dewi batin Angela menjerit histeris. Mr. Cheeser ternyata memajukan wajahnya hingga jarak wajah mereka hanya berkesiar dua puluh sentimeter.

"T-tiga puluh lima?" Tanya Angela balik.

Mr. Cheeser tetap bertahan pada posisinya. Ia menatap setiap inchi wajah Angela, begitu intens dan begitu seduktif sebelum mengunci tatapan mereka. Saling menyelami kedalaman netra masing-masing.

"Kau yakin?"

Angela mengangguk sebelum menggeleng kencang. Mr. Cheeser terkekeh kecil, manis sekali. Gadis didepannya ini sungguh sangat manis.

"Bisakah kau memberitahuku?" Tanya Angela dengan suara lirih. Matanya menyelami mata Mr. Cheeser yang indah.

"Apa yang akan kau berikan bila aku menjawab pertanyaanmu?" Bisik Mr. Cheeser dengan suara serak ditelinga kanan gadis itu.

ARTICULATE.


Jared:v udah hampir berapa bulan saya Hiatus 🤣🤣🤣 aihhhh senangnya bisa kembali menemani kalian😙

Gimana buat adegan panas yang bikin melted? Aku gak tau...

Kayaknya harus cara referensi nih hmm *lirik penulis panas yang lain* tapi gak usah deh! Aduh... ADOOHHHHH.

(Kegalauan penulis sok polos disaat --nekad-- menulis cerita panas-panas marshmellow)

Jangan lupa vote dan komennya ditunggu. Jangan silent readers ya :*

    /\   /\
(~ ^ . ^ )~  {see you.}

Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang