5. Bertemu

29 2 0
                                    


Jey sudah menunggu Raskal hampir 20 menit. Katanya ia akan menjemput Jey. Namun sampai sekarang Raskal tidak kunjung datang hingga membuat Jey khawatir.

Beberapa kali Jey mencoba menghubungi Raskal, namun tidak ada jawaban darinya.

Meskipun begitu, Jey tetap menunggu, barangkali Raskal sedang diperjalanan, fikirnya.

Jey mengadahkan kepalanya menatap langit yang mendung. Membuatnya semakin cemas dan berharap agar Raskal cepat sampai.

Karena ia sangat membenci hujan.

Tiba-tiba saja sebuah motor berhenti tepat di depannya. Jey menyipitkan matanya menebak siapa sosok dibalik helm itu. Tentu saja itu bukan Raskalnya.

"Ngapain lo disini?" heran Jey ketika mendapati Samuel yang kini berdiri di hadapan nya.

Lelaki itu menyengir, lalu menjawab. "Tadi kirain gue ada anak hilang, eh tau nya lo, ya gue berhenti. Baik ya gue hehe."

"Apaan dah. Udah sono lo pulang. Ntar di cariin emak lu."

"Terus lo ngapain disini sendirian?"

"Gue nungguin jemputan pangeran dong."

"Yaudah ayo, pangeran nya udah disini." Samuel kembali memperlihatkan cengiran yang begitu menjengkelkan di mata Jey.

"Lu mah jadi kuda nya juga kalah kali, malah nge halu jadi pangeran."

"Terserah princess nya aja, pangeran mah ngalah."

"Yaudah sono lu, ganggu aja bangsat" usir Jey.

"Astagfirullah, mulut nya ukhti."

Jey mengabaikan Samuel, berharap lelaki aneh di depan nya ini menghilang di telan bumi.

"Hmm," samuel menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Lalu bertanya, "mau gue anterin?"

"Ngga, makasih."

"Beneran?"

Baru saja Jey ingin menolaknya, tiba-tiba hujan gerimis turun membuatnya berdecak sebal.

"NAHKAN INI PASTI KARENA ADA LO DISINI. MAKANYA HUJAN!" sebal Jey.

"BUJUG BUSET, YA ALLAH UKHTI."

"Udah ayo, gue anterin." bujuk Samuel.

Jey menghela nafasnya pelan. Tidak ada pilihan lain. Raskal membuatnya menunggu terlalu lama!

"Yaudah deh, ayo!" pilih Jey, lalu ia mengikuti Samuel.

Diam-diam Samuel tersenyum ketika Jey menaiki motornya.

"Emm-muel." panggil Jey.

"kenapa hm?"

"Lo mau emm- nganterin gue ke Rumah Sakit ngga? Kalau ngga mau juga gapapa sih..."

"Lo sakit?" Samuel dapat memperhatikan wajah Jey melalui spion nya.

"Ngga, bukan gue yang sakit. Gue cuma mau jenguk sahabat gue."

Samuel ber-oh ria lalu menjawab "oke."

***

Jey turun dari motor Samuel setibanya di parkiran rumah sakit.

"Makasih." ucap Jey tulus. "Btw, lo mau ikut masuk ngga?"

Samuel tampak berpikir, "emang boleh nih?"

"Kenapa engga?" malah Jey akan bersenang hati karena nanti ia pulang tidak perlu menghabiskan jajan nya untuk membayar ojek online.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sweetest PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang