2. Fajar itu mengesalkan

61 12 6
                                    


SELAMAT MEMBACA.

***

Jey segera berlari menuju parkiran untuk menghampiri Raskal yang sudah menunggu nya sejak 15 menit yang lalu. Raskal sempat mengabarinya tadi lewat pesan, namun pesan dari Raskal terabaikan karena Jey harus menyelesaikan tugas piket kelasnya.

"Udah lama nunggu?" tanya Jey yang baru saja menghampiri Raskal dengan napas yang masih tersenggal-senggal akibat berlari dari lantai 3, ia terlalu takut membayangkan jika Raskalnya ditatap banyak perempuan.

"Ngga."

"Maaf yah tadi aku harus piket dulu, terus langsung kabur deh ninggalin Metta sama Mishall yang masih piket di atas, hehe."

"Hm."

Raskal langsung memasuki mobil meninggalkan Jey yang sudah memanyunkan bibirnya, menahan agar tidak mengumpat.

"Ck, untung sayang," cibir Jey, lalu ikut memasuki mobilnya Raskal.

***

"Loh? Kita mau kemana?" tanya Jey keheranan, karena Algis melewati jalur menuju rumahnya begitu saja.

"Kerumah gue."

"Oh" Jey hanya mangut-mangut tapi kemudian ia tersadar oleh sesuatu , barulah ia menatap Raskal horor.

"Ada Fajar ngga dirumah?"

"Ngga tahu,"

Jey menghembuskan nafas pasrahnya. Bukan apa, tapi ia sangat malas jika sudah berdebat dengan Fajar-adiknya Raskal-yang seusia dengan Jey. Untung saja mereka tidak bersekolah disekolah yang sama. Karena jika iya, sekolah itu akan meledak dalam waktu yang singkat akibat pertengkaran mereka.

Saat kecil, Fajar tidak sesering Raskal yang datang main kerumahnya, ditambah saat SMP, Fajar harus masuk pesantren. Awalnya mereka tidak terlalu akrab, namun seiring jalan nya waktu, mereka menjadi lebih akrab dengan cara mereka sendiri, yakni memperdebatkan hal-hal kecil. Fajar sangat berbanding terbalik dengan Raskal. Fajar itu petakilan, cerewet, bandel, receh tetapi tampan.

Selain hobi mengganggu Jey, Fajar juga sangat sering menjahili adik kecilnya yang masik berumur 8 tahun. Raskal adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Dan mereka semua laki-laki. Oleh karena itu Tante Mira-mama Raskal- sangat menyayangi Jey layaknya anak perempuannya sendiri. Selalu mengajak Jey ke salon, mall dan berjalan-jalan mengelilingi kota. Sudah sangat jelas jika tante Mira sangat ingin memiliki anak perempuan.

Selama perjalanan menuju rumah Raskal, Jey terus bercerita tanpa jeda tentang apa yang ia lakukan pada hari ini, juga tentang kekhawatiran nya kepada Raskal karena tidak membalas pesannya dari pagi. Namun Raskal hanya sekedar menjawab, dan berdehem untuk merespon.

Sesampainya di rumah Raskal, Jey mewanti-wanti saat memasuki rumah besar itu, dan benar saja, orang yang paling ingin ia hindari sedang duduk manis diatas sofa dengan sebelah kakinya yang ia ikut naikkan juga keatas sofa, sambil menonton cartoon dengan chiki ditangannya. Namun disofa sebelahnya ada Tante Mira yang ikut menonton siaran yang menampilkan dua bocah kembar botak yang sedang tertawa besama teman-temannya.

"Assalamualaikum," ucap Raskal dan Jey bersamaan.

"Waalaikumsalam."

Fajar dan Tante Mira langsung menoleh, "Eh ada Jey, sini sayang duduk bareng mama." Tante mira segera menghampiri Jey lalu mengajak Jey untuk duduk disebelahnya.

The Sweetest PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang