SELAMAT MEMBACA.***
"Sial!"
Jey hampir saja melempar ponsel yang ada digenggaman nya, namun ia urungkan dan kembali ia letakkan dengan kasar ponselnya tersebut diatas meja.
Bagaimana tidak? Pacarnya-ralat, tunangannya belum membalas satupun pesan yang sudah Jey kirimkan sejak pagi.
Padahal Jey tahu bahwa Raskal tidak mendapatkan kelas pagi untuk hari ini."Masih ngga dibales?" Metta, gadis berwajah mungil itu menyahuti.
"Udah 1 jam gaada kabar! Ini anak kemana sih!"
Jey masih saja menggerutu didepan ponsel nya.
"Baru ditinggal satu jam aja udah gini lo, apa kabar kalau ditinggal mati? Bunuh diri?" kali ini gadis berperawakan bak ratu menyahuti.
Mishal Shanika, gadis bermata coklat, berambut panjang bewarna dark brown, badan nya yang terlalu sempurna untuk siswi SMA dan tentu saja wajah nya yang membuat semua perempuan iri kepadanya. Namun tetap saja tidak ada yang sempurna di dunia ini, Mishal memiliki sikap like a bit*h. Dalam satu minggu ia dapat berkencan sebanyak 2 kali dengan pria yang berbeda. Bahkan dalam waktu singkat itu, ia dan pasangan nya sudah melakukan segala hal.
"Udah lah Je, mungkin dia lagi sibuk. Palingan bentar lagi di bales." Saran Metta yang jengah melihat sahabatnya itu yang terlalu possesive.
"Lagian lo tahan banget sama cowok jutek gitu." sahut Mishall yang sedang memakan makanannya.
Mereka bertiga saat ini berkumpul dikantin sekolah, padahal sekarang masih jam pelajaran berlangsung.
"Seharusnya yang lo tanyain itu Raskal. Kok betah banget pacaran sama perek bantet gini selama dua tahun?"
Metta tertawa ngakak melihat wajah Jey yang sudah ditekuk.
"Anjing lo"
"Jey, lo gabosen gitu pacaran sama kulkas?" Metta menatap Jey intens.
"Ngga akan pernah bosen."
"Halah. Ntar juga paling putus"
Mishall tentu saja hanya bercanda.
"Gue bukan lo yang suka gonta-ganti pacar."
"Ayolah Jey, jangan terpaku sama satu cowok. Rasakan perbedaan setiap sentuhan para lelaki." goda Mishall lalu diikuti tawa setuju oleh Metta.
"Gausah ngeracunin gue deh, gue tuh cuma sayang sama Raskal."
"Lo doang yang sayang. Raskal nya enggak," Metta tertawa renyah memikirkan nasib sahabat nya itu.
"Diem aja lo jomblo."
"Kasar."
Metta berpura-pura murung didepan kedua sahabatnya yang kini sedang menertawakan nya.
Metta itu cantik, lesung pipinya yang terlihat jelas dikedua belah pipinya saat ia tersenyum menambah kesan manis pada diri Metta. Hanya saja ia tidak ramah seperti kedua sahabatnya itu. Banyak laki-laki yang harus berpikir berulang kali jika ingin mendekati Metta. Karena sudah banyak sekali korban patah hati atas penolakan kasar Metta.
"Lo jelek banget. Bahkan wajah lo kalah sama tukang kebun rumah gue."
"Gue alergi sama cowok naik motor, gih sana kumpulin duit dulu buat beli pagani huayra."
"Lo? Tampang gini mau ngajak gue kencan? Gak ada cermin dirumah?"
"Tampang ngelarat lo ga pantes bersanding bareng gue."
![](https://img.wattpad.com/cover/137250821-288-k496471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Pain
Novela Juvenil[ S L O W U P D A T E] Orang lain mengatakan bahwa jatuh cinta itu menyenangkan tetapi juga harus siap untuk tersakiti. Nyatanya, aku sudah tersakiti sejak awal aku memilih untuk mencintaimu, namun kenapa tidak ada hal menyenangkan yang dapat aku te...