1

13.9K 520 26
                                    


"Papah mau cari mamah baru buat kamu."

Hana menghentikan aktivitas sarapannya. Mata Hana menatap pria dihadapannya tak percaya.

"Maksud papah apa?"

"Kamu butuh seorang ibu, Hana."

"Pah, gak ada yang bisa gantiin mamah. Mamah Hana cuma satu. Lagian Hana udah gede pah, Hana gak butuh ibu buat ngurusin Hana lagi."

"Bukan gitu Hana. Dengerin Papah-"

"-Hana sibuk! Aku pergi."

Hana bangkit. Meninggal kan papahnya begitu saja.

Chanyeol memejamkan matanya. Memijat pelipisnya sendiri. Merasakan pening di kepala. Berbagai pikiran bercampur aduk menjadi satu.

Niat baik yang terancang ditepis mentah mentah oleh Hana, putri semata wayangnya.

"Permisi tuan, ada panggilan dari sekertaris." Seorang wanita paruh baya menyodorkan ponsel yang bergetar. Menunjukan panggilan masuk dari sekertaris pribadi Chanyeol.

Chanyeol menghela nafas sebelum akhirnya mengangkat telfon itu.

"Halo? Ya saya akan segera kesana. Siapkan barang barang saya."

Hana melangkahkan kakinya sembarang. Berjalan tanpa tujuan di tengah keramaian kota. Tak peduli penampilan nya yang masih khas orang bangun tidur.

"Awh!"

Hana merintih. Merasakan seseorang menabraknya dari arah depan.

"Bisa gak sih jalan hati hati?! Liat liat dong kalo jalan!"

Hana mendongak. Melihat seseorang yang menabraknya. Pria jakung dengan kemeja biru muda menatap Hana sama kesalnya.

"Lo yang gak liat liat!" Amarah pria itu mengudara.

"Kenapa jadi lo yang nyolot? Kan lo yang salah."

"Salah gue apa?!"

Hana berdecak kesal. Memilih untuk meninggalkan pria tak dikenal nya itu. Membuang buang tenaga namanya jika berurusan dengan orang yang sama keras kepalanya dengan Hana.

"Tunggu!" Hana berbalik. Memanggil pria yang menabraknya tadi.

"Bisa gue pinjem handphone nya sebentar?"

Pria itu menatap Hana bingung. "Plis. Sebentar aja, ini penting."

Pria itu merogoh saku celananya dan menyodorkan ponsel pada Hana.

"Okey, gue pinjem bentar." Hana menyalakan ponsel itu. Mengetik nomor seseorang yang ditujunya.

"Halo sayang. Ini aku, Hana. Kamu bisa jemput aku gak?" Pria pemilik ponsel memutar bola matanya melihat apa yang dilakukan Hana.

Hana mengembalikan ponsel pria itu. Ia tersenyum kaku dan menunjukkan jajaran gigi nya.

"Ini. Thanks ya hmm-"

"-Guanlin." Pria itu memperkenalkan dirinya.

"Oh iya. Thanks. Lo bisa pergi."

Guanlin geleng geleng kepala melihat tingkah Hana yang berubah 180° dalam satu waktu. Ia pergi meninggalkan Hana dan kembali ke aktivitas semula nya.

Chanyeol melonggarkan dasinya. Merebahkan tubuhnya di sofa besar ruang tengah. Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Ia tidak melihat Hana dimanapun.

Daddy × Pcy[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang