17

2.4K 177 61
                                    

12.31

Pria elegan dengan balutan jas hitam formal berjalan cepat melewati beberapa ruang kerja tim di kantornya. Beberapa orang bodyguard membuntut di belakangnya, sementara seorang sekertaris cantik berjalan di sampingnya.

Langkahnya terhenti tiba tiba. Mata tajamnya melirik pada salah seorang karyawan yang sudah berdiri di hadapannya.

"Laporkan semuanya" Chanyeol memerintah. Ia menatap sang karyawan tanpa menundukkan kepalanya sedikitpun. Katakan jika Park Chanyeol kini dalam keadaan mood yang kurang baik.

"Keuangan kita menurun sampai 7%"

Chanyeol memejamkan matanya, menghela nafas agar tetap tenang, "Lanjutkan"

"Beberapa klien Singapura dan Jepang meminta pembatalan kontrak"

Tangan Chanyeol mengepal kuat hingga otot ototnya terlihat di permukaan kulit. Ia sedikit menoleh kesamping, memberi tanda agar sang Sekertaris mendengarkannya.

"Hubungi Kai. Tanyakan perkembangan yang di dapat tentang pria brengsek Alvaro itu"

"Baik"

Chanyeol kembali melangkah. Siapapun yang melihatnya akan dibuat jatuh cinta. Bahkan saat berjalanpun kharismanya bagai tak ada yang mampu menyaingi. Tubuhnya yang atletis dan jakung terbalut jas formal membuatnya terlihat sempurna. Rambutnya ditata rapi hingga memperlihatkan dahi indahnya. Garis wajahnya tegas, ditambah keadaan mood nya yang tak baik membentuk ekspresi dingin yang justru menambah ketampanannya.

"Maaf, Pak Kai ingin bicara dengan anda"

Pintu lift terbuka. Chanyeol, Tiffany dan beberapa bodyguard memasuki lift. Chanyeol mengambil alih ponsel yang Tiffany sodorkan.

"Bagaimana? Aku butuh informasi mu secepatnya. Perusahaan ku akan hancur kalau kamu terlalu banyak membuang waktu"

"Dengar, Park Chanyeol. Pria itu benar benar sesuatu. Aku tak bisa menemukan informasi apapun. Hanya latar belakang keluarganya, pendidikan terakhirnya, dan pekerjaan terakhirnya. Dan yang terbaru hanya catatan keuangan bank nya. Aku nggak nemuin informasi apapun tentang siapa yang membayarnya. Itu cukup rumit, Chan"

"Rekrut lebih banyak orang! Cari seseorang yang benar benar mampu menyelesaikannya. Nggak peduli berapapun yang harus aku keluarkan untuk membayarnya"

"Akan aku usahain. Dan satu lagi, pastikan orang pesuruhmu menjaganya dengan benar. Alvaro sangat lihai melarikan diri"

"Sudah kumasukan peluru kedalam kakinya. Kemungkinan untuknya kabur akan semakin kecil"

"Oke. Aku bakal cari informasi lebih lagi"

"Secepatnya Kai"

Chanyeol mengakhiri percakapannya dengan Kai di telfon. Ia menyerahkan kembali ponsel itu pada Tiffany.

Pintu lift terbuka. Bersamaan dengan itu dua orang pria bodyguard yang ditugaskan menjaga Alvaro terlihat berlarian. Namun mereka berhenti seketika saat melihat Chanyeol keluar dari pintu lift.

"Ada masalah?" Tanya Chanyeol cemas.

"Maaf, Pak. Tahanan menghilang"

"Bed*bah sialan!"

×

Chanyeol melangkah cepat. Belasan bodyguard turut berjalan di sekitarnya hingga keluar lobi utama. Di sampingnya, Tiffany masih setia menemani. Mereka segera masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan untuk menuju kantor perusahaan milik Kai.

Chanyeol menyandarkan punggungnya pada kursi mobil. Ia memejamkan mata sesaat sebelum merogoh saku jasnya mengambil ponsel.

"Hana Papa mau kamu tetep di rumah hari ini. Jangan kemanapun! Papa bakal kirim beberapa orang buat jaga rumah kita"

Daddy × Pcy[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang