"Kenalin. Raven Kevlar Armansyah alias Raven. Temen sekelas dan sekarang jadi chairmate lo."
Mikaila terpaku. Ia kira Raven merupakan kakak kelas yang dengan baik hati mengantarkannya ke kelas. Rupanya ia dan Raven seumuran. Mikaila merasa sangat bersalah.
"S-serius? E-eh maaf ya Rav. A-aku gak mak--"
"Sante-sante. Muka gua udah keliatan tua ya? Besok gua maskeran deh." Ucap Raven santai sambil memegangi wajahnya.
"E-eh enggak kok. Cuma keliatannya kayak kakak kelas aja." Ucap Mikaila tak enak hati.
"Etapi harusnya gua itu udah kelas XI, tapi ya gua nggak naek kelas tahun kemaren." Jelas Raven.
"O-oh gitu."
"Eh betewe, lo kenal cowok yang pake jaket denim itu nggak? Kok dari tadi ngeliatin kita mulu ya." Ucap Raven sambil menunjuk laki-laki yang ia maksud. Mikaila mengarahkan pandangannya ke arah yang Raven maksud. Itu Kennith.
"Itu namanya Ken." Ucap Mikaila lirih. "Lo kenal?" Tanya Raven.
"Nggak. Tau namanya aja." Jawabnya bohong.
Tak lama, bel jam pertama pun berbunyi. Guru berparas cantik masuk ke kelas. Menghentikan keramaian kelas.
"Selamat morning, semuanyaaa." Sapa guru itu ceria. "Pagi buu."
"Saya mau ngenalin diri saya. Boleh nggak? Bolehin aja lah ya. Yaudah lanjut. Nama saya Juminten Putri Astuti. Panggilnya bu Jessica aja ya." Ucap Bu Jum--eh Jessica.
"Kok melenceng jauh panggilannya, bu?" Tanya salah seorang murid penasaran.
"Biar keren dikit lah. Oh iya, baidewey saya itu wali kelas kalian. Kelakuan kalian yang bener. Jangan nyusahin saya ya. Saya udah tekanan batin liat oppa-oppa saya dating." Ucap Bu Jessica. Semua murid cekikikan mendengar ucapan perkenalan Bu Jessica yang sedikit ngawur.
"Sekarang daripada gabut, mendingan kita perkenalan diri satu-satu ye. Tapi di kursinya aja. Jangan maju, udah kaya anak tk aja." Kemudian satu-persatu pun memperkenalkan dirinya.
Tibalah saat Mikaila,
"Nama saya Mikaila Azalea Abishalom. Panggil aja Mikaila. Salam kenal semuanya." Ucapnya dan diakhiri senyuman manis."Boljug nih euy."
"Cantik anjir. Gebet ah."
"Pas istirahat harus gua mintain id linenya."
Mikaila mendengar semua bisik-bisik para anak laki-laki di kelasnya. Tetapi ia berusaha mengabaikannya.
Lalu giliran Raven,
"Wazzap. Gue Raven Kevlar Armansyah. Panggil aja Raven.""Itu dia kakel yang nggak naek kelas kan?"
"Nggak punya malu masih sekolah disini aja dih."
"Gua jadi dia mah ogah ngenalin diri."
"Gila. Famous banget gua di kalangan murid baru." Gumam Raven. "Jangan di dengerin, Ven." Raven mengangguk mendengar ucapan Mikaila.
Sambil memandang kedekatan Mikaila dan Raven, Ken memperkenalkan dirinya,
"Gue Kennith Abidzar. Panggil aja Kennith." Perkenalan yang sangat singkat. Marga Abishalom pun nggak mau kamu sebutin ya, Ken? Se-nggak-mau itu kamu kalau orang tau kalau kita bersaudara, batin Mikaila sambil memandang Kennith.Lalu seluruh siswa pun memperkenalkan dirinya masing-masing.
***
Bel istirahat berbunyi.
"Mik, mau ke kantin nggak? Bareng ama gue aja." Ajak Raven. "Boleh. Sebentar aku beresin buku dulu." Jawab Mikaila.
Tiba-tiba seorang murid laki-laki menghampirinya,
"Weits. Jangan ke kantin dulu. Mikaila, bagi id line-nya dooong." Pintanya. Mikaila bingung menyikapi. Karena baru kali ini ada yang meminta id line-nya.Saat Mikaila membuka hp-nya, tiba-tiba pesan masuk,
From : Ken
Jangan pernah ngasih id line atau nomer ke orang yang nggak lo kenal. Tapi kalo lo mau jadi cabe ya silahkan.Mikaila langsung menatap Kennith yang masih ada di dalam kelas. Yang ditatap balik menatap Mikaila dengan tajam lalu keluar kelas.
"E-eee maaf ya. Id line-nya Mikaila buat privasi. Maaf banget ya." Ucap Mikaila. Murid laki-laki itu lesu.
"Sok jual mahal amat." Kesalnya lalu meninggalkan Mikaila dan Raven. "Dih, dasar daki semut. Minta apa maksa." Sungut Raven.
"Udah biarin aja. Ayo ke kantin." Kemudian mereka berdua pun beranjak ke kantin.
Tak lama, mereka berdua pun sampai di kantin.
"Mbak Roro makin hari makin cantik aja." Puji Raven pada penjual mie ayam di kantin.
"Haduh akang Raven bisa aja deh. Tapi pasti minta diskonan ya kan?! Nggak ada diskonan. Utang kemarin aja belum dibayar." Ucap Mbak Roro sewot.
"Nih saya bayar nih. Ikhlas saya. Yaudah mie ayam-nya dua, GPL alias gak pake lama." Ucap Raven sambil menghentakkan uangnya di depan Mbak Roro.
Tak lama pesanannya jadi,
"Tumben beliinnya dua. Buat pacarnya yaaa." Goda Mbak Roro.Raven mengerlingkan matanya,
"Coming soon mbak, tungguin aja." Kemudian Raven pun mengajak Mikaila untuk mencari tempat duduk."Mie ayam Mbak Roro emang paling dabesss!" Ucap Raven sambil menyeruput mienya. Mikaila tertawa kecil melihat kelakuan Raven.
"Aduh, Mikaila makannya yang bener dong. Itu kuah nya sampe ke pipi. Masa bibir gue kalah sama kuah mie ayam." Ucap Raven sambil mengusap pipi Mikaila dengan tissu.
"Tapi nggak kotor loh, Ven." Ucap Mikaila bingung melihat tissu yang mengelap pipinya bersih.
"Suutt. Diem. Gua lagi manas-manasin orang." Bisik Raven.
"Hah? Siapa?" Ucap Mikaila sembari berbisik juga.
"Itu loh yang namanya Ken. Dia ngeliatin terus dari tadi. Kayaknya dia suka deh sama lo." Ucap Raven sambil menatap orang yang ia maksud.
Nggak mungkin lah Ken suka sama Kai. Ngeliat Kai aja kayak ngeliat penjahat, batin Mikaila.
"N-nggak mungkin, Ven. Kenal aja enggak." Ucap Mikaila kaku.
"Berarti kalo gue suka sama lo mungkin dong? Kan kita udah kenalan."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken & Kai
RomanceKennith Abidzar Abishalom dan Mikaila Azalea Abishalom. Mereka bersaudara. Tetapi Kennith, membenci Mikaila lebih dari apapun. Karena orang tuanya menyayangi Mikaila yang notabenenya anak angkat ketimbang Kennith, anak kandung mereka. Tetapi suatu...