Sejak ucapan sadis dari Kennith terlontar, Mikaila menjadi lebih pendiam. Ia merenungi apa yang salah dari dirinya sehingga Kennith begitu marah padanya. Ia ingin meminta Kennith menjelaskan semuanya. Tapi itu tidak mungkin. Karena Kennith-nya sudah berubah. Apalagi kini Kennith sudah menggunakan kata 'lo-gue ' padanya. Kennith sekarang bukanlah yang dulu.
Hari ini hari minggu. Rasanya ingin sekali bermalas-malasan. Tapi Mikaila sadar, bahwa ada cita-cita yang harus ia raih demi membahagiakan kedua orang tua angkatnya. Ia pun segera mengambil buku bacaan ilmu kedokterannya. Setelah itu, ia menuju ke ruang makan untuk sarapan. Sampai di sana, ia melihat Kennith yang sedang memakan sarapannya sambil memainkan ponselnya.'Mama sama Papa kemana? ' batin Mikaila.
"Mama sama Papa ada urusan." Ucap Kennith seakan bisa membaca fikiran Mikaila. Setelah itu Mikaila tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya memakan sarapannya sembari membaca buku.
"Lo tetep mau jadi dokter?" Tanya Kennith tiba-tiba. "I-iya." Jawab Mikaila kikuk.
"Mana ada dokter penyakitan."
Deg.
Rasanya Mikaila ingin menangis mendengar ucapan Kennith yang sangat nyelekit.
Setelah dirasa cukup, Kennith hendak kembali ke kamarnya sampai ia memberhentikan langkahnya ketika mendengar Mikaila berbicara,
"Segitu bencinya Ken sama Kai? Kalo emang Kai punya salah, tolong kasih tau salah Kai dimana, Ken. Jangan diem terus. Kai capek mikir dimana letak kesalahan Kai. Ayo kita lurusin semuanya. Kai mau kita kayak dulu lagi." Ucap Mikaila menahan tangisnya.
"Eh, drama queen. Jangan merasa lo yang paling bener ya. Coba lo intropeksi diri lo sendiri. Sekarang puas kan? Mama sama Papa lebih sayang sama lo, anak pungut. Lo pengen kaya dulu lagi? Tapi lo yang udah ancurin semuanya. Dan semuanya gak bakal bisa kaya dulu lagi." Ucap Kennith sedikit berteriak. Mikaila sudah tidak bisa menahan tangisnya. Dan tepat saat itu, Diana dan Ardi kembali ke rumah.
Dan inilah saat-saat yang paling Kennith benci. Fakta bahwa Mama dan Papanya lebih sayang Mikaila daripada Kennith.
***
Tahun demi tahun berlalu. Kennith dan Mikaila semakin bertumbuh besar. Sebesar rasa benci Kennith terhadap Mikaila. Semakin dewasa, Mikaila hanya bisa menyikapi sikap Kennith dengan lapang dada. Tidak ada lagi drama-drama menangis, terkadang. Sebab ia sudah tau apa yang menyebabkan sikap Kennith berubah. Kecemburuan. Kecemburuan karena kenyataannya Diana dan Ardi lebih memerhatikan dan mementingkan Mikaila daripada Kennith--anak kandungnya sendiri.
Tahun ini, Kennith dan Mikaila akan memasuki Sekolah Menengah Atas. Dan untuk pertama kalinya, Mikaila akan belajar di sekolah pada umumnya. Tidak lagi homeschooling. Karena akhir-akhir ini kondisinya terus membaik. Sebenarnya Mikaila pun tak tau apa penyakit sebenarnya. Karena orang tuanya hanya mengatakan bahwa kondisi tubuhnya berbeda dari anak-anak lainnya.
Tapi disisi lain, ada yang tidak menyukai kenyataan bahwa Mikaila harus belajar di sekolah pada umumnya. Kennith. Kebenciannya bertambah ketika sekolah yang akan Mikaila masuki, sama dengan sekolahnya.
Hari ini merupakan hari pertama sekolah. Mikaila dengan semangat menyiapkan segala urusan sekolahnya. Kemudian keluar dari kamarnya, berjalan menuju ruang makan. Tapi naasnya, setelah menutup pintu kamarnya, ia harus bertemu Kennith. Entah mengapa sejak Kennith membencinya, Mikaila menjadi takut untuk bertemu Kennith.
"Di sekolah nggak usah sok akrab sama gue. Dan jangan bilang ke siapapun kalo gue sama lo saudaraan. Anggep aja kita dua orang yang gak saling kenal." Perintah Kennith lalu berjalan lebih dulu ke ruang makan. Mikaila hanya mengangguk pelan. Dia sudah sangat terbiasa dengan kata-kata sadis yang diucapkan Kennith.
Selesai sarapan, mereka pun berangkat menuju sekolah menggunakan mobil yang sama. Tetapi sampai di sekolah, Kennith langsung bergegas keluar mobil agar tidak ada yang mengetahui bahwa ia dan Mikaila bersaudara. Mikaila yang melihat itu menghela nafas.
"Den Ken kok kelakuannya makin hari makin ndak jelas ya. Harusnya tungguin Non Kai." Ucap Pak Amir, supir keluarga mereka. Mikaila hanya tersenyum tipis.
"Jangan begitu pak. Mungkin Ken lagi ada masalah." Masalahnya sama saya pak. Masalah terbesar Ken.
Setelah itu Mikaila pun berjalan menuju kelasnya. Sebenarnya Mikaila belum tau di mana letak kelasnya. Yang ia tahu hanya nama kelasnya, X-1. Sepuluh menit Mikaila sudah memutari sekolah mencari kelasnya, tetapi belum juga ia menemukannya. Karena lelah, ia pun memutuskan untuk bertanya kepada seorang yang sepertinya kakak kelas.
"Mmm. Perimisi kak, aku mau tanya. Kelas X-1 ada dimana ya?" Tanyanya sopan.
"Lo mau kesana? Ayo bareng gue aja. Gue sekalian mau kesana." Ajak kakak kelas itu. Mikaila mengangguk senang.
"Lo anak baru?" Tanya kakak kelas itu. "Iya kak--"
"Panggil aja Raven." Mikaila mengangguk.
"Lo siapa?" Tanya Raven. "Manusia." Jawab Mikaila polos.
"Maksudnya nama lo." Ralat Raven sambil tersenyum geli.
"O-oh. Mikaila Azalea Abishalom. Panggil aja Mikaila." Ucap Mikaila sambil tersenyum. Leh uga, batin Raven.
Tak lama mereka pun sampai di depan kelas.
"Nah ini kelasnya." Ucap Raven. "Makasih ya kak. Aku masuk kelas dulu." Ucap Mikaila.
"Iya sama-sama." Mikaila pun memasuki kelasnya. Namun ia heran karena Raven juga masuk ke kelas yang sama dengannya. Mikaila berusaha mengabaikan Raven. Tetapi Raven justru duduk di sebelahnya dan meletakkan tasnya.
"L-lho? Kok kak Raven di sini?" Tanya Mikaila heran.
"Kenalin. Raven Kevlar Armansyah alias Raven. Temen sekelas dan sekarang jadi chairmate lo."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken & Kai
RomanceKennith Abidzar Abishalom dan Mikaila Azalea Abishalom. Mereka bersaudara. Tetapi Kennith, membenci Mikaila lebih dari apapun. Karena orang tuanya menyayangi Mikaila yang notabenenya anak angkat ketimbang Kennith, anak kandung mereka. Tetapi suatu...