EPS 5

5 2 0
                                    

Mereka berempat tidak lagi memikirkan sekolah. Melainkan memikirkan apa yang akan dilakukan humanitic itu kepada mereka.

"Aku dengar mereka itu berasal dari masa depan," kata Leo. "Kamu tau darimana?" tanya Alana. "Soalnya Rifki sering ngomong begituan di kamar," kata Leo. Mereka bertiga manggut manggut.

Alana membaringkan tubuhnya lagi. Tiba tiba ia teringat kedua orang tuanya. "Bagaimana dengan orang tua kita? Apakah mereka tidak akan mencari kita?" tanya Alana khawatir. Mei langsung menjawab. "Tenang, Na. Sistem waktu disini berbeda dengan sistem waktu di bumi. 1 hari sama aja 1 jam di dunia kita," jelas Meilin.  Alana ber ohh.

Di hutan ini, mereka tidak meributkan makanan. Mereka mengandalkan hasil hutan. Ketika ada yang perlu di masak terlebih dahulu, tinggal meminjam pedang Alana dan Rara. Wadahnya dari batu yang tengahnya cekung - pedang Alana yang  membuatnya - untuk menaruh makanannya.

"Mei, gw bosen disini mulu. Emang kita gabisa keluar hutan dulu?" tanya Rara. "Ra, kalau kamu beranggapan disin ada kota, kamu salah," kata Meilin. Mereka - Alana, Rara, Leo - kaget. "Lah bener dah gw ga boong. Namanya juga dunia PAST, ga ada kota lah," katanya.  "Baiklah baiklah. Tapi setidaknya bisakah kita keluar dari sini dulu. Gw rasa kita bakal mati lumutan disini," kata Rara. Mereka tertawa.

Mereka bertiga pun keluar. Memang disini tidak ada kota, tapi lihatlah. Benda benda canggih berada di dunia ini. Lebih canggih dari dunia mereka. "Wesehh.... keren keren banget alat alatnya. Mereka dapet darimana, Mei?" tanya Leo tertarik. "Ya mereka memanfaatkan alam. Alat transportasi mereka juga ramah lingkungan," kata Meilin.

Meilin pun disuguhi macam macam pertanyaan oleh mereka bertiga. Kini giliran Alana yang bertanya. "Mei, apakah orang tuamu tinggal disini juga?" tanya Alana. "Orang tuaku sudah meninggal saat dunia ini diserang humantic," kata Meilin. "Oohh... maaf ya, Mei," kata Alana. Meilin mengangguk.

Dunia ini tidak seperti namanya. Walaupun namanya Past tapi bukan berarti teknologi di dunia ini seperti jaman purba. Mereka lebih memilih menggunakan sepeda karena ramah lingkungan. Namun, sepeda itu bukan seperti yang di dunia mereka. Sepeda itu punya jalur melayang. Tidak terlihat. Tidak ada kendaraan bermotor satupun. Oleh karena itu, pohon pohon tumbuh subur di dunia ini.

"Waahhh.... teknologi dunia disini lebih maju ya dibanding di dunia kita.," kata Rara terkagum kagum. "Mei, apa tidak sebaiknya kita mencoba sepeda terbang itu?" kata Rara. Meilin menggeleng. "Mahal, Ra. Lagipula itu sama seperti sepeda di dunia kita," kata Meilin. Rara ber yahh kecewa.

Sekitar 10 menit, kami sampai di suatu tempat.

"Ini tempat tinggalmu, Mei? tanya Alana.

Meilin tidak menjawab. Dia sibuk menekan tombol tombol angka. Setelah itu, ia meng scan tangannya. Pintu "rumahnya" pun terbuka.

"Ayo masuk," kata Meilin. Mereka ber empat pun masuk. "Leon, kamu sudah pulang," kata seseorang. "Eh?" kata Leo. "Bukan kamu, Le. Dia manggil gw dengan panggilan itu," jelas Meilin.

Wanita itu kelihatannya sebaya dengan kami. Dia memiliki mata yang cantik berwarna biru. Rambut emasnya dikucir dua ke depan . Kulitnya berwarna putih bersih."Halo, namaku Keira. Panggil saja aku Kei," katanya sambil mengulurkan tangan. Mereka bertiga pun berkenalan.

"Kamu cantik sekali," puji Alana. "Ahh tidak juga," kata Kei tersipu malu. "Mereka bertiga adalah teman temanku dari dunia "tetangga", kata Meilin. "Mereka belum mengerti tentang dunia paralel," lanjutnya. "Ahh baiklah baiklah. Aku tau kamu pasti berasal dari dunia ini," kata Kei menunjuk Leo. Leo mengangguk.

"Dann kamu berdua adalah orang orang terpilih yang  berasal dari dunia PRESENT," kata Kei menunjuk Rara dan Alana. "Orang orang terpilih?" tanya Alana. "Yaa, kelak kamu akan mendamaikan ketiga dunia ini," kata Kei.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alana: Future in PresentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang