HAI readers! baru pertama kali buat cerita di wattpad, maaf kalo typo typo, kalo ada cerita yang sama, nama tokoh, dan kejadian yang sama itu cuma kebetulan okey, ini pyur cerita aku sendiri yang buat :) semoga SUKA! :)
nih aku buat 2 POV tiap ganti POV aku kasi tanda ***** kalo ** cuma beda kejadian tempat aja, biar ga bingung langsung baca aja, penasaran kan? cekidot!
please vote and comment :)
Dinginnya malam mulai menusuk tulang-tulang yang sudah lelah mengerjakan tugas dari guru kimia terkutuk sepanjang masa. Selama 4 jam lebih gue berkutat dengan tabel periodik dan segala macam teman-temannya yang akhirnya selesai juga tepat pukul 12 malam.
"Dita, gue pulang duluan ya, gue udah ditungguin Rangga nih, lo beneran yakin gamau bareng sama gue?" tanya Melan, sahabat gue yang juga partner kerja gue malem ini
"nggak Mel, kesian lo sama Rangga ntar muter muter lagi kalo gue ikut" jawab gue sambil memasukan buku terakhir kedalam tas gue
"yah, yauda deh, lo ati ati ya pokoknya, bye ta!" gue mengangguk dan tersenyum.
Gue melirik jam tangan gue, 'gila, udah jam segini aja pantes gue ngantuk berat, nasib nggak punya cowok sih nggak bisa minta anter jemput deh kan' batin gue sambil berjalan keluar sekolah.
Gue memang sengaja minta ngerjain tugas terkutuk ini di sekolah karena rumah gue jauh dari rumah Melan, dan sebaliknya. Jadi biar adil kita ngerjain disekolah, dan alhasil sekarang gue harus berjalan sendirian mencari taksi dengan keadaan setengah sadar.
Malam ini seperti malam biasanya, hambar. Membosankan.
Gue memperhatikan jalan sekitar, bahkan selarut ini kota masih asik dengan aktivitasnya masing-masing dan belum menandakan tanda tanda mengantuk, masih ramai dengan klakson dan mesin mobil maupun sepeda motor yang menderu.
Gue terus berjalan sambil menutup mulut gue yang udah kesekian kalinya menguap.
"Hei" gue terdiam lalu menoleh. Namun nggak ada siapa-siapa didepan gue. Gue melirik kanan lalu kiri gue perlahan, tapi tetap nggak menemukan siapapun.
"Hei!" Gue tersentak dan kembali menoleh. Namun tetap nggak ada siapapun, mungkin gue terlalu lelah dan akhirnya berhalusinasi, gue menenangkan diri lalu lanjut berjalan dengan was-was.
"Hei!" Nggak mungkin nih kalo gue berhalusinasi mendengar panggilan 'hei' untuk ke 3 kalinya. Gue mulai punya perasaan nggak enak dan karena gue nggak mau terjadi apa apa di tengah kesadaran gue yang semakin berkurang, gue melanjutkan berjalan cepat.
"psst cewek, dipanggilin kok nggak nengok sih" secara tiba-tiba tanpa gue sadari orang dengan pakaian serba hitam tanpa lengan menghadang tepat didepan gue.
Gue emang udah ngantuk se ngantuk ngantuknya tapi gue masih bisa sadar kalo orang didepan gue ini berjenis preman.
"mau apa lo?" kata gue sok berani padahal gue nonton sinetron yang berbau preman aja langsung gue ganti channel.
"kok sendirian aja sih neng, sini abang anter pulang" jawab si preman pertama sambil menyeringai menampakan beberapa giginya.
"Lo apaan sih! nggak usah ganggu gue!" kata gue yang gagal mengeluarkan suara yang meyakinkan, yang keluar justru suara gemetar seperti kucing yang tercepit.
"saya kan niatnya baik neng cuma mau anter pulang" preman itu semakin mendekat ke gue.
Seumur umur gue nggak pernah membayangkan gue bakalan terjebak bersama orang orang brengsek berpakaian preman, maka rasa takut perlahan tapi pasti menyergap gue. Ini pertama kalinya gue merasa se takut ini, takut dengan semua kemungkinan seperti yang di sinetron terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Microphone
Teen Fictionsiapa yang ngga senang bisa dekat dengan boyband yang lagi naik daun dan di elu elu kan hampir seluruh remaja wanita di negaranya, siapa yang menyangka Reditta, cewek yang nggak pernah memiliki mimpi bertemu idolanya akhirnya menghabiskan masa SMAny...