"menindaklanjuti konser yang akan kalian adakan beberapa bulan lagi, produser meminta kalian untuk lebih entertaining, untuk menunjang kepopuleran kalian selain itu batasi hubungan kalian dengan 'teman dekat' yang membuat setengah— ralat tiga perempat fans kalian menjerit-jerit meminta penjelasan tentang teman dekat kalian itu, terutama kamu Radit" Ray, manajer Pentalogy melirik Radit yang sibuk memainkan ponselnya kini mendongak
"kok gue?" Radit menunjuk dirinya sendiri
"2x kamu tertangkap media sama temen cewek kamu itu, dan setengah dari mention yang masuk di Twitter kamu dan twitter Pentalogy menanyakan hubungan kamu sama temen kamu itu" Radit menghela nafas, lalu kembali memainkan ponselnya
"jadi gue mau semuanya, sebelum konser ini dimulai, fokusin semua yang kalian lakuin untuk konser, untuk menyenangkan fans-fans kalian yang udah buat kalian setinggi ini, got it?" Ray menjelaskan panjang lebar.
Tepat saat itu Dita memasuki Rocky Cafe dengan berisiknya, menjatuhkan kertas-kertas yang dibawanya berserakan dilantai.
Gue menghampiri Dita yang hari ini mengenakam rok selutut berwarna pastel dan kaos dengan warna senada.
"sorry, sorry gue ganggu ya, aduh maaf banget ya" gumam Dita yang sibuk menata kembali kertas-kertasnya
"no prob, ati-ati kalo jalan, jatoh semua kan" gue membantunya memunguti kertas-kertas yang sepertinya akan gue kerjakan bersamanya hari ini.
Setelah memastikan tidak ada kertas yang terlewatkan gue dan Dita berdiri "gue lagi bahas tentang konser, lo duduk dulu nanti kalo udah selesai kita kerjain bareng, okey?"
"okey" Dita mengambil duduk disamping pintu masuk, menata kembali kertas-kertasnya, sedangkan gue kembali duduk bersama rekan-rekan gue.
Sekembalinya gue, Ray sudah tidak lagi bercerocos seperti tadi, anak-anak lain juga sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Gue mendekati Radit, "woi, kerjain tugas"
Radit mendongak menatap gue
"nunggu Ray dulu, dia barusan angkat telpon dari Irvine"
Irvine adalah produser Pentalogy yang sekarang lagi aktif-aktifnya mengingatkan 'konser sebentar lagi'
"GUYS!" Ray kembali tergopoh-gopoh
"gue nggak tau ini good or bad news, seharusnya konser akan kita adain 2 bulan lagi, tapi ada sedikit problem, no banyak problem dan konser akan maju jadi satu bulan lagi "
"WHAT?!"
"oh God"
"great"
dan gue pun hanya bisa menghela nafas, satu bulan ini akan menjadi bulan-bulan tanpa tidur gue, welcome to the real life, Dicky.
"so, hari ini gue mau kalian atur jadwal-jadwal sekolah dan kegiatan apapun dan serahin hari ini jam 4 sore, dan tolong kurangin makan dan minum yang bisa mempengaruhi suara kalian, oke? bye guys gue harus mengatur ulang konser kalian" Ray meninggalakan Rocky sambil mengumpat.
gue tahu Ray akan lebih sibuk dari gue ataupun anak-anak, satu bulan waktu yang singkat untuk mempersiapkan konser kami, walaupun sudah terbilang untuk siap tapi ada beberapa hal kecil yang memang belum benar-benar disiapkan.
Radit mendekati gue "kalo gitu tugasnya selesaiin semuanya hari ini!" katanya lalu menarik gue mendekati Dita yang sedang sibuk mengerjakan tugas
"ta, gue bantu apa nih?" Radit menarik kursinya lalu duduk dihadapan Dita
"Ada beberapa tugas yang udah gue kerjain sendiri,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Microphone
Novela Juvenilsiapa yang ngga senang bisa dekat dengan boyband yang lagi naik daun dan di elu elu kan hampir seluruh remaja wanita di negaranya, siapa yang menyangka Reditta, cewek yang nggak pernah memiliki mimpi bertemu idolanya akhirnya menghabiskan masa SMAny...