52. Rencana Mendadak

5.2K 612 36
                                    

Menurut Seokmin, nomor satu yang terpenting adalah keluarga. Ya, keluarga. Istri cantik yang amat dicintainya serta anak kesayangannya, Jeno. Maka tak heran jika pagi ini melihat Seokmin udah keliatan amat santai hanya dengan pakaian santai rumahannya. Pagi ini, Seokmin berencana untuk membuat sarapan. Jangan heran kalau melihat Seokmin berkutat di dapur dan sibuk dengan peralatan dapurnya. Gimanapun, Seokmin itu bukan pria anti dapur kok. Maklum, sejak dulu kan ia tinggal sendiri, hidup mandiri jadi masak udah bukan hal asing lagi buatnya meski ya masakannya juga hanya masakan sederhana saja. Contohnya seperti nasi goreng yang sedang ia masak sekarang ini.

Seokmin tampak santai mengolah semua bahan makanan yang ada bahkan beberapa kali menolak bantuan dari Bibi Han, selaku maid dirumah untuk mengambil alih masakannya. Ia bilang, ia sengaja menyiapkan ini khusus untuk kedua orang kesayangannya. Lagipula ia hanya ingin menunjukkan rasa sayang dan perhatiannya buat istri serta putranya yang jarang ia temui karena kesibukannya beberapa waktu kebelakang ini.

Tak sampai setengah jam, nasi goreng itu pun selesai ia buat dan dihidangkan ke atas tiga piring untuknya, untuk istrinya dan putra kesayangannya, Jeno. Setelah dibantu oleh Bibi Han membawa piring-piring itu ke meja makan, Seokmin pun langsung kembali melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas, tepatnya ke lantai dua, bermaksud untuk membangunkan sang istri dan putranya.

Baru saja Seokmin berniat untuk mengetuk pintu kamar putranya, pintu kamar itu sudah lebih dulu terbuka dan menampilkan Jeno yang masih menggunakan piyama birunya yang bergambar dinosaurus meski dirinya telah mencuci muka dan menggosok gigi. Ia tersenyum saat mendapati sang ayah berdiri dihadapannya.

"Pagi jagoan! Bagaimana tidurmu semalam?" ujar Seokmin sambil berjongkok, menyesuaikan tingginya dengan putranya, mengelus lembut rambut hitam Jeno dengan sayang.

"Pagi ayah! Jeno tidur nyenyak sekali semalam bahkan bermimpi jalan-jalan dengan ayah dan bunda!" ujarnya membuat Seokmin tersenyum.

"Yasudah, kamu ke ruang makan dulu ya. Ayah akan bangunkan bunda dulu sebentar lalu kita sarapan bersama, hmm?" ujar Seokmin yang langsung diangguki oleh Jeno.

Selepas kepergian Jeno, Seokmin pun langsung berjalan arah kamarnya dengan sang istri. Saat pintu terbuka, terlihat Jisoo yang masih tertidur lelap dengan sebuah selimut tebal yang menutupi hampir seluruh tubuh polosnya. Seokmin tersenyum dan meninggalkan beberapa kecupan singkat pada pucuk kepala, hidung hingga bibir tipisnya yang sedikit terlihat membengkak.

Jisoo sedikit menggeliat saat merasakan ada yang mengusap-ngusap kepalanya membuat tidurnya menjadi sedikit terganggu. Saat mata kucing itu terbuka, hangya seulas senyum yang bisa Seokmin tunjukkan berserta satu kecupan lagi di bibir istrinya.

"Pagi, bunda." ujar Seokmin membuat Jisoo tersenyum sambil mencoba mendudukkan dirinya diatas ranjang buat selimut putih yang sejak tadi menutupi tubuhnya sedikit tersingkap, membuat tubuhnya yang polos jadi sedikit terekspos.

"Jeno sudah menunggu kita dibawah. Kau mau ikut sarapan bersama atau ingin aku bawakan saja sarapannya kesini?" ujar Seokmin sambil membenarkan letak selimut pada tubuh istrinya yang sedang mencoba mengumpulkan kesadarannya.

"Tunggu aku, hmm? Mana mungkin aku meninggalkan kalian sarapan berdua saja." balas Jisoo lalu segera bangkit dari ranjang membuat Seokmin menggelengkan kepalanya.

"Baiklah. Kami tunggu dibawah ya, bunda sayang." ujar Seokmin lalu segera meninggalkan sang istri untuk berbenah sedikit. Tak mungkin juga kan ia membiarkan istrinya itu keluar begitu saja tanpa pakaian sehelai pun? Upss

...

"Bun?" panggil Jeno sambil membawa sebuah majalah di kedua tangannya, menghampiri Jisoo dan Seokmin yang sedang duduk bersantai berdua diruang keluarga, menonton sebuah acara di tv layar datar mereka.

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang