90. Sakit atau-

4.7K 487 46
                                    

"Bang Jongdae, bubur ayamnya masih ada? Kalau masih, pesan satu porsi ya." ujar Hao saat tiba di warung bubur Mang Jongdae, yang ada di dekat minimarket kompleks. Terlihat, warung bubur itu cukup ramai oleh pengunjung. Maklumlah, warung bubur ayam Mang Jongdae ini jadi salah satu bubur ayam favorite bahkan menjadi bubur ayam dengan bintang lima langganan para pengguna aplikasi transportasi online.

"Wah neng Hao. Kebetulan nih sisa porsi terakhir. Mau dibungkus atau makan disini?" tanya Mang Jongdae pada Hao.

"Dibungkus aja, bang. Buburnya buat Ko Jun soalnya." jawab Hao yang langsung diangguki oleh Mang Jongdae yang segera menyiapkan pesanan itu.

"Mang, buburnya 1 ya, makan disini." ujar salah seorang pelanggan lain yang baru saja datang ke warung bubur ayam tersebut.

"Wah maaf, mas. Buburnya habis. Ini porsi terakhirnya juga udah pesanan orang." ujar Mang Jongdae.

"Yah berarti telat ya saya. Ya sudah deh, makasih ya mang. Besok lagi dah saya datangnya." balas pelanggan itu lalu berbalik untuk kembali pergi dari warung tersebut.

Hao sendiri sejak tadi hanya diam mendengarkan sekaligus mengedarkan pandangannya ke sekeliling warung bubur yang terlihat penuh pembeli. Padahal jam masih menunjukkan pukul 7 pagi dan Mang Jongdae sendiri baru mulai berjualan pukul setengah 6 pagi setiap harinya. Tapi dalam waktu beberapa jam itu saja puluhan porsi bubur ayam sudah habis terjual. Ckck Hao berdecak salut dengan Mang Jongdae.

"Neng, ini bubur ayamnya udah jadi. Tak kasih bonus juga nih cakue 2 buat suamimu." ujar Mang Jongdae sambil memberikan satu bungkus bubur ayam itu kepada Hao.

"Oh ya, mang. Jadi berapa?" tanya Hao.

"Biasa aja, neng." jawab Mang Jongdae santai, maklumlah Hao kan udah jadi salah satu langganannya juga.

"Ini, mang. Makasih banyak ya." balas Hao sambil memberikan dua lembar uang pecahan sepuluh ribu dan dua ribuan. Setelahnya, Hao pun kembali berjalan pulang ke rumah untuk menyiapkan bubur ayam ini kepada sang suami.

...

Jun merasakan pusing di kepalanya tepat saat membuka mata. Hal ini udah dia rasakan di setiap pagi selama 2 hari ini. Padahal jika dipikir, dia hampir tak pernah tidur larut karena selalu pulang tepat waktu. Ia pun tidak melakukan hal-hal lain yang banyak menguras tenaganya, kecuali duduk berjam-jam di depan laptop dan dokumen kerjaannya di kantor. Tapi entahlah, mungkin karena rutinitas kerjanya yang padat dan mungkin kurangnya waktu olahraga ditambah cuaca yang sedang memburuk, buat kondisi tubuhnya juga menurun. Dan karena kondisinya inilah, Jun terpaksa mengambil cuti sakit. Lagipula tak mungkin juga kan ia memaksa bekerja dalam kondisi tidak fit begini?

"Koko udah bangun? Baru aja mau Hao bangunin." ujar Hao yang baru aja masuk ke dalam kamar sambil membawa semangkuk bubur ayam yang tadi ia beli, segelas air hangat serta sebutir obat untuk sang suami.

"Masih pusing?" tanya Hao yang dibalas seulas senyum tipis dari bibir pucat sang suami.

"Makan dulu buburnya ya, ko. Abis itu minum obat dan cuci muka. Hari ini aku antar periksa ke rumah sakit ya?" ujar Hao sambil menyuapi sang suami yang masih diam, mencoba menikmati bubur ayam itu meski lidahnya sama sekali tak bisa merasakan apapun.

Beruntung, meski sakit, Jun masih bisa menikmati makanannya. Maksudnya, ia masih memiliki nafsu makan yang baik dan tak memilih dalam hal makanan. Hal inilah yang cukup disyukuri Hao karena jadi tak merasa kerepotan. Dan sebagai istri yang baik, Hao pun jadi makin bertambah perhatian kepada sang suami bahkan sampai tak datang ke toko kuenya selama 2 hari ini.

Setelah selesai makan dan minum obat, sesuai apa yang dikatakan Hao tadi, keduanya pun kini sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Sebelumnya, Hao memang sempat menelpon dan mengatur janji konsultasi dulu kepada salah satu dokter langganannya. Beruntung, saat itu sang dokter sudah ada di rumah sakit, jadinya Hao dan Jun pun tak harus menunggu lama nanti untuk menjalani pemeriksaan.

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang