44. Masuk Rumah Sakit

6.9K 728 48
                                    

"Yang, kamu baik-baik aja?" tanya Mingyu waktu menyadari adanya perubahan pada sikap istrinya pagi itu. Wonwoo yang biasanya akan cerewet mengomentari apapun jadi sangat diam bahkan saat diajak mengobrol oleh Mingyu saja masih tetap diam dan memilih memakan sarapannya, oatmeal serta pisang dan susu.

"Aku baik, a' cuma agak pusing aja." balas Wonwoo sekenanya sambil nunjukin senyumnya pada Mingyu.

"Tapi kamu pucat gitu. Ijin ngajar aja ya? Kamu istirahat dirumah." ujarnya pada sang istri yang mendapat gelengan kepala.

"Gak bisa, a'. Hari ini ada quiz buat anak-anak mana mungkin aku tinggalin mereka." ujar Wonwoo bersikeras menolak untuk ijin mengajar hari ini. Lagipula Wonwoo juga tak merasa parah banget kok hanya pusing sedikit tapi selebihnya ia baik.

"Memang gak ada yang bisa gantikan? Aku cuma khawatir sama kamu. Lagipula kamu udah keliatan pucat begitu." ujar Mingyu sambil menggenggam sebelah tangan sang istri, menatapnya khawatir.

"Aku akan minum obat sehabis ini, jadi aa' tenang aja ya? Lagipula kelasku hanya satu saja kok hari ini. Setelah quiz, aku janji bakal langsung pulang." Wonwoo masih aja kekeuh dengan pendiriannya dan menyatakan dirinya baik-baik aja.

"Hahh yauda kamu gak usah bawa mobil lagi ya. Hari ini aa' yang anter kamu. Dan nanti telpon aa' kalo pulang jadi bisa a-"

"Pulangnya nanti aku bisa pakai taksi, a' gak usah khawatir berlebihan." potong Wonwoo yang akhirnya hanya diangguki oleh Mingyu aja.

"Yasuda habiskan sarapanmu. Aa' siapkan obatnya dulu, ya?" ujar Mingyu yang baru aja selesai sarapan dan berniat untuk beranjak mengambilkan obat untuk sang istri.

...

Wonwoo merapikan barang-barangnya serta berkas yang baru aja dikumpul oleh mahasiswanya. Jam mengajarnya kini sudah selesai bahkan didalam kelas itu sudah tidak ada lagi mahasiswa yang tersisa. Maklumlah, abis quiz dan pasti udah terlalu jenuh juga jika berlama-lama didalam kelas makanya saat jam kelas selesai mereka langsung menyerbu pintu keluar sesaat setelah kertas quiz terkumpul.

Wonwoo menghentikan gerakannya saat pusing itu kembali menyerang kepalanya dan jangan lupakan juga rasa nyeri dibagian perutnya. Sebenarnya rasa nyeri diperut itu sudah ia rasakan sejak pagi, namun sengaja ia tahan agar tak membuat suaminya khawatir. Dan karena terus menerus ditahan akhirnya rasa nyeri itu jadi semakin menjadi membuatnya tak tahan menahannya lagi.

"Asshhh ini sakit.." lirihnya sambil memegangi perutnya dengan sebelah tangan dan punggung yang membungkuk dalam, mencoba menahan sakitnya.

Mungkin ada sekitar 2 menit Wonwoo masih diam pada posisinya, masih sekuat tenaga mencoba menahan rasa nyeri itu meski hampir sebagian tubuhnya sudah basah dengan keringat dingin, berharap saja rasa sakit itu bisa sedikit berkurang jika ia tahan dan diam sedikit lebih lama.

Ddrrrtttt Ddrrrtttt

Wonwoo melihat ponselnya yang bergetar dan menampilkan nama seseorang dilayar sentuh ponsel hitamnya. Dengan pelan ia raih ponselnya untuk menjawab panggilan masuk itu meski masih harus menahan sakit dibagian perutnya.

"Halo?"

'Teh.. Teteh ada diruangan mana?' tanya suara diujung telepon itu.

"Ada.. Apa?" tanya Wonwoo lemah.

'Teh? Teteh baik-baik aja? Abang minta Cas buat nganter teteh balik. Teteh sekarang dimana? Udah selesai ngajar kan?' tanya Lucas lagi dan Wonwoo masih diam, mengigit bibir bawahnya, menahan nyeri yang semakin parah ia rasakan dibagian perutnya.

"Diruang C612." balas Wonwoo lemah dan akhirnya memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak. Ia ingin segera bergegas merapikan barang-barangnya, tapi ia juga sudah tak tahan lagi dengan rasa nyerinya.

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang