Prolog

39 1 2
                                    

   Nama panjangnya Aisyah Luna Shakeil,  nama panggilan bisa Luna (kalau di sekolah), bisa Ais (kalau di rumah), bisa juga Sista (aneh? nggak nyambung? emang!! tapi itu panggilan kesayangan sahabatnya).

Saat ini dia masih duduk dibangku SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan, anak Akuntansi lebih tepatnya, jadi jangan heran kalau dia anaknya perhitungan bingitz (alay!!!).

Si Luna ini anak kedua dari 3 bersaudara. Kedua saudaranya cowok semua, sang kakak bernama Ahmad Alwi Shakeil sedangkan sang adik bernama Azzam Athafariz Shakeil. Berhubung Luna anak perempuan satu-satunya, orang tua dan kedua saudaranya sangat menjaganya (atau bisa dibilang overprotective).

Orang tua Luna menentang keras untuk urusan pacar-pacaran, karena mereka ingin Luna fokus pada pendidikannya dan menjadi orang yang jauh lebih sukses dari mereka. Profesi Abinya sebagai guru ngaji sudah sangat jelas bahwa ilmu agama sangat kental diajarkan oleh orang tua Luna kepada anak-anaknya, sehingga tidak ada kata pacaran dalam kamus hidup sang Abi. Kakaknya yang masih melajang diumurnya yang sudah seperempat abad juga semakin menegaskan Luna tentang larangan berpacaran yang diberikan oleh orang tuanya. Ditambah sang adik yang walaupun masih berumur 5 tahun alias masih TK, karena terlalu sering mendengar nasehat abinya saat sedang menceramahi kakak peremuan satu-satunya, jadi ikut-ikutan untuk mengingatkan kakak perempuannya untuk selalu menjaga hatinya terhadap lawan jenis. Sedangkan Umminya tentu saja hanya mengikuti perintah suaminya, Umminya Luna membuka toko kue kecil-kecilan untuk membantu menambah pemasukan keluarga, tentu atas ijin dari Abinya. Dibalik sikap mereka yang terlalu mengekang, Luna yakin dan percaya bahwa itu semua demi kebaikannya.

   Namun, lain halnya saat menjadi Luna lain pula saat menjadi Ais. Ketika dia sedang dirumah atau sedang menjadi Ais dia akan menjadi seorang yang lemah lembut, sopan, menjaga pandangan terhadap lawan jenis, seperti yang Abinya katakan.

Sedangkan ketika dia sedang disekolah menjadi Luna, dia akan menjadi gadis yang apa adanya, berteman dengan lawan jenis, kadang main bareng, kadang marah-marah sendiri kalau badmood atau masih PMS.

Itulah Luna, gadis yang tidak pernah percaya diri untuk menunjukkan segala kekurangan yang ia miliki kepada keluarganya karena takut mengecewakan abinya yang memintanya untuk menjadi perempuan yang selalu menjaga sikapnya dalam berbuat.

   Dalam cerita ini Luna akan ditemani oleh kedua temannya, sahabatnya, sohibnya, karibnya yang sudah seperti keluarganya sendiri baik dalam suka maupun duka. Mereka adalah Alma Kinan Saputri (si galak) dan Bening Sari Azzahra (si oneng).

Hubungan yang sudah lama terjalin diantara ketiganya bagai empedu lekat dihati, berkuah sama menghirup bersambal sama mencolek, ibarat sekain sebaju selauk senasi. Mereka sudah bersahabat dari kecil begitu pula dengan orang tua mereka masing-masing yang juga bersahabat. Dari pertengkaran-pertengkaran kecil sampai yang cukup serius sudah pernah mereka rasakan, namun persahabatan mereka tak semudah itu untuk dipatahkan.

   Cerita ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjalin komunikasi dalam sebuah hubungan, tentang persahabatan, tentang kasih sayang seorang ayah, dan tentang bagaimana memperjuangkan seseorang yang pantas untuk diperjuangkan.

~~~~~

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang