Part 2

15 1 0
                                    

Buat yang nunggu part baper, moment unyu-unyu, yang bikin jantung kaya' naik rollercoster.

Pantengin "Dua Sisi" terus ya ...

Sabaaarrr ... ini masih part awal belum nyampe konflik😉


#2

      Senin, 8 November 2016. Seharian kemarin Luna dan teman-temannya beristirahat sejenak meluapkan beban pikiran. Kini saatnya mereka kembali berkelut dengan buku-buku tebal, tugas-tugas yang sudah menanti mereka, papan tulis yang dipenuhi coretan tangan, hiruk-pikuk kelas, dan semua rutinitas yang harus mereka jalani sebagai seorang pelajar.

Salah satu rutinitas yang sudah ditetapkan di SMK Sinar Bhakti adalah setiap hari Senin, para siswa harus mengikuti upacara bendera dengan pakaian rapi dan atribut lengkap bertopi. Seperti halnya hari ini, para siswa berbondong-bondong menuju ke lapangan untuk melaksanakan upacara bendera, begitu juga dengan Luna, Kinan, dan Bening. Upacara bendera wajib dilaksanakan oleh semua siswa SMK Sinar Bhakti, kecuali mereka yang berhalangan karena sakit.

Pengawasan oleh guru BK disini sangatlah ketat, apabila terbukti siswa tidak mengikuti upacara bendera maka mereka akan diberi sanksi yang tegas. Namun, siswa-siswi yang sering berbuat masalah tak gentar dan tak jera sama sekali dengan sanksi yang sudah diberikan. Kebanyakan dari mereka dari kelas XII, namun ada juga dari kelas XI yang sudah mulai mengikuti jejak kakak kelasnya yang seharusnya tidak mereka ikuti. Mereka tetap mengulangi kesalahan yang sudah mereka perbuat. Dan seperti biasa, mereka akan ditempatkan terpisah di barisan yang berhadapan dengan peserta upacara.

Tapi, untuk hari ini ada yang aneh dengan barisan anak-anak pembuat masalah itu. Ada satu orang asing, tidak dikenal, yang ikut barisan mereka. Dan itulah yang sedang menjadi perhatian Bening.

“Kin, kamu kenal cowok yang itu nggak?” Dengan suara cukup keras agar terdengar oleh Kinan yang berada disampingnya namun berbeda barisan dengannya.

“Yang mana Ning? Bukannya mereka yang biasa?”

“Iiih ... coba deh kamu perhatikan cowok yang paling ujung! kok Bening sepertinya belum pernah lihat dia ya,” kata Bening sambil sedikit menunjuk ke sasaran pembicaraan mereka.

“Masa’ sih, “ jawab Kinan sambil memperhatikan cowok yang dibicarakan.

“Kinan nggak seru ah, Bening tanya Sista aja kalau gitu. Sista, coba kamu lihat cowok yang paling ujung itu deh.” Kata Bening berbisik.

“Iya, kenapa?” Sambil melihat cowok itu.

“Seperti bukan siswa sini nggak sih? Bening kok nggak pernah lihat ya,”

“Masa’ sih.” Jawab Luna jujur.

“Wkwkwk,” terdengar Kinan menahan tawa, mendengar jawaban dari Luna.

“Ah, kalian berdua sama aja deh. Nggak seru!!”

“Kok nggak seru? Coba deh lo pikir, kalau dia bukan siswa sini ngapain dia buang waktu sama anak-anak pembuat masalah, panas-panasan kaya’ gitu, malu juga kan dilihatin. Udah pasti dia itu salah satu dari mereka yang nggak punya urat malu.” Terang Kinan panjang lebar.

“Iya juga ya Kin, mungkin Bening salah lihat.” Jawab Bening menurut.
Luna dan Kinan saling lirik, dan tersenyum melihat Bening yang mendadak langsung percaya kata-kata Kinan.

“Sista,” Kembali Bening bersuara.

“Hmm ....” Jawab Luna malas.

“Dia lihatin kamu.”

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang