Part 4

13 1 0
                                    


Ma'af ya teman-teman ...

aku ngaret banget, soalnya ini masih lumayan sibuk ngurus pendaftaran ...

aku harap kalian bisa ngerti ya :)

Tapi jangan khawatir, aku nggak bakal ninggalin tanggungjawab aku di sini. Aku pasti tetap lanjutin ceritanya, walaupun nggak bisa cepat update.


#4

"Setelah Kau ambil cahayaku, hidupku gelap tak terarah.

Jiwaku memberontak pada takdir-Mu.

Sekarang,

untuk pertama kalinya, aku setuju dengan rencana-Mu."

-Danis-



       Kring ... kring ... kring ....

       Suara bel sepeda Kinan dan Bening berbunyi dengan nyaringnya, itu menandakan sekarang mereka sudah sampai di kediaman Luna.

"Ais, itu Bening sama Kinan udah di depan lho. Cepetan kamu berangkat!" Kata Ummi yang sedang menyiapkan sarapan.

"Aduuh ... perut Ais masih sakit Ummi. Tolong bilang ke mereka ya Ummi biar mereka berangkat duluan aja, nanti Ais berangkat sendiri. Daripada mereka telat nungguin Ais." Kata Luna yang masih di kamar kecil karena perutnya masih sakit akibat tamu bulanannya datang.

"Oh gitu, ya udah Ummi bilang mereka ya."

Ummi pun bergegas ke depan, dan menyampaikan seperti yang Luna katakan kepada Bening dan Kinan. Mendengar itu mereka langsung pergi ke sekolah, walaupun tadi sempat khawatir dan tetap ingin menunggu Luna.

"Ais, kalau kamu sakit nggak usah berangkat sekolah aja ya?" Kata Ummi khawatir.

"Enak aja nggak berangkat sekolah, palingan juga nanti sembuh. Ummi itu nggak boleh terlalu memanjakannya, nanti nglunjak lho!" Suara bariton itu tiba-tiba ikut menanggapi percakapan ibu dan anak itu. Ya, itu suara Alwi abangnya Luna.

"Apaan sih bang, sirik aja!" Jawab Luna membela diri, sembari bergabung bersama yang lainnya.

"Emang, kak Ais sakit apa Ummi? Tanya azzam adiknya Luna.

"Kakak cuma sakit perut kok dek," kata Luna sambil mencubit gemas pipi adiknya, yang tentu saja membuat Azzam ngambek.

"Ummi ... pipi Azzam sakit, kak Ais nakal Ummi ...." Rengek Azzam.

"Sini, sini dek ... sama abang aja ya? Kak Ais nakal ya? Nggak apa-apa nanti biar abang yang urus." Kata Alwi sambil memeluk Azzam.

"Kak Ais mau berangkat aja ah, Azzam cengeng!"

"Beneran, kamu tetap mau berangkat sekolah?" Kali ini Abinya Luna yang membuka suara.

"Ah, emm ... udah nggak kenapa-napa kok sekarang. Biasalah Abi tamu bulananku datang, dan hari pertama selalu merepotkan." Kata Luna sambil bersiap berangkat sekolah.

"Bukannya setiap hari kamu merepotkan dek?" Sindir Alwi yang dihadiahi tatapan marah Luna.

"Syukurlah kalau kamu udah mendingan, tapi nggak bisa dianggap remeh lho. Nanti Ummi buatkan jamu ya, dan jangan lupa kamu minum!"

"Pahit Ummi ... Ais nggak suka sama jamunya."

"Nggak bisa sayang, kamu harus minum jamunya! Supaya sakitnya hilangkan? Emangnya kamu mau, tiap kali datang bulan perut kamu sakit terus?"

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang