4. Mate

139 12 0
                                    

Kedua putri bangsawan kerajaan besar itu berdiri di tengah aula, menuggu kemunculan pemimpin di sini. Mereka berdua diikat dengan tali merah yang tidak akan terlepas tanpa persetujuan orang yang mengikat. 

Mia hanya bisa menunduk dalam saat mendapat tatapan intens dari pria yang mengaku sebagai Matenya. ia pun menoleh pada Sanaya yang terlihat tenang.

"Bagaimana ini?", cicitnya

"Plan B", Jawab Sanaya. Mia terlihat tidak yakin dengan ucapan Sanaya namun ia hanya diam.

Sinar matahari muncul di sela-sela jendela kaca aula menampilkan warna emas dari seluruh bagian aula. Pertanda pagi telah tiba. Sang pemimpin pun muncul dan duduk di singgasana kebesarannya

Mia berlutut mengikuti orang orang yang memberi hormat pada sang pemimpin.

"Beri hormat yang benar kepada pemimpin kami", Ucap sinis wanita tua berpakaian putih itu saat melihat sanaya yang hanya menundukkan kepala sedikit.

Wanita tua itu mengkode bawahannya untuk memaksa sanaya berlutut, tanpa perlawanan Sanaya mengikuti perkataan wanita tua itu, dengan cepat ia juga berdiri.

"Buka kain yang menutup wajahnya", Perintah sang pemimpin mengkode wanita tua itu.

"Baik Yang Mulia"

Wanita tua itu maju mendekati Sanaya yang refleks mundur namun kekai pembatas di belakangnya menghentikan gerakkannya.

"Apakah kau malu, jika wajah buruk rupamu terlihat", Hardik wanita tua itu.

Degan kasar ia melepas tudung jubahnya, rambut coklat yang dililit dengan sebuah tusuk rambut dengan rapi membuat wanita tua itu mengangkat alisnya.

Wanita tua itu menarik tusuk rambut hingga rambut coklat itu jatuh dengan indahnya.

"Tongkat sihir", Ucap wanita itu melihat ukiran rumit di tongkat sihir biru milik Sanaya.

"Yang kau lakukan tidak sopan", Ujar sanaya mengelak saat wanita tua itu ingin melepas penutup di wajahnya.

"Yang kau lakukan tidak sopan", Ujar sanaya mengelak saat wanita tua itu ingin melepas penutup di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diam!", Sentak Wanita itu menarik kain hitam di wajah Sanaya.

"Dasar iblis kecil", desis wanita itu melihat wajah rupawan gadis muda di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar iblis kecil", desis wanita itu melihat wajah rupawan gadis muda di depannya.

"Kau orang pertama yang memaki setelah melihat wajahku", Balas Sanaya tersenyum sinis.

"Jadi cantik, siapa namamu?", tanya sang pemimpin.

"Jangan tanya itu, aku akan berbohong", Jawab acuh Sanaya.

"Namaku Mia dan dia-Mio", Jawab Mia saat sang pemimpin menatap tajam kearah Sanaya perasaannya mulai cemas. Mia tau sekuat apa Sanaya namun ia juga yakin King Xavador di hadapannya saat ini juga memiliki kekuatan yang lebih hebat. Belum lagi para Guardian yang tidak perlu lagi dirgukan kekuatan fisik yang mereka miliki.

"Dia jujur", Jawab  wanita tua itu menyentuh pundak Mia.

"Tapi itu hanya sepenggal nama, dari klen mana kalian berasal?", tanya wanita tua itu sinis menatap Sanaya.

"Ngomong-ngomong tentang klen, aku baru tau ada yang tersisa dari klen Nara ternyata",  Sanaya mencoba memprovokasi dan membalas tatapan wanita itu.

"Kau bisa mengetahui klen -ku dengan mudah. Melihat dari sifat angkuh dan pakaian mu-", Wanita tua itu membuka sedikit jubah hitam sanaya, "apa kau seorang nona muda?", tanya wanita tua itu. Bagaimanapun juga nyali Sanaya ia akui sangat besar, ditangkap musuh di wilayah mereka namun bisa tetap tenang bahkan belum ada permintaan ampun ataupun maaf yang keluar dari kedua wanita cantik ini.

"Kenapa? Kau ingin memberi hormat padaku--Naralius"

Wanita tua itu menatap marah kearah Sanaya, tapi dia hanya mundur menahan amarahnya karna sang pemimpin berdiri dan mendekati mereka

"Beri perintah untuk membunuhnya, Yang Mulia", Ucap tegas wanita tua itu yang langsung mendapat tatapan tajam dari King Xavador.

"Kalau berani, lepaskan aku. Aku menantangmu bertarung diluar", balas Sanaya memancing emosi lawannya. Sanaya yakin wanita tua yang terlihat memiliki ilmu magis tingkat tinggi itu tidak akan bertarung dengan lawan yang terikat dan dikelilingi mantra seperti keadaannya sekarang ini.

"Bagaimana dengan melawanku saja?", tanya sang Raja. Sanaya menatap waspada King Xavador di hadapannya, bagaimanapun juga aura dominannya sangat terasa mengintimidasi.

"Boleh. Asal anda tidak melakukan hal seperti tadi", Jawab Sanaya. King Xavador tertawa renyah menatap wajah kesal Sanaya yang terlihat imut di matanya. Semua orang yang lebih dulu mengenal pimpinan mereka menatap heran, baru kali ini mereka mendengar tawa renyah Raja mereka.

"Kemana larinya semangat mu tadi?"

Sanaya semakin menatap tajam pria di hadapannya itu, kemudian tersenyum sinis.

"Aku tidak meyangka seorang King Xavador sepertimu membuka altar pengikat pada seseorang yang belum kau kenal", Ucap dingin Sanaya, kembali membuat semua orang terkejut.

Raja itu menjentikkan jarinya dan mucullah seorang manita muda yang membawa bola keristal besar ditanganya. Wanita itu menaruh bola kristal di antara Sanaya dan sang Raja, tiba tiba semua ruangan gelap. 

Hanya Sanaya dan sang Raja yang terlihat begitu pun Mia dan pria Guardian. 

"Bola aneh apa itu?", Tanya Sanaya. Matanya melihat sebuah benang merah di jari Mia dan pria Guardian begitupun jari King Xavador di tangannya. Cahaya kembali terang seperti semula berikut dengan wajah keruh sanaya, ia sudah tau bola apa itu.

"Kau- bercanda kan?", cicit Sanaya. Raja itu tiba-tiba memeluknya erat.

"Namaku Arlo. senang bertemu denganmu--Mate!"

Dan untuk pertama kali dalam hidup Sanaya ia pingsan hanya dengan satu kata. Begitupun dengan Mia yang juga ikut pingsan bukan hanya lelah menangis tapi harapannya untuk keluar dari sini seakan musnah.

 Begitupun dengan Mia yang juga ikut pingsan bukan hanya lelah menangis tapi harapannya untuk keluar dari sini seakan musnah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dark Heart For The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang