10. Lay

119 7 1
                                    

Acara tahunan yang selalu dirayakan Xavador untuk merayakan kemakmuran tanah mereka diadakan besok, semua orang di Xavador sangat antusias merayakannya. Terlebih juga para elit yang tinggal di mension utama.

"Apa di danau itu ada mermaid?"

"Tidak ada Yang Mulia. tapi Raja menaruh monster laut disana"

Sanaya mengangguk-ngangguk. Saat ini ia sedang menikmati suasana sore. Dirinya di temani oleh Rayn yang duduk di tembok pembatas menemaninya.

Rayn, satu-satunya pelayan yang dapat membuat nyaman . Orangnya simple, lugas dan matanya selalu terlihat sedih, ntah kerena apa.

"Acara tahunan ini akan di rayakan dimana?"

"Di istana kerajaan depan"

"Dia akan mengajakku kesana,kan?"

"Saya tidak tau"

"Ck! Kenapa kau jadi menunduk saat bicara denganku?", tanya kesal Sanaya. Pasalnya dari tadi Rayn menundukkan kepalanya.

"Raja memerintahkan hamba untuk tidak melihat wajah anda"

Jawaban Rayn membuat Sanaya memutar bola matanya. Bahkan ada pertengkaran kecil saat Arlo memerintahkannya untuk menjauh dari Rayn. Tapi tentusaja Sanaya yang menang.

"Jika bicara denganku kau bisa menatapku.Mulai sekarang kau orangku jadi hanya aku yang boleh menghukummu, mengerti?"

Perlahan Rayn mengangkat wajahnya dan menatap manik coklat keemasan di depannya.

"Saya mengerti", jawab tegas Rayn

"Apa kau termasuk kaum elite, karna aku yakin kau bukan pelayan disini"

"Ayah saya seorang elder disini tapi dia sudah lama meninggal begitupun dengan ibu. Saya hidup sendirian, beruntung Yang Mulia Raja mengizinkan saya tinggal disini"

"Rajamu itu..orang seperti apa dia?", tanya Sanaya,"Jangan sungkan, katakan saja", lanjutnya

"Yang Mulia..sangat tegas dalam memimpin, ia juga terkenal kejam tapi anda jangan khawatir kami melihat sisi lain dari Raja saat bersama anda"

"Sisi lain?"

"Raja.. terlihat bahagia. maksud saya sebelumnya King tidak pernah tersenyum tapi di dekat anda Yang Mulia selalu tersenyum. Dia sangat mencintai anda, jadi saya harap anda tidak akan meninggalkannya"

"Kau pikir aku akan meninggalkannya?"

"Maaf jika saya tidak sopan. Anda adalah seorang penyihir yang hebat, bukan kaum Worewolf yang bisa merasakan ikatan mate, mudah bagi anda untuk menginggalkan Yang Mulia", ucap Rayn tegas di depan Sanaya,"Anda juga tidak memberitahu identitas anda, jadi saya pikir anda berencana meninggalkan Yang Mulia"

Sanaya menghembuskan napas lelahnya, tebakkan Rayn tepat sasaran. Hembusan angin yang sejuk seakan membelai wajah cantiknya.

Sanaya berdiri dan bersandar di atas tembok semakin menikmati hembusan angin yang segar.

"Ulurkan tanganmu"

Rayn mengulurkan tangannya, Sanaya memberikan sebuah kalung dengan permata biru yang terbuat dari gletser yang ia bekukan.

Rayn mengulurkan tangannya, Sanaya memberikan sebuah kalung dengan permata biru yang terbuat dari gletser yang ia bekukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dark Heart For The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang