Prolog

157 10 2
                                    

"Aku ada, selalu ada. Kapanpun hatimu memerlukan penyangga."

_Couple GG_

"Ger, maaf." Cewek itu menundukkan kepalanya menyesal.

"Lo kenapa sih Na, udahlah jangan ngejar cowok brengsek itu. Tau nggak dia itu punya banyak gebetan dimana-mana." Nada cowok itu meninggi, dia menatap tajam cewek dihadapannya ini.

"Namanya Ezra, Ger. Ezra, bukan cowok brengsek."

"Udahlah siapapun namanya kalo dia nyakitin kenapa masih dipertahanin sih?"

"Tapi gue tadi cuma ngasih bekal sama dia Ger, nggak lebih." Cewek itu mencoba menjelaskan dan mendongak menatap Gerka dengan air mata yang sudah hampir lolos.

"Emang dia makan bekal yang lo kasih Na? Dia makan? Nggak kan ?." Cowok itu meremas rambutnya dan mendesah kasar.

"Emang salah Ger kalo cewek yang berjuang duluan? Gue pengen bahagia Ger. Dan bahagia gue ada di dia." Cewek itu kini berteriak dan menangis memberanikan diri menatap mata tajam cowok itu yang seakan menusuknya dalam-dalam.

Cewek itu mendesah kasar dan memijat pelipisnya pelan, dia terduduk di bangku taman yang memang sudah sangat sepi, pasalnya sekolah sudah bubar satu jam yang lalu.

Gerka tersenyum kecut, ternyata dia salah membiarkan Ghina terlalu dalam mengenal cowok itu. Dia mendengus dan menoleh ke bangku taman. Cewek itu sedang menangis dengan bahu yang naik turun dan menutup matanya dengan kedua tangan. Kemudian dia menghampiri dan ikut duduk.

"Yang salah itu dia Na, ngapain dia kasih harapan ke lo sementara dia sendiri berstatus pacar orang." Gerka membenarkan.

Merasa belum ada sahutan. Gerka menghela napas dan menoleh melihat cewek itu menangis.

"Na, jangan nangis dong, gue nggak suka liat lo nangis." Cowok itu menarik paksa tangan cewek itu yang menutupi mata sembabnya.

Cewek itu masih cemberut dan sesegukan. Dia menatap Gerka dengan datar.

Gerka menghela napas lagi.

"Yaudah deh, terserah lo." Gerka berkata dengan senyum yang sangat terlihat dipaksakan.

"Beneran?" Raut wajah cewek itu terlihat berseri-seri seketika. Dia menghapus air matanya cepat-cepat.

"Iya." Dengan malas Gerka menyahuti, dia malas memperjelas lagi.

"Jadi gue boleh nyoba deket sama dia lagi? Boleh??" Cewek itu menggoyangkan lengan Gerka meminta jawaban.

"Iya Na, asal lo jangan terkesan ngejar cowok itu lagi" cowok itu tersenyum tipis dan mengusap kepala cewek itu dengan sayang.

Cewek itu berlonjak riang. Dan memeluk lengan Gerka dengan senyum berseri-seri. Sementara Gerka hanya tersenyum kecut menanggapi. Cewek itu begitu senang hanya karena bisa dekat lagi dengan Ezra.

Gerka mendengus lagi. Kemudian mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya. Membuka sebuah aplikasi game kesukaannya.

"Eh iya, bukannya lo ada kerja kelompok ya Ger, hari ini." Cewek itu langsung bangun dari pelukan Gerka, dan mengernyit heran.

GERKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang