BAGIAN TIGA: Tembak !

29 3 0
                                    


"Kamu adalah satu alasan dalam setiap gurat senyum sekaligus air mataku."

***

"Lo ngapain sih dek?, tumben-tumbenan pegang tepung, gula, coklat, apalagi tuh?" Rina bertanya dengan nada kepo terserat di dalamnya.

"Emang kenapa? Salah?"
Biasanya Gerka paling anti dengan yang begituan. Tapi sekarang, cowok itu mengenakan apron dan menuangkan tepung kedalam mixer.

"Nggak juga sih, tapi ini lo mau bikin apa sih? Dari tadi gue liat lo bolak-balikin halaman buku resep aja."

"Bikin kue, kan besok Ghina ultah." Jawab Gerka singkat lalu menarik senyumnya.

"Oh, kenapa nggak beli aja? Repot banget buatin kayaknya." Rina manggut-manggut mengerti, dan menawarkan kenapa tidak membeli saja, toh murah juga.

"Pengen buat sendiri, dibumbuin pake cinta." Gerka mencampurkan gula kedalam mixer antusias, sesekali melirik buku resep yang ia biarkan terbuka.

"Dasar budak cinta, buka mata dek, nggak guna tau! Lo nggak pernah ngungkapin perasaan lo ke dia. Dia mana tau lo suka sama dia?" Rina menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Udahlah Kak, gausah sok nasehatin deh. Urusin aja noh Si Rengga." Gerka menyahut dengan ketus, sambil mulai mengaduk adonan yang dibuatnya.

"Yee, dibilangin malah gitu, patah hati baru tau rasa lo!" Rina menunjuk muka Gerka dan menyipitkan matanya serius.

"Dih, nyumpahin!" Gerka mendengus dan menepis telunjuk Rina dari hadapan wajahnya.

"Ck, kalo lo patah hati, gue gak mau tahu ya." Rina melengos meninggalkan Gerka yang sangat keras kepala.

"Whatever." Gerka mengangkat bahu acuh lalu melanjutkan niatnya untuk membuat kue.

***


Ghina POV

Sore itu sepulang sekolah, Ghina berada di rumah Sarah. Rutinitas mereka setiap hari. Terkadang Sarah yang kerumah Ghina, begitu pula sebaliknya.

"Sar, lo tau nggak? gue deg-degan banget sumpah." Heboh Ghina tiba-tiba, dia melihat ponsel nya dengan senyum yang merekah.

Melihat itu, Sarah yang sedang fokus ngemil popcorn sambil menonton upin-ipin menghentikan pandangannya dan menoleh heran.

"Apaan dah? Heboh banget sih lo." Sarah melirik sekilas lalu membuang pandangannya acuh. Memilih menonton upin-ipin, kartun kesayangannya.

"Lo pasti nggak percaya? Ezra ngajak gue jalan besok Sarrrr!!!" Ghina berteriak dan mengguncang-guncang tubuh Sarah meminta perhatian.

"Emang kenapa kalo dia ngajak jalan?" Sarah menyahut malas tanpa mengalihkan pandangannya ke televisi. Sahabatnya itu benar-benar lebay dan baperan akut.

"Kok kenapa sih? Besok kan gue ultah Sarrr.. kali aja dia ngasih kejutan ke gue, terus gue ditembak... terus disaksiin sama anak-anak.. terus --- "

"Stop, ngayal lo ketinggian Na, kalo nggak sesuai ekspetasi lo gimana coba?" Kini Sarah menoleh dan menatap serius Ghina, sahabatnya ini terlalu percaya diri. Dan itu sangat tidak baik untuk hatinya.

Ghina mendongak, menghentikan sejenak kesibukannya membalas chat dari Ezra.

"Gue bakal kejar dia kemanapun selama gue mampu Sar." Ghina membalas dengan tatapan serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GERKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang